Tuesday, March 22, 2011

PKS Kaji 'Permainan' Dibalik Sikap Yusuf

Antique, Mohammad Adam | Senin, 21 Maret 2011, 19:15 WIB

VIVAnews - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq mengaku partainya tidak mempermasalahkan tindakan Yusuf Supendi yang melaporkan para petinggi PKS ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sebab, menurut Mahfudz, partainya tidak melarang mantan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Yusuf Supendi membuat aduan-aduan, termasuk ke KPK.
"Selama ini, baik DPP maupun fraksi kan tidak melarang. Ya, silakan saja," ujar Mahfudz di DPR, Jakarta, Senin 21 maret 2011.

Seperti diketahui, petinggi PKS yang dilaporkan ke KPK adalah Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, Presiden PKS Luthfi Hasan, Sekjen PKS Anis Matta dan Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq. Laporan Yusuf terkait dugaan penggelapan dana pilkada DKI oleh Anis Matta dan penerimaan dana dari negara asing yakni Timur Tengah untuk partai.

Mahfudz melanjutkan, PKS sedang mengkaji apakah memang ada permainan tertentu dari semua yang disampaikan Yusuf Supendi. Namun, dalam hal itu yang diserahkan untuk mengkaji adalah fraksi.

"Sekarang fraksi sedang mengkaji semua pernyataan-pernyataan dia (Yusuf) yang sudah disampaikan, baik ke Badan Kehormatan, ke KPK, dan statement dia di tempat lainnya," kata Mahfudz.

Nantinya, kata Mahfudz, fraksi pula yang akan menentukan langkah apa yang akan dilakukan terhadap Yusuf Supendi. "Opsi-opsi respon yang akan dilakukan seperti apa, apakah opsi langkah hukum atau tidak, ya macam-macamlah," ujarnya. (umi)

8 comments:

Aba Tamam said...

teruskan menulis spy km mendapat pencerahan cr berfikir ketika menghadapi problem dan menghadapi fitnah dari sekitar aik itu obyek dakwa ato handai taulan yg diharap mendapat sentuhan dakwah ini

Anonymous said...

KASUS YUSUF SUPENDI : PILIHLAH JALAN TAUBAT !

Assalamu'alaikum

Tak dipilihnya jalan MUBAHALAH, mengindikasikan : masing-masing pihak punya kesalahan, disamping klaim kebenaran didepan publik. Indikasi lainnya, hasrat kekuasaan sudah men-sibghah hati mereka. Sehingga syariat Islam tak jadi prioritas, selesaikan masalah.

Jalan TAUBAT hendaknya jadi pilihan. Kisah kakek kita Adam As, mengajarkan bagaimana mengelola "terbukanya aurat". Pertama, terbukanya aurat disebabkan adanya pelanggaran syari'at. Yang berlaku untuk Adam As saat disurga : jangan dekati pohon itu (Khuldi).

Kedua, setelah terbukanya aurat, Adam As berusaha menutupinya (dengan daun surga). Ketiga, menerima pengusiran dari surga dan keempat, memohon ditunjuki Allah : jalan TAUBAT.

----

Pertama, hendaknya para juru da'wah yang sekarang menjadi politisi dan penguasa struktural PKS, berupaya instrospeksi. Adakah pelanggaran syari'at, selama kiprah da'wah dipanggung kekuasaan ?

Mengapa Allah - Raja Khairul Maakiriin - datangkan Yusuf Supendi, yang siap menelanjangi aurat PKS didepan publik ? Dengan tidak atau adanya permainan lawan politik PKS dibelakangnya ?

Kedua, Juru da'wah PKS saat ini sedang dinaikkan ke panggung, kemudian ditelanjangi auratnya. Supaya dipermalukan didepan publik. Maka carilah "daun surga" untuk tutupi aurat PKS. Yaitu suatu cara untuk menjaga martabat dan kehormatan diri.

Ketiga, bersiaplah hadapi kesulitan hidup diluar "surga Allah". Tempat dimana PKS akan menempuh kesulitan dan bekerja keras mempertahankan hidupnya. Apakah, dengan ini PKS akan berada diluar koalisi ? Wallahu'alam.

Keempat, mintalah ditunjuki Allah, jalan TAUBAT.

"rabbana zolamna anfuusana, wa illam taghfirlana, wa tarhamna, lanakunanna minal khasiriin"

begitulah simpul do'a, yang diajarkan Allah menyelamatkan Adam As didunia ini.

-----

Dengan memilih Jalan TAUBAT, siapa tahu Allah membalikkan tujuan Yusuf Supendi (dan permainan lawan politik PKS) mempermalukan PKS dipanggung politik. Menjadi panggung pertunjukkan : Kecerdasan PKS, ketenangan dan kesantunan, kelembutan dan penghormatan PKS kepada gurunya, dan kebaikan-kebaikan PKS lainnya, yang mampu menyedot simpatik Publik.

Dengan Jalan TAUBAT, barangkali Allah ber-Murah Hati, mempertahankan keberadaan PKS lebih lama di negeri ini. Menerima amanah perjuangan agar bangsa ini hidup lebih baik dan berkah.

Duhai, politisi, penguasa struktural dan para juru da'wah PKS perbaikilah tatanan internal PKS. Tinggalkan sikap pragmatisme politik yang mencelakakan. Kembalilah kepada politik da'wah PKS.

Unknown said...

