Thursday, March 10, 2011

Partai Demokrat Kurang Canggih Bermanuver

Nasional - Rabu, 9 Maret 2011 | 20:25 WIB


Pengamat Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Muchtar

INILAH.COM, Jakarta - Menurut Pengamat Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Muchtar Partai Demokrat seolah tunduk terhadap kekuasaan Partai Golkar.

"Hal itu sudah terlihat seperti ketika Ketua Umum Golkar (Aburizal Bakrie) ditemui oleh Dewan Pembina Demokrat (Susilo Bambang Yudhoyono). Tidak seharusnya Ketua Dewan Pembina, harus equal saja, Ketua Umum juga harus ditemui oleh Ketua Umum, ini seperti menunjukkan kalau PD tunduk dengan Golkar," tandas Zainal di Jakarta, Rabu (9/3/2011).

Zainal pun berpendapat, Partai Demokrat tidak mampu membaca pikiran politik lawannya sehingga selalu dijadikan bulan-bulanan. "Jangan-jangan benar apa yang dikatakan bahwa PD tidak mampu bermanuver politik," tandas Zainal.

Menanggapi itu, Ketua DPP PD, Didi Irawady hanya menganggap penilaian itu sebagai kritikan sekaligus masukan bagi Parta Demokrat. Namun dia membantah jika PD dinilai tidak mampu melawan isu politik yang disampaikan lawannya.

Menurut dia, dalam berpolitik, PD tetap harus mengedepankan asas berpolitik yang santun dan beretika. [mah

4 comments:

Anonymous said...

Posted ini, boleh dihapus. Jika SBY besok minta PKS tetap dikoalisi dan tanpa mengurangi jatah portofolio mentri.

Biar demokrat gak sakit hati...

Anonymous said...

DA'WAH PKS DIPANGGUNG KEKUASAAN (BAGIAN-1)

Da'wah adalah beban amanah kepada sobat kami PKS. Da'wah dilingkungan kekuasaan, dan da'wah dengan kekuasaan.

Kami percaya, sobat kami dijajaran DPP, anggota legislatif dan para menteri PKS, punya bekal yang cukup. Bagaimana cakap dalam da'wah. Dan punya jam terbang tinggi dalam berda'wah.

Itulah sebabnya, kami mempercayakan kepada sobat kami PKS, berda'wah dipanggung kekuasaan.

-----

Dua tahun berlalu sejak 2009. Berita yang sering kami dengar : pertengkaran dilingkungan kekuasaan. Mitra koalisi merasa tak punya harmoni dengan PKS. Apa yang terjadi ? Bagaimana nasib da'wah sobat kami PKS ?

Seolah sulit mendapatkan simpatik para mitra koalisi. Sekiranya mereka merasa besar kepala dan sombong dengan kekuasaan. Itu sudah pasti.

"Kalla, innal insaana laayathghaa. Arra ahus taghna.."

Tapi, janganlah sobat kami PKS selalu melihat kelemahan objek da'wahnya. Bukankah PKS telah ditunjuki Allah SWT, pengalaman para nabi-nabi dalam berda'wah ?

Berda'wah dari pinggir kekuasaan, sebagaimana pengalaman Ibrahim As dan Musa As ? Berda'wah didalam kekuasaan yang bukan Islam sebagaimana Yusuf As ? Berda'wah dengan kekuasaan penuh sebagaimana Daud As, Sulaiman As dan Iskandar Zulqarnain As serta Muhammad SAW ?

Bukankah sobat kami PKS telah paham bagaimana jalan keshalehan sosial ? mendapatkan qaulan tsaqiila ? meraih ketajaman bashirah ? keluhuran akhlaq islam dalam pergaulan ? dan kearifan yang diterima budaya
lokal ?

-----

Dalam bayangan kami, sumber ketidak-harmonisan pertama dengan mitra koalisi PKS adalah : sumber dana kampanye capres yang diterima PKS, yang dikemudian hari ternyata diketahui dana itu milik publik, bukan murni dari kocek capres atau partainya.

Mungkin Sobat kami PKS pada waktu itu tersilap mata, sehingga menyangka semua yang berkilau adalah emas. Lupa menanyakan kehalalan sumber dana kampanye tersebut.

Setelah masalah ini dibawa kepanggung DPR oleh oposisi, inilah "blunder" pertama da'wah PKS. Sobat kami di PKS seperti kakek kita Adam As sehabis memakan buah pohon khuldi : terbuka auratnya dan berlarian kesana-kemari, panik mencari penutup aurat. Saking paniknya, lupa menjaga keharmonisan dengan mitra koalisinya.

Padahal Allah kita menanti dengan Kesabaran-Nya, jalan taubat yang hendak ditempuh sobat kami PKS. Dan memberi contoh kebaikan kepada mitra koalisi.

