Monday, June 21, 2010

Kader PKS Siap Menang

KOMPAS/ALIF ICHWAN
Musyawarah Nasional II Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Minggu (20/6), berakhir. Munas yang bertemakan PKS Untuk Semua itu berlangsung pada 16-20 Juni 2010, termasuk untuk menyusun kepengurusan tingkat pusat periode 2010-2015.

Menuju Pemilu 2014, Prestasi Terus Meningkat
Senin, 21 Juni 2010 | 03:07 WIB

Jakarta, Kompas - Kader Partai Keadilan Sejahtera diajak untuk mempersiapkan diri menjadi pemenang Pemilihan Umum 2014.
PKS memberikan kesempatan kepada partai politik lain untuk bergabung menghadapi Pemilu 2014 sehingga bisa mempermulus jalan menjadi tiga besar pemenang pemilu mendatang.
Hal itu diungkapkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam penutupan Musyawarah Nasional (Munas) II di Hotel Ritz- Carlton, Jakarta, Minggu (20/6). Prestasi PKS diakui terus meningkat. Pada Pemilu 1999, PKS baru masuk tujuh besar pemenang pemilu. Pada Pemilu 2004, PKS berada di urutan keenam dan pada Pemilu 2009 masuk empat besar pemenang pemilu.
Saat ini PKS tidak betah berada di urutan keempat sehingga menargetkan bisa masuk tiga besar pada Pemilu 2014. ”Saya yakin PKS akan besar dan mampu menjadi pemenang pemilu. Karena itu, kader harus mempersiapkan diri menjadi pemenang pemilu. PKS akan menjadi partai yang berpengaruh terhadap pembentukan bangunan kebangsaan,” kata Luthfi lagi.
Seusai penutupan, Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta mengatakan, PKS menyiapkan berbagai upaya untuk memenangi pemilu. Selain menyiapkan kader, PKS juga membuka peluang bagi partai lain yang ingin menggabungkan diri.
”Itu (penggabungan partai) salah satu pendekatan yang akan kami lakukan. Sampai sekarang baru pada tahap pembicaraan dengan partai lain yang berniat untuk bergabung,” ujar Anis.
Pengurus muda
Minggu, pengurus PKS periode 2010-2015 juga dilantik. Posisi puncak kepengurusan partai itu masih diisi orang lama. Ketua Majelis Syura tetap dipercayakan kepada Hilmi Aminuddin. Begitu pula posisi Ketua Dewan Syariah Pusat masih dipegang Surahman Hidayat, Presiden PKS dijabat Luthfi Hasan, dan Sekjen tetap Anis Matta. Hanya Ketua Majelis Pertimbangan Pusat yang sebelumnya dipegang Suharna Surapranata kini dipercayakan kepada Untung Wahono.
Anis mengungkapkan, kaderisasi tak akan mandek meski mayoritas pucuk pimpinan tidak berubah. ”Itu pilihan Majelis Syura, perwakilan dari seluruh wilayah. Usia kami masih muda, jadi tidak akan mandek kaderisasinya,” katanya.
Wakil Sekjen Bidang Media Mahfudz Shiddiq menambahkan, 70 persen pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS adalah wajah baru. Dari sekitar 400 pengurus, mayoritas masih berusia muda.
Pengurus baru DPP PKS bertugas menangani masalah operasional, seperti pembangunan pengaderan dan keumatan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor, serta pengokohan dan perluasan dukungan berbasis teritorial. Masalah kebijakan publik dan pemerintahan menjadi tugas Fraksi PKS di DPR dan DPRD.
Sebelumnya, dalam diskusi di sela-sela munas, Sabtu, mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid mengingatkan, pemimpin Indonesia ke depan harus berasal dari kaderisasi lembaga politik yang jelas. Pemimpin tidak boleh lahir dari proses yang koruptif, kolutif, dan penuh nepotisme. Kaderisasi melalui jenjang atau sistem yang jelas itu akan menghasilkan pemimpin yang memiliki militansi dan kemampuan membangkitkan jati diri bangsa.
”Pemimpin ke depan tidak boleh hanya berkutat pada persoalan lokal, tetapi juga memiliki kemampuan untuk membangkitkan muruah (harga diri) bangsa dan memperbaiki citra internasional Indonesia,” katanya.
Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin menambahkan, PKS mempersiapkan calon pemimpin melalui proses kaderisasi kepemimpinan internal terlebih dahulu sebelum kader itu siap diluncurkan di masyarakat. Kaderisasi itu dilakukan melalui poros dakwah dan poros kerja. (nta/mzw)

No comments: