Friday, March 11, 2011

Inilah Politisi Demokrat yang Desak Reshuffle Kabinet. Dasar Pembohong!

Jumat, 11 Mar 2011 09:19 WIB

JAKARTA, RIMANEWS - Berbagai kalangan menilai sejumlah elit Partai Demokrat telah dengan sengaja menekan Presiden SBY melakukan reshuffle kabinet, khususnya mencopot menteri-menteri PKS.

Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa seperti dipaksa untuk melakukan reshuffle kabinet. Hal tersebut disampaikan saat memberikan pidato sambutan dalam sidang kabinet tentang bidang Polhukam di Kantor Presiden, Kamis (10/3/2011).

"Seolah-olah saya dipaksa, diharuskan di dikte untuk segera melaksanakan reshuffle dan kemudian apa yang saya dengarkan, ada yang mengatakan kenapa lamban," jelas Presiden.

Siapa saja elit-elit Demokrat tersebut? Berikut ini adalah pernyataan para elit Demokrat yang terkesan memaksa Presiden SBY mereshuffle kabinet.

1. Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Intinya, kalau ada menteri yang tidak mungkin lagi disuntik atau diinjeksi energi baru untuk meningkatkan kinerjanya, ya untuk kebaikan pemerintah dan kebaikan bangsa serta untuk kebaikan pelayanan kepada rakyat, ya, kan, lebih bagus (menteri) itu disegarkan (diganti)," tandas Anas, Minggu (9/1/2010).

2. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan.
"Sebelum mengambil keputusan harus dianalisa. Untuk melakukan analisa harus dikonfirmasi kembali. Partai koalisi masih komited nggak. Kita tunggu aja. Kita nggak tahu. Tapi secepatnya. Mungkin dalam waktu dekat," tandas Syarif, Rabu (2/3/2011).

3. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Sutan Bhatoegana.

"Langkah ini (reshuffle) perlu dilakukan secepat mungkin. Meski itu hak prerogatif Presiden. Tapi saya sepakat dipercepat agar tidak ramai terus. Menurut saya kalau sudah diberikan kesempatan, tapi masih seperti itu juga, ini kan perlu untuk dirombak. Katakanlah perubahan secara terbatas. Kan ini sudah pernah dilakukan SBY dalam KIB I. Sampai tiga kali reshuffle, kan kinerjanya jauh lebih baik. Buktinya apa, beliau terpilih kembali " ujar Sutan, Senin (7/1/2011).

4. Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustopa.

"Sepertinya reshuffle kabinet semakin dekat," ujar Wasekjen DPP PD, Saan Mustopa, Rabu (2/2/2011).

5. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok.
"Insya Allah, perombakan akan dilakukan dalam 1-2 hari atau 1-2 minggu ini dengan penataan ulang yang signifikan," kata Mubarok, Selasa (8/3/2011).

6. Ketua Departemen Keuangan Partai Demokrat M Ikhsan Modjo.

"Kami menilai dua menteri dari PKS, yakni Menteri Pertanian dan Menteri Kominfo memiliki kinerja yang kurang baik. Evaluasi terhadap anggota koalisi bisa dilakukan dengan me-reshuffle dua menteri dari PKS, yakni Menteri Pertanian dan Menteri Kominfo" kata Muhammad Ikhsan Modjo, Senin (28/2/2011).

7. Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla.
"Dalam satu-dua minggu ini. Waktu sudah mendesak untuk reshuffle, time for reshuffle adalah saat ini. Kami memberikan dukungan politik dan moral kepada Presiden Yudhoyono agar segera melakukan reshuffle," kata Ulil, Senin (28/2/2011).

8. Sekretaris Departemen HAM Partai Demokrat Rachland Nashidik.

"Kami ingin secepatnya diadakan reshuffle kabinet untuk memastikan kebijakan publik berjalan dengan baik," ujar Rachland, Senin (28/2/2011).

9. Ketua Divisi Humas Partai Demokrat Ruhut Sitompul.

"Pidato Pak SBY itu sudah sangat tepat, bapak dengan tegas mengatakan ada etika berpolitik yang merujuk pada kesepakatan koalisi. Reshuffle semakin dekat, tapi mungkin bertahap," kata Ruhut, Selasa, (1/3/2011).

"Taruh dimana muka kita jika tidak terjadi reshuffle kabinet," kata Ruhut, beberapa hari lalu.

Partai Demokrat Pembohong

Politisi partai Gerindra Desmon Junaidi Mahesa mengatakan Partai Gerindra putus asa dan memilih untuk tidak lagi percaya pada SBY.

“Mengapa kami harus berharap lagi pada SBY dan tawarannya. Masa kita percaya dengan orang yang plintat-plintut?” kata politisi partai Gerindra Desmon Junaidi Mahesa, Selasa (8/3/2011).

Menurut Desmon, Bola Reshuffle sudah berada di tangan SBY. SBY tinggal menendangnya.

Namun, keraguan berlebihan SBY menyebabkan Gerindra tidak bisa memahami semua keinginan Demokrat untuk berkoalisi dengan Gerindra. “Kalau mau reshuffle sekarang, secepatnya. Jangan menunggu-nunggu,” tegasnya.

