Tuesday, March 08, 2011

Demokrat Minta Golkar Tak Reaktif Soal Koalisi

>
Berita Terpopuler

* Siapa Mohamed Hussein Tantawi?
* SBY Sayangkan Ancaman Tentang Penggulingan Dirinya
* JK: Jangan Gulingkan Presiden
* MUI Tegaskan Fatwa Haram Ahmadiyah
* Politisi PKS Ribut dengan Staf Khusus Presiden
* Demokrat: PKS Lebih Gentle dari Golkar
* Pemerintah Tanggapi Ancaman Makar Ormas
* Golkar dan PKS Ikhlas Mundur
* Pengamat: Presiden Tak Perlu Tanggapi Isu Kudeta
* WNI yang Dievakuasi Diminta Kembali ke Mesir

07/03/2011 17:24
Erlangga Wisnuaji dan Donny Indradi

Liputan6.com, Jakarta: Ketidaktegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal koalisi dan perombakan kabinet terus memicu perang pernyataan antarpartai anggota koalisi. Partai Demokrat mengingatkan Partai Golkar tidak terlalu reaktif menanggapi rencana Presiden Yudhoyono meninjau ulang koalisi dan kabinet.

Partai Demokrat melalui Wakil Sekretaris Jenderal Saan Mustofa di Jakarta, Senin (7/3), menuding pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai ungkapan partai yang frustasi. Sebelumnya Bakrie mengatakan partainya sudah kenyang kekuasaan.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengatakan partainya masih menunggu keputusan yang akan diambil presiden. PKS siap jika Presiden ingin berbicara seputar koalisi.

Politisi Partai Gerindra Desmond J. Mahesa mengakui ada utusan khusus Presiden yang datang guna menawarkan kemungkinan mengajak Gerindra bergabung dalam koalisi. Sedangkan Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menampik adanya tawaran koalisi. Menurut dia, tak ada tawaran secara formal dari Presiden untuk berkoalisi.

Pengamat politik Maswadi Rauf mengingatkan masa kerja pemerintahan SBY-Boediono secara efektif tidak akan lebih dari 3,5 tahun. Jika masalah koalisi dibiarkan berlarut-larut, dia khawatir efektifitas kerja pemerintahan akan terganggu.(ADI/ULF)

No comments: