Pipiet Tri Noorastuti, Sandy Adam Mahaputra | Jum'at, 11 Maret 2011, 07:03 WIB
VIVAnews - Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait isu reshuffle dan koalisi mengundang spekulasi, terutama menyangkut nasib PKS. Hingga kini, dari seluruh partai koalisi, hanya PKS yang belum bertemu Presiden membicarakan kelangsungan koalisi.
Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, melihat pidato SBY sebagai ajakan untuk membangun komitmen koalisi yang lebih kuat dengan politik santun. Termasuk dengan Golkar dan PKS yang sempat dianggap melanggar komitmen koalisi saat voting Hak Angket Mafia Perpajakan.
Menurutnya apa yang sudah terjadi saat ini, bisa menjadi pembelajaran bagi Golkar dan PKS agar lebih mendukung pemerintahan. “Ini semua kemurahan hati dari Partai Demokrat dan Pak SBY,” kata Ruhut.
Ruhut mengungkap sinyal bahwa PKS bisa jadi bernasib sama dengan Partai Golkar yang sepakat bertahan di koalisi melalui komitmen ulang. “Wajar kalau awalnya Partai Demokrat kesal , tapi itulah Pak SBY lebih mementingkan kepentingan rakyat ketimbang masalah kepentingan politik semata,” kata Ruhut.
Lalu Presiden akan memanggil PKS? “Pak SBY tidak mau memanggil tanpa mendapatkan informasi yang sifatnya sepihak, jika sudah lengkap informasinya tentu akan langsung dipanggil,” kata dia.
Mendengar pidato Presiden, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Bidang Informasi, Mahfudz Siddiq, juga semakin optimistis tak terdepak dari koalisi dan kabinet.
“Kalau pun memang ada reshuffle menteri itu berdasarkan pada kinerja bukan karena latar belakang partai menteri itu berasal,” ujarnya. “Kalau berlatar belakang karena hak angket pajak, tentunya itu tidak fair.”
Namun, pihaknya mengaku saat ini masih menunggu adanya komunikasi langsung antara PKS dengan Presiden SBY. “Posisi kami hanya menunggu, semoga hasil pertemuan itu nantinya ada komunikasi yang lebih baik untuk membangun komitmen yang lebih baik,” jelas Mahfudz. (adi)
2 comments:
SURAT KEPADA SBY (BAGIAN-2)
Assalamu'alaikum
Yth Pak SBY...
Kami bagian para pecinta da'wah. Mendambakan bangsa ini mengenal dan mencintai Allah mereka. Berharap sangat Islam jadi rahmat negeri ini. Terobsesi, Muhammad SAW, jadi teladan dari pemimpin hingga rakyat jelata.
Untuk itu, kami titipkan beban amanah kepada PKS : berda'wah dengan dan di lingkungan kekuasaan. Da'wah yang bukan semata kecakapan verbal, tapi meliputi akhlak pergaulan, kejujuran dan prestasi kerja, saling tolong, memberi nasehat dalam rangka mensejahterakan negeri.
PKS bukan partai sempurna. Tapi mereka bereksperimen mewujudkan wacana islam, jadi rahmat alam. Bersedia menerima beban amanah da'wah, hingga sepanjang hayat dikandung badan.
Sebagai manusia yang bergaul dan bersinggungan dengan kekuasaan, mereka tentu tak luput dari kealpaan. Yang terkadang digambarkan secara ekstrem : "mereka itu merasa dekat dengan surga, padahal perilaku mereka bak preman..."
Yth Pak SBY...
Kami akan berterima kasih, sekiranya Bapak melakukan evaluasi kepada PKS. Manakala mereka dalam kondisi alpa terus menerus dari misi da'wah mereka.
Kami akan menyampaikan hormat kami, ketika bapak mumutuskan untuk meminggirkan PKS dari panggung kekuasaan. Saat mereka melanggar apa yang mereka da'wahkan.
Yth Pak SBY...
Namun Allah akan menggelorakan kecintaan hati kami kepada PKS, sekiranya mereka diminta mundur dari kekuasaan. Lantaran bapak merasa terusik atas nasehat-nasehat da'wah mereka. Sehingga bapak tak nyenyak tidur.
Kami kuatir, Allah akan segera membuka aurat bapak didepan publik. Dan bapak tak tentram sepanjang kekuasaan bapak. Persis seperti pralambang :
"..tan tinoleh sinjang kemben.."
yang digambarkan dalam kitab Musarror Joyoboyo, gubahan Sunan Giri III.
Yaitu kelak negeri ini pemimpinnya tak tenang hidupnya, seibarat perempuan yang selalu menoleh saat mengenakan kain kemban (karena merasa takut diintip auratnya).
Begitulah watak buah Pohon Khuldi kekuasaan. Iblis mempromosikan : Bapak akan terjamin rizkinya tujuh turunan, dan kekuasaan bapak akan langgeng. Namun faktanya : Surga ketrentaman akan hilang dari hati Bapak, dan aurat bapak akan segera terbuka.
Yth Pak SBY...
Perbaikilah komunikasi dengan da'wah PKS. Abaikan nasehat-nasehat sesat pembantu bapak. Terimalah tawaran untuk memimpin da'wah Islam ini. Berhentilah memakan buah Pohon Khuldi....
....
Ruhut: "Jika PKS Koalisi, Tanda SBY Murah Hati"
Comment :
Sekjen Gerindra: "Angket Mafia Pajak, Sedekah Politik buat Demokrat"
Rakyat Merdeka, 12/03/11.
he.he..he...
Post a Comment