Monday, March 07, 2011

Tak Mau Lagi Ditekan Asing, DPR-Pemerintah Bahas Revitalisasi Industri Pertahanan

Senin, 07 Maret 2011 , 10:43:00 WIB
Laporan: Widya Victoria



RMOL. Industri pertahanan Indonesia sangat lemah dan masih tergantung kepada negara lain.

Untuk membahas hal ini, Komisi I DPR akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Agus Suhartono, Kapolri Timur Pradopo, Menteri BUMN Mustafa Abu Bakar, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Suraparnata, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat, siang ini (Senin, 7/3). RDP kali ini akan membahas RUU revitalisasi industri pertahanan.

Menurut anggota Komisi I dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Muhammad Najib, ketergantungan alat utama sistem senjata (Alutsista) Indonesia pada negara asing sudah melampaui batas. Ketergantungan ini dijadikan negara asing sebagai alat untuk menekan Indonesia.

"Kita punya pengalaman buruk dengan impor senjata. Kalau terjadi hubungan politik lalu negara asing punya keinginan tertentu yang tidak bisa kita penuhi, mereka biasa melakukan embargo untuk melakukan negoisasi politik," kata Najib kepada wartawan di gedung DPR/MPR Jakarta (Senin, 7/3).

Selain itu, kata Najib, kredit ekpsor senjata menujukan angka yang semakin semakin lama semakin besar. Najib juga tidak mau kebijakan industri pertahanan berubah ketika presiden berganti. Untuk itu Ia berjanji akan mengawal kebijakan ini melalui UU yang bisa bertahan hingga 20-30 tahun ke depan. [yan]

1 comment:

Anonymous said...

Ass.
Lebih bermanfaat bagi bangsa dan negeri, sekiranya PKS konsentrasi memikirkan Revitalisasi Industri Pertahanan nasional.

Daripada terus terusan menunggu sinyal atau keputusan Resuffle dan format ulang koalisi SBY.