Tuesday, June 03, 2008

PKS Sesalkan Sikap FPI

PKS Sesalkan Sikap FPI

Kompas online, Senin, 2 Juni 2008 | 12:57 WIB

Laporan wartawan Persda Network Rachmat Hidayat

JAKARTA, SENIN - Sikap tegas dilontarkan Wakil Ketua DPR Sutardjo Suryoguritno terkait aksi kekerasan yang dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan Front Pembela Islam (FPI), Minggu (1/6) kemarin. Politisi PDI Perjuangan ini setuju dengan pendapat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang meminta FPI dibubarkan.

"Saya mendukung pendapat Gus Dur, bubarkan FPI. Polisi harus tegas menindak para pelaku," kata Mbah Tardjo kepada para wartawan.

Sementara itu, Partai Keadlian Sejahtera (PKS) juga ikut menyesalkan tindak kekerasan yg dilakukan FPI kemarin. Kekerasan model ini, menurut sikap resmi Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq, harus segera diakhiri. "Berbagai persoalan di negeri ini tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan, apa pun alasannya. Setiap warga atau kelompok punya hak menyampaikan aspirasinya atas berbagai persoalan. Namun, harus dengan cara-cara damai, dialogis, dan elegan," kata Mahfudz

"Konflik fisik hanya akan mencoreng nama baik kelompok dan bangsa. Dan akan menjadi bahan bakar yang bisa menyulut destabilitas politik dan sosial di tengah-tengah kondisi masyarakat yang sedang resah akibat tekanan ekonomi yang berat," katanya lagi. Mahfudz berharap pemerintah sebagai pemegang otoritas kekuasaan, hukum, dan keamanan harus tegas sekaligus mampu mengantisipasi potensi-potensi konflik.

Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum juga ikut menyesalkan tindak kekerasan yang dilakukan massa FPI. Anas menyatakan, kekerasan adalah bentuk dari ketidakdewasaan dalam menyikapi perbedaan. "Kekerasan karena perbedaan adalah ancaman bagi masa depan Indonesia yang majemuk," Anas Urbaningrum menegaskan.

Sebagai partai pendukung pemerintah, Anas meminta Polri mengusut secara tuntas kasus ini dan menindak serta memproses pelaku kekerasan secara hukum. "Atas nama apa pun kekerasan tidak boleh ditoleransi dan dibiarkan. Kekerasan harus dijauhkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Anas Urbaningrum.

No comments: