Selasa, 17 Juni 2008 06:57 WIB
Dahsyatnya Koneksitas Arthalyta
WASPADA ONLINE
artalyta1.jpg(JAKARTA) - Siapa sesungguhnya Arthalyta Suryani? Perlu dikaji lebih jauh, tentu. Yang jelas, koneksitasnya dengan kalangan petinggi negara begitu dahsyat. Ibarat keran, dibuka makin lebar makin deras semburan airnya.
Dalam persidangan Pengadilan Tipikor terhadap Arthalyta terungkap, wanita keturunan yang akrab dipanggil Ayin itu punya kedekatan khusus dengan para elite di Gedung Bundar, Polri, bahkan lingkungan Istana Kepresidenan.
Arthalyta, bahkan, dikabarkan pernah berkoneksi dengan sejumlah nama calon presiden pada Pilpres 2004.
"Ayin itu kurir politik. Ia bermain dengan aneka cara. Ia juga amat licin. Tapi, kali ini ia tak bisa lolos lagi karena KPK punya kewenangan hukum yang kuat,'' kata Fahmi Badoh dari ICW.
Adhie M Massardi, juru bicara kepresidenan di era Gus Dur, menyebut Arthalyta sempat mengantar Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitasnya selaku capres ke rumah Gus Dur di Ciganjur menjelang Pilpres 2004.
Dalam pertemuan di ruang tamu Gus Dur itu, Adhie melihat ada SBY, Arthalyta, Gus Dur, Sinta Nuriyah, dan Yenny Wahid.
Paralel dengan kabar itu, Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq mengungkapkan, koneksi politik antara SBY dan Arthayta sebagai terdakwa kasus suap harus diselidiki. "Ini kan masalah koneksi politik. Butuh alur bukti yang kuat. Selidiki dululah," ujar Ketua F-PKS Mahfudz Siddiq.
Soal rumor Arthalyta menelepon Ibu Negara Ani Yudhoyono pada hari penangkapan Jaksa Urip Tri Gunawan, Mahfudz juga menilai hal itu butuh pembuktian. "Harus dibuktikan di pengadilan,'' tandasnya.
Tentang koneksi Artalyta dengan para petinggi Kejagung dalam kasus suap US$660 ribu terkait BLBI, Mahfudz menyatakan, jika memang benar terbukti, harus dituntaskan di pengadilan.
Jika alur buktinya kuat bahwa Arthalyta punya koneksi khusus dengan rezim pemerintahan terdahulu maupun yang sekarang, itu momen bagus untuk mengungkapnya lebih lanjut.
"Ini bisa sangat bagus. Mumpung proses hukum terhadap Arthalyta sedang berjalan," kata Mahfudz.
Soal kabar Artalyta menelepon Ibu Negara Ani Yudhoyono pada hari penangkapan Jaksa Urip Tri Gunawan, Mahfudz juga menilai hal itu butuh pembuktian.
Sementara soal koneksi Arthalyta dengan para alite Kejagung dalam kasus suap US$660 ribu terkait BLBI II, Mahfudz menyatakan, jika memang terbukti, pemotongan satu generasi patut dipertimbangkan.
Pembenahan di internal Gedung Bundar, memang, terus digulirkan oleh Jaksa Agung Hendarmin Supandji. Pemanggilan dan pemeriksaan terhadap dua Jaksa Muda adalah salah satu langkah konkret. Tapi, tentu, itu saja sangat tidak cukup.
Demi menjaga asas keterbukaan, kejujuran, dan keadilan, KPK harus lebih berani dan konsisten dalam mengurai benang kusut ini. KPK juga harus berani menindaklanujuti segala laporan yang masuk. Entah mengkaitkan petinggi negara, Kapolri, bahkan kalangan Istana Kepresidenan, KPK harus maju terus.(ini/an)
No comments:
Post a Comment