Mahfudz: PKS Memang Perlu Mengislamkan AS
Polkam / Selasa, 15 Juni 2010 12:25 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq tidak menjawab secara pasti kebenaran partainya tengah mendekat dengan Amerika Serikat (AS). Tapi ia berpandangan PKS perlu mengislamkan AS.
"PKS dan AS mendekat? Tidak ada proses mendekat atau menjauh. Yang ada proses politik pandangan Ahmad Hidad. Kalau kita ingin menyeimbangkan tatanan dunia, maka cara pandang memusuhi AS harus digeser, yang harus dilakukan mengislamkan," kata Mahfudz dalam diskusi bertema "Potensi Partai Islam" di DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (15/6).
Mahfudz menjelaskan, mengislamkan AS bukan secara populasi. Jika itu terjadi PKS sangat senang sekali. Berdasarkan tiga pemilihan umum terakhir, hasil suara partai politik Islam cenderung naik-turun. Kisaran suaranya ada pada angka 30-50 persen.
Hal ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu adanya konflik internal, pola pemilih yang memencar, lemahnya kinerja, tidak sinerginya organisasi masyarakat dan parpol Islam serta meredupnya figur.
"Selain itu melemahnya manajemen internal, posisi politik pemilih Islam yang tidak pada parpol Islam, penyederhaan parpol dan keatifitas kompetitor," tandas Mahfudz. (Andhini)
"PKS dan AS mendekat? Tidak ada proses mendekat atau menjauh. Yang ada proses politik pandangan Ahmad Hidad. Kalau kita ingin menyeimbangkan tatanan dunia, maka cara pandang memusuhi AS harus digeser, yang harus dilakukan mengislamkan," kata Mahfudz dalam diskusi bertema "Potensi Partai Islam" di DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (15/6).
Mahfudz menjelaskan, mengislamkan AS bukan secara populasi. Jika itu terjadi PKS sangat senang sekali. Berdasarkan tiga pemilihan umum terakhir, hasil suara partai politik Islam cenderung naik-turun. Kisaran suaranya ada pada angka 30-50 persen.
Hal ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu adanya konflik internal, pola pemilih yang memencar, lemahnya kinerja, tidak sinerginya organisasi masyarakat dan parpol Islam serta meredupnya figur.
"Selain itu melemahnya manajemen internal, posisi politik pemilih Islam yang tidak pada parpol Islam, penyederhaan parpol dan keatifitas kompetitor," tandas Mahfudz. (Andhini)
No comments:
Post a Comment