Dalam bayangan kami, sekiranya sejarah dapat diputar kembali. Kami lebih senang sekiranya PKS mengumpulkan mitra koalisi, duduk dalam sebuah majlis. Menanyakan kepada Presiden terpilih dan partainya: benarkah dana tersebut sebagaimana disangkakan oposisi ?

Sekiranya benar, PKS berjanji akan mengembalikannya dalam beberapa waktu kedepan. Dan PKS berharap anggota koalisi lainnya, mengambil langkah yang sama. Demi keberkahan koalisi dalam memimpin negeri.

Dan PKS bersedia bersama mitra koalisi untuk menutup aib (aurat) ini di DPR.

Seruan PKS ini lebih terasa simpatik dan akan berhasil merangkul hati para mitra koalisi. Sehingga keharmonisan terjaga, dan da'wah sobat kami PKS lebih mengena.

Kemudian Allah menerima taubah PKS. Dia Sang Penyayang, membukakan hati 500 ribu kadernya untuk mengumpulkan receh Rp. 500 sehari. Dan dalam tiga tahun PKS dapat mengembalikan uang tersebut.

-----

Semoga ini, imajinasi seorang simpatin PKS. Yang prihatin atas ketidak-harmonisan barisan koalisi PKS. Sehingga kuatir akan nasib da'wah PKS dilingkungan kekuasaan.

Anonymous said...

JUDHOYONO 'ABUSED of POWER, The Age - Australian

-----

Wah...cepat sekali, setan asing membuka aurat Pak SBY. Apakah agenda Asing untuk menyingkirkan PKS dari panggung Eksekutif, yang tak diindahkan Pak SBY.

Menyebabkan Aurat Pak SBY ditelanjangi sedemikian rupa oleh
Asing dan para antek-antek tengiknya di negeri ini ?

Yang tanda-tandanya, cara berkomunikasi Demokrat yang menjadikan Ulil Absar, sebagai jubir yang berkoar untuk menggusur PKS ?

Di titik ini, PKS perlu kasihani Pak SBY dan Demokrat. Kawal mereka sampai 2014.

Anonymous said...

SURAT KEPADA SBY (BAGIAN-2)

Assalamu'alaikum

Yth Pak SBY...

Kami adalah orang-orang yang mencintai da'wah. Mendambakan bangsa ini mengenal dan mencintai Allah mereka. Berharap sangat agar Islam menjadi rahmat bagi negeri ini. Terobsesi supaya Muhammad SAW, menjadi teladan dari pemimpin sampai rakyat jelata.

Untuk itu, kami menitipkan beban amanah kepada PKS : berda'wah dengan dan di lingkungan kekuasaan. Da'wah yang bukan semata verbal, tapi meliputi akhlak pergaulan, kejujuran kerja, saling tolong, memberi nasehat dalam rangka mensejahterakan negeri.

PKS bukan partai sempurna. Tapi mereka coba sempurnakan keislaman mereka. Bersedia menerima beban amanah da'wah, hingga sepanjang hayat dikandung badan.

Sebagai manusia yang bergaul dan bersinggungan dengan kekuasaan, mereka tentu tak luput dari kealpaan. Yang terkadang digambarkan secara ekstrem : "mereka itu merasa dekat dengan surga, padahal perilaku mereka bak preman..."

Yth Pak SBY...

Kami akan berterima kasih, sekiranya Bapak melakukan evaluasi kepada PKS. Manakala mereka dalam kondisi alpa terus menerus dari misi da'wah mereka.

Kami akan menyampaikan hormat kami, ketika bapak mumutuskan untuk meminggirkan PKS dari panggung kekuasaan. Saat mereka melanggar apa yang mereka da'wahkan.

Yth Pak SBY...

Namun Allah akan menggelorakan kecintaan hati kami kepada PKS, sekiranya mereka diminta mundur dari kekuasaan. Lantaran bapak merasa terusik atas nasehat-nasehat da'wah mereka. Sehingga bapak tak nyenyak tidur.

Kami kuatir, Allah akan segera membuka aurat bapak didepan publik. Dan bapak tak tentram sepanjang kekuasaan bapak. Persis seperti pralambang :

"..tan tinoleh sinjang kemben.."
yang digambarkan dalam kitab Musarror Joyoboyo, gubahan Sunan Giri III.

Yaitu kelak negeri ini pemimpinnya tak tenang hidupnya, seibarat perempuan yang selalu menoleh saat mengenakan kain kemban (karena merasa takut diintip auratnya).

Begitulah watak buah Pohon Khuldi kekuasaan. Iblis mempromosikan : Bapak akan terjamin rizkinya tujuh turunan, dan kekuasaan bapak akan langgeng. Namun faktanya : Surga ketrentaman akan hilang dari hati Bapak, dan aurat bapak akan segera terbuka.

Yth Pak SBY...

Perbaikilah komunikasi dengan da'wah PKS. Abaikan nasehat-nasehat sesat pembantu bapak. Terimalah tawaran untuk memimpin da'wah Islam ini. Berhentilah memakan buah Pohon Khuldi....

....