Wednesday, August 25, 2010

Indonesia Terjebak!

'Diplomasi Serumpun'

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Rabu, 25 Agustus 2010 | 13:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia diminta tak terjebak dengan pola diplomasi yang diterapkan Pemerintah Malaysia yang selalu mendengungkan "saudara serumpun" sebagai dalih penyelesaian berbagai masalah dengan soft diplomacy.

"Diplomasi Serumpun" dinilai membuat pemerintah terlalu berhati-hati dalam mengambil tindakan jika terjadi masalah dengan Malaysia. "ASEAN solidarity itu hanya ada di elite saja, Pak Menlu. Kalau lagi baik, mereka selalu mengatakan saudara serumpun. Tapi, masyarakatnya selalu menyebut TKI kita sebagai Indon. Tidak menghormati. Sekali-sekali kita perlu keras, jangan terjebak saudara serumpun," kata anggota Komisi I, Sidharto, dalam rapat kerja dengan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Hal yang sama juga diungkapkan anggota Komisi I, Tantowi Yahya. Prinsip "zero enemy, millions friends" yang selalu didengungkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dikatakannya, bukan berarti Indonesia harus mengalah demi menghindari permusuhan.

"Zero enemy bukan berarti kita mengalah begitu saja dan lari karena tidak mau bermusuhan. Saat kita diinjak, jangan diam saja. Mereka (Malaysia) memanfaatkan solidaritas kita justru untuk meremehkan kita," ujar Tantowi.

Menjawab pertanyaan dan kritik para anggota Dewan, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, dalam membangun hubungan dengan negara tetangga harus dikelola dengan baik, tanpa menanggalkan hal-hal yang prinsipil.

Akan tetapi, dalam penyelesaiannya, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, tetap harus menggunakan instrumen-instrumen diplomasi yang ada seperti nota protes dan komunikasi langsung dengan Pemerintah Malaysia.

Anggota Komisi I, Enggartiasto Lukito, melontarkan, jika nota protes pemerintah Indonesia tak ditanggapi, perlu tindakan yang lebih tegas.

"Kalau Menlu saja diabaikan, kami sangat tersinggung. Tidak bisa lagi dengan soft diplomacy. