Oleh: Santi Andriani
Nasional - Rabu, 9 Maret 2011 | 23:59 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Meski menjadi partai berkuasa, Partai Demokrat pun tak luput dari kelemahan. Diantaranya, yaitu Demokrat dianggap kurang mampu membaca pikiran lawan politiknya sehingga lebih banyak dirongrong bahkan oleh anggota koalisinya sendiri.
"Politik itu perang isu, bukan perang media, inilah yang kurang dari PD, bagaimana seharusnya ia mampu membaca pikiran lawan. Lalu isu apa yang harus dikeluarkan untuk melawan," tandas Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit di Jakarta, Rabu (9/3/2011).
Partai Demokrat, lanjut Arbi, sebaliknya lebih suka menggunakan media untuk menyampaikan reaksinya menanggapi manuver-manuver politik dari lawannya. Padahal sebagai partai berkuasa, seharusnya, PD lebih banyak memiliki kesempatan untuk terlebih dahulu melakukan manuver politik ketimbang hanya menjadi partai yang bereaksi.
Akibatnya, PD dan juga pemerintahan SBY-Boediono tidak berhenti mendapat rongrongan bahkan oleh anggota koalisinya sendiri yang seharusnya mendukung pemerintahan berkuasa. [mah]
1 comment:
Bagaimana Iblis Mengoyak Tali Silaturrahmi Koalisi ?
Pertama : Barangkali Anggota Koalisi "memakan buah dari Pohon Khuldi" bank Century. Sehingga aurat anggota koalisi hampir terbuka dan dipermalukan oposisi.
Bukannya kompak bertobat dan minta ampun kepada Allah. Malah saling berseberangan jalan, menyelamatkan muka dan menutup aurat masing-masing.
Kedua : Barangkali Api amarah pemimpin koalisi jadi bahan iblis dorong dia balas dendam. Karena sebelumnya aurat dia ditertawakan oposisi...
Mulailah melakukan operasi politiknya :
Salah satu kader anggota koalisi, berhasil dia penjarakan dalam kasus bank century.
Pemimpin KPK difitnah bunuh orang. Sehingga dia dipenjara. efeknya, bikin jeri pimpinan KPK lainnya. Sehingga tak berani teruskan kasus bank century.
Menangkap keroco mafia pajak, untuk mengungkap kasus pajak perusahaan milik ketua salah satu anggota koalisi cerdik diantara yang lainnya.
Dia mendorong KPK penjarakan kader anggota koalisi dan oposisi dalam kasus Gratifikasi pemilihan anggota dewan gubernur BI.
Ketiga : Api amarah selalu mendorong balas dendam, namun kurang perhitungan.
Momen hak angket pajak, dianggap waktu yang tepat untuk menceraikan dua anggota koalisi. Merampas kursi menterinya, dan menggantikan dengan calon anggota koalisi baru dari kalangan oposisi.
Rupanya calon anggota koalisi baru dari partai kecil punya permintaan berat : menduduki kursi menteri yang ada "Pohon Khuldi" yang sangat besar. Yang buahnya dikira bakal jadi sumber memenangkan pemilu 2014.
Sedangkan partai besar oposisi yang diharapkan menjadi anggota pengganti koalisi, cukup punya martabat untuk berpindah jadi koalisi.
Tertawalah dua anggota koalisi yang hendak diusir itu.
Dan begitulah Iblis mempermainkan perasaan anak-anak Adam As. Yang sedang memiliki kekuatan memimpin negeri ini.
Semoga Allah Sang Pengasih, menunjukkan jalan pengampunan-Nya. Agar negeri ini berkah kembali...
Post a Comment