Dengan demikian, kata Desmon, Gerindra merasa semua keputusan soal berkoalisi dan tawaran menteri telah usai. Gerindra sudah tenang dan tidak lagi melakukan konsolidasi internal berlebihan untuk bahas soal koalisi dengan Demokrat.

“Sudah tidak ada lagi pertemuan-pertemuan internal. Sudah selesai. Bagi kami, Demokrat itu pembohong,” ujarnya.(inil/ian)

6 comments:

Anonymous said...

YUDHOYONO 'ABUSED POWER'
The Age Newspaper, 11/03/11, Australia

-----

Wah...cepat sekali, Setan Asing membuka aurat Pak SBY. Apa yang diinginkan Pihak Asing ? Apakah menyingkirkan PKS dari panggung Eksekutif, salah satu agenda mendesaknya ?

Dimana hal ini tak diindahkan Pak SBY ? Sehingga, hari ini aurat Pak SBY ditelanjangi sedemikian rupa oleh Pihak Asing dan digemakan para antek tengiknya di dalam negeri ?

Bukankah dengan menjadikan Ulil Absar, sebagai jubir yang berkoar untuk menggusur PKS. Sebagai sinyal dari Demokrat : adanya agenda asing tersembunyi dibalik dorongan paksa resuffle Pak SBY ?

( barangkali, bisa dibaca keberadaan Ulil Absar, sebagai "orang titipan" pihak asing dijajaran ketua Demokrat )

Di titik ini, PKS perlu berbelas-kasih kepada Pak SBY. Partai Demokrat yang dibesarkannya, telah bergandeng tangan dengan Pihak Asing, menjerumuskan Pak SBY kedalam kesulitan.

Kawal Pak SBY sampai 2014. Sambil dinasehati : berhentilah memakan buah pohon khuldi kekuasaan. Agar aurat beliau tak terus terbuka...

Anonymous said...

Katanya koalisi sama SBY kenapa kalian partai koalisi kelabakan dengan komentar demokrat..jadi orang jangan prasangka buruk dan pesimis/..Peemerintahan sekarang ini brjiwa besar tak mungkin menyengsarakan rakyatnya,, ingat .. yang namanya koalisi itu partai dengan partai ,buukan p[artai dengan orang,,tuh bambang susatyo bikin sesat partai golkar dimata rakyat,,akhirnya rakyat kurang percaya sama politikus danpartai,,,

Anonymous said...

YUDHOYONO 'ABUSED POWER'
The Age Newspaper, 11/03/11, Australia
( Bagian - 2 )

Kenapa Politisi Demokrat, Semangat dan Bernyali Desak Reshuffle Kabinet ?

Disamping, jengkel & mangkel kepada Golkar dan PKS. Hasrat tersembunyi (namun bikin gaduh panggung politik), merebut kursi menteri. Rupa-rupanya punya backing Pihak Asing. Yang mampu keluarkan jurus sakti, menekan Pak SBY dan memaksa PDI-Perjuangan berkoalisi.

Penolakan PDI-Perjuangan berkoalisi, pembatalan rencana reshuffle Pak SBY, agaknya sangat menjengkelkan pihak asing.

Maka keluarlah jurus mabuk Pihak Asing. "The Age", koran Australia yang mau bangkrut, dibayar untuk membuka data sumir wikileaks tentang Pak SBY & istrinya. Dan berita miring Taufik Kiemas, suami ketua PDI-Perjuangan.

Apakah amarah dan syahwat Elit Demokrat (menduduki kursi menteri) tak memperhitungkan implikasi ini ? Sampai Pak SBY ditelanjangi auratnya didepan rakyat negeri ini ?

Untungnya, pada saat yang sama, di Jepang terjadi gempa hebat dan tsunami. Sehingga isu koran "The Age" agak tertutup.

Anonymous said...

“Sudah tidak ada lagi pertemuan-pertemuan internal. Sudah selesai. Bagi kami, Demokrat itu pembohong,” ujarnya (Desmon J Mahesa, Gerindra)

Comment :

nah, ketahuan deh...
sebelum angket mafia pajak dibawa ke paripurna DPR, sudah ada deal dengan Demokrat.

Barangkali dalam pengantarnya Demokrat, meyakinkan bahwa : sudah dapat dukungan "Majikan Asing" untuk rombak koalisi. PDI-Perjuangan pasti akan ikut. Dan SBY tak ada pilihan.

Dan Gerindra akan dapat 1 atau 2 menteri.

Akhirnya....
"...Demokrat itu Pembohong", kata Desmon.

fahwan azumi said...

Ustadz... Ikhwanul Muslimin insy bikin TV bulan April...
kapan kita punya media yang menyejukkan hati, adil, berimbang, dan memperjuangkan suara ummat!! bosan kami ditipu dan dikerjain media di negeri ini..... hayo kalo perlu kita galang dana kenclengan!!! BISA!

Anonymous said...

Fahwan Azumi : "Ustadz... Ikhwanul Muslimin insy bikin TV bulan April..."

Comment :

Kalo terlalu sulit,
mulailah dari buletin jum'at
dan da'wah dikalangan mahasiswa Jurnalistik, multimedia, media tv...