Fitnah bisa terjadi pada siapa sj bahkan pada baginda yang mulia Rasulullah saw...masih ingatkah kita ktk fitnah menimpa ummul mu'minin 'Aisah ra di waktu itu beliau di fitnah berselingkuh dg salah seorang sahabat....sungguh fitnah yang kejam yg menimpa keluarga Rasul yg mulia....fitnah datang tidak melulu krn perbuatan maksiat ,bisa jadi ia datang sbg ujian dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan seseorang....berserah diri dan bertaubat adalah sebuah keniscayaan yg hrs dilakukan dlm setiap tarikan nafas kita ....bertaubat bkn melulu krn sdh melakukan kemaksiatan ..siapapun, dimanapun,dan kapanpun hrs melakukannya

Unknown said...

Fitnah bisa terjadi pada siapa sj bahkan pada baginda yang mulia Rasulullah saw...masih ingatkah kita ktk fitnah menimpa ummul mu'minin 'Aisah ra di waktu itu beliau di fitnah berselingkuh dg salah seorang sahabat....sungguh fitnah yang kejam yg menimpa keluarga Rasul yg mulia....fitnah datang tidak melulu krn perbuatan maksiat ,bisa jadi ia datang sbg ujian dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan seseorang....berserah diri dan bertaubat adalah sebuah keniscayaan yg hrs dilakukan dlm setiap tarikan nafas kita ....bertaubat bkn melulu krn sdh melakukan kemaksiatan ..siapapun, dimanapun,dan kapanpun hrs melakukannya

Anonymous said...

Dalam kitab Aku dan Al-Ikhwan Al-Muslimin Dr. Yusuf Al-Qaradhawi mengutip kisah masa lalu seputar perselisihan jama'ah IM dengan Partai Al Wafd yang hari ini dapat dijadikan pelajaran berharga bagi setiap da'i yg ikhlas berjalan di atas jalan da'wah:

…
Pendukung partai Wafd terus menebar tipu daya terhadap Ikhwan. Hinga
akhirnya mempengaruhi seorang Ikhwan bernama Ustadz Ahmad As-Sukari yang
dikenal memiliki kecenderungan kepada Al-Wafd. As-Sukari menyatakan
diri keluar dari Ikhwan dan berbalik menyerang secara khusus terhadap
pimpinan Ikhwan, Hasan Al-Banna. Harian Al-Wafd menyediakan ruangan
khusus di halaman pertamanya untuk Ahmad As-Sukari yang bertema
“Bagaimana kekeliruan Hasan Al-Banna dalam Dakwah Ikhwanul Muslimin?â€.

Mereka
mengira tulisan-tulisan itu akan memecah barisan Ikhwan dan menyebabkan
sebagian besar Ikhwan keluar mengikuti jejak Ahmad As-Sukari. Namum
kenyataannya, keluarnya As-Sukari dari barisan Ikhwan ibarat menarik
sehelai rambut dari tepung. Tak ada yang menangisi kepergiannya, tak ada
hati yang peduli merindukannya. Para Ikhwan hanya menyayangkan apa yang
ia tulis di media massa tersebut. Ikhwan berusaha menyikapi hal ini
sebagaimana firman Allah SWT:

"Dan apabila mereka mendengar perkataan
yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata:
"Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas
dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil". (Al
Qashash:55)

Ada juga yang mengikuti sikap As-Sukari, tapi itu
sangat sedikit dan sama sekali tidak mempengaruhi sikap Ikhwan yang
lainnya. Hasan Al-Banna sendiri tidak membalas serangan dan kritikan
Ahmad As-Sukari secara khusus. Al-Banna hanya menuliskan sebuah makalah
yang berisi harapan agar perpisahan dirinya dengan As-Sukari dilakukan
dengan baik, tidak melupakan kebaikan masing-masing, tetap menyambung
hubungan baik diantara mereka meski telah berpisah jalan. Al-Banna
mengatakan bahwa dirinya tak ingin masuk ke dalam peperangan itu, dan
menyerahkan semua urusannya kepada Allah SWT, dengan mengutip firman
Allah SWT:

 “Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. bagi kami
amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, tidak ada pertengkaran
antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah
kembali (kita)". (Asy Syura:15)
Catatan :
As-Sukari adalah sekjend sekaligus pendiri Ikhwanul Muslimin, berasal dari Ismailiyah. Beliau berjuang bersama imam syahid dan bahu-membahu membesarkan jamaah. Namun
pada akhirnya dia pula yang merusaknya. Sejarah pasti berulang, WATILKAL AYYAMU
NUDAWILUHA BAINAN NAAS...

Anonymous said...

Ustadz Hasan Albanna adalah warisan para Nabi. Para sahabat dan muridnya jadi saksi keteladanan beliau. Tak terdengar kegaduhan di internal Ikhwanul Muslimin, selama beliau memimpin.

Sekiranya ustadz Hilmi Aminudin sebaik ustadz Hasan Albanna. Kenapa tindak-tanduk & kebijakan diprotes sebagian sahabat dan muridnya ?

Wallahu'alam...

Anonymous said...

SALAH SATU CIRI ORANG YANG BERILMU ADALAH ARIF DALAM BERSIKAP DAN BERKATA2 DLM MENGHADAPI MASALAH. BUKAN SOK TAU/BERILMU.WALLAHUALAM

Anonymous said...

kita semua sedang mencari tahu, bukan sok tahu, sok berilmu, duhai saudaraku yang baik...