Jurnal Nasional, Jakarta | Senin, 09 Jun 2008
Presiden Siap Tidak Populer
by : Friederich Batari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan siap tidak populer demi menyelamatkan defisit APBN akibat naiknya harga minyak dunia. Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri yang diikuti dengan kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sesungguhnya dapat dipahami.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR, Mahfudz Siddiq menegaskan, memahami kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Terkait pernyataan Presiden SBY untuk tidak populer, menurut Mahfudz, sesunguhnya persoalannya terletak pada masalah hitung-hitungan yang cermat.
"Yang perlu mendapat perhatian pemerintah adalah bagaimana membuat terobosan program di sektor minyak dan gas (migas), diversifikasi sumber daya energi, kontrak karya pertambangan dan energi. Juga penghematan energi. Ini yang menjadi prioritas pemerintah," tandasnya kepada Jurnal Nasional, tadi malam.
Menyinggung kebijakan BLT, Mahfudz Siddiq menyatakan setuju sebab bila subsidi diberikan melalui barang maka akan berpotensi cukup rentan. Namun kalau subsidi langsung diberikan kepada orang, apalagi didukung dengan data yang akurat dan valid maka subsidi orang akan sangat membantu.
Dia mengusulkan perlunya antara DPR dan Pemerintah untuk duduk bersama membicarakan masalah program di bidang energi. Ia juga mengusulkan perlu mendorong reformasi program energi guna meningkatkan produksi migas dalam negeri.
Sedangkan Sekretaris Fraksi partai Demokrat DPR, Sutan Bhatoegana menegaskan, pernyataan Presiden SBY yang menyatakan siap tidak populer adalah sikap yang tepat. Sebab sejak awal Partai Demokrat bukan untuk kepentingan kekuasaan tetapi hadir untuk memajukan masyarakat, bangsa dan negara.
"Prinsip ini yang dianut Partai Demokrat terutama untuk penyelamatan bangsa dan negara. Ini sebagai amanah yang harus menjadi prioritas," tandasnya. n
No comments:
Post a Comment