16 Jun 2010
JAKARTA (Suara Karya) Ketua Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Sidiq mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan merebut kembali suara konstituennya yang terserap Partai Demokrat pada Pemilihan Umum 2014
"Hasil analisis terhadap perolehan suara pada Pemilu 2009, meningkatnya perolehan suara Partai Demokrat hingga 20 persen karena menyerap suara partai-partai lainnya terutama partai Islam," kata Mahfudz Sidiq pada diskusi "Potensi Partai Islam pada Pemilu 2014" di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/6).
Menurut dia, PKS sedang memikirkan bagaimana caranya merebut kembali suara konstituennya yang terserap Partai Demokrat. Pada Pemilu 2004, suara Partai Demokrat hanya tujuh persen tapi pada Pemilu 2009 meningkat menjadi 20 persen. Persiapan yang dilakukan PKS, menurut dia, dengan membangun pandangan yang modern dan terbuka kepada konstituen yang terutama kaum muda. "Meskipun basis massa PKS adalah masyarakat Islam, tapi PKS tidak menjadikan ideologi Islam yang ditawarkan kepada pemilih," katanya.
Mahfudz mengakui,pandangan yang lebih modem dan terbuka ini cukup berhasil bagi PKS dalam mempertahankan perolehan suara dan bahkan meningkat. Pada Pemilu 2004 PKS memperoleh 48 kursi dan pada Pemilu 2009 memperoleh 57 kursi di DPR. Mahfudz berharap, pada Pemilu 2014 perolehan suara PKS bisa meningkat lagi.
Faktor SBY Sementara itu, Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ro-mahurmuziy mengatakan, keberhasilan Partai Demokrat menyerap suara partai lainnya karena dominasi figur Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi patron-klien.
Menurut dia, faktor figur Susilo Bambang Yudhoyono yang sangat dominan mampu memobilisasi suara sangat besar dari partai-partai lain ke Partai Demokrat. Romahurmuziy mengakui, faktor ketokohan figur dalam sebuah partai sangat menentukan sebuah partai dalam perolehan suara pada Pemilu legislatif.
Sementara itu, Mahfudz Siddiq menilai, menurunnya perolehan suara partai Islam pada tiga kalipemilu disebabkan sejumlah persoalan internal. "Penurunan perolehan suara itu bisa ditingkatkan jika partai Islam menyadarinya dan segera mencari solusinya," katanya.
Menurut Mahfudz, perolehan suara partai Islam secara keseluruhan pada Pemilu 1999 sebesar 42 persen, pada Pemilu 2004 turun menjadi 39 persen, dan pada Pemilu 2009 turun lagi menjadi 29 persen. Penurunan perolehan suara partai Islam, menurut anggota Komisi II DPR itu, ada beberapa sebab di antaranya, pemilih beragama Islam yang tidak fantastis, pada saat yang sama muncul partai nasionalis yang dinilai-menarik sehingga pemilih mengalihkan pilihannya.
Persoalan lainnya, kata dia, munculnya beberapa partai Islam sehingga partai berideologi Islam menjadi beberapa partai, lemahnya kinerja partai Islam, serta tidak sinerginya antara ormas Islam dengan partai Islam pada implementasi di basis massa. Partai Islam juga menghadapi persoalan perilaku pemilih mengambang yang bisa berubah setiap saat, adanya usulan peningkatan parliamentary threshold sampai lima persen, serta kreativitas kompetitor partai Islam di Pemilu iRuUy/Tri H)
"Hasil analisis terhadap perolehan suara pada Pemilu 2009, meningkatnya perolehan suara Partai Demokrat hingga 20 persen karena menyerap suara partai-partai lainnya terutama partai Islam," kata Mahfudz Sidiq pada diskusi "Potensi Partai Islam pada Pemilu 2014" di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/6).
Menurut dia, PKS sedang memikirkan bagaimana caranya merebut kembali suara konstituennya yang terserap Partai Demokrat. Pada Pemilu 2004, suara Partai Demokrat hanya tujuh persen tapi pada Pemilu 2009 meningkat menjadi 20 persen. Persiapan yang dilakukan PKS, menurut dia, dengan membangun pandangan yang modern dan terbuka kepada konstituen yang terutama kaum muda. "Meskipun basis massa PKS adalah masyarakat Islam, tapi PKS tidak menjadikan ideologi Islam yang ditawarkan kepada pemilih," katanya.
Mahfudz mengakui,pandangan yang lebih modem dan terbuka ini cukup berhasil bagi PKS dalam mempertahankan perolehan suara dan bahkan meningkat. Pada Pemilu 2004 PKS memperoleh 48 kursi dan pada Pemilu 2009 memperoleh 57 kursi di DPR. Mahfudz berharap, pada Pemilu 2014 perolehan suara PKS bisa meningkat lagi.
Faktor SBY Sementara itu, Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ro-mahurmuziy mengatakan, keberhasilan Partai Demokrat menyerap suara partai lainnya karena dominasi figur Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi patron-klien.
Menurut dia, faktor figur Susilo Bambang Yudhoyono yang sangat dominan mampu memobilisasi suara sangat besar dari partai-partai lain ke Partai Demokrat. Romahurmuziy mengakui, faktor ketokohan figur dalam sebuah partai sangat menentukan sebuah partai dalam perolehan suara pada Pemilu legislatif.
Sementara itu, Mahfudz Siddiq menilai, menurunnya perolehan suara partai Islam pada tiga kalipemilu disebabkan sejumlah persoalan internal. "Penurunan perolehan suara itu bisa ditingkatkan jika partai Islam menyadarinya dan segera mencari solusinya," katanya.
Menurut Mahfudz, perolehan suara partai Islam secara keseluruhan pada Pemilu 1999 sebesar 42 persen, pada Pemilu 2004 turun menjadi 39 persen, dan pada Pemilu 2009 turun lagi menjadi 29 persen. Penurunan perolehan suara partai Islam, menurut anggota Komisi II DPR itu, ada beberapa sebab di antaranya, pemilih beragama Islam yang tidak fantastis, pada saat yang sama muncul partai nasionalis yang dinilai-menarik sehingga pemilih mengalihkan pilihannya.
Persoalan lainnya, kata dia, munculnya beberapa partai Islam sehingga partai berideologi Islam menjadi beberapa partai, lemahnya kinerja partai Islam, serta tidak sinerginya antara ormas Islam dengan partai Islam pada implementasi di basis massa. Partai Islam juga menghadapi persoalan perilaku pemilih mengambang yang bisa berubah setiap saat, adanya usulan peningkatan parliamentary threshold sampai lima persen, serta kreativitas kompetitor partai Islam di Pemilu iRuUy/Tri H)
No comments:
Post a Comment