Pipiet Tri Noorastuti, Sandy Adam Mahaputra | Rabu, 9 Maret 2011, 05:52 WIB
VIVAnews - Hampir semua pimpinan partai koalisi sudah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belum mendapat undangan untuk membicarakan perkembangan dinamika politik terkini.
Wakil Sekretaris Jenderal PKS Bidang Informasi, Mahfudz Siddiq, mengatakan masih menunggu panggilan Presiden Yudhoyono terkait persoalan koalisi. “Pemimpin PKS masih menunggu, belum tahu kapan akan dipanggil. Yang jelas kami siap apapun keputusan Presiden,” ujar Mahfudz, Selasa malam, 8 Maret 2011.
Terlepas dari itu, Mahfudz sangat optimistis bahwa Presiden Yudhoyono tidak akan melepas PKS dari koalisi dan mengeluarkan menteri asal PKS dari kabinet. "Kami yakin tidak akan dikeluarkan, karena saya yakin reshuffle itu dihembuskan jajaran elit Partai Demokrat yang terus mendesak," ujarnya.
Mahfudz bercermin dari hasil pertemuan antara Presiden Yudhoyono dan Ketua Umum Aburizal Bakrie, kemarin, yang tak membahas soal perombakan kabinet. Pertemuan hanya fokus membicarakan perbaikan koalisi. “Tapi semua kami serahkan ke Presiden, apapun keputusannya kami terima,” ujarnya.
Isu perombakan kabinet mencuat tak lama sesudah Angket Mafia Perpajakan kandas. 1 Maret lalu, Presiden menegaskan akan menata ulang koalisi. Presiden juga menyebut ada satu atau dua partai koalisi yang melanggar komitmen.
Bagi Presiden, koalisi bukan hanya di eksekutif tapi juga di bidang legislatif. "Ini tertulis, tersurat, bukan hanya tersirat dalam nota kesepahaman yang kami tanda tangani," kata SBY dalam jumpa pers di Kantor Presiden, kala itu.
Pernyataan Presiden itu kemudian yang ditafsirkan sebagai isyarat perombakan kabinet. Tafsir itu menguat setelah sejumlah politisi Demokrat ramai memberi pernyataan tentang partai politik yang mungkin terpental dari kabinet dan partai di luar koalisi yang mungkin masuk kabinet.
No comments:
Post a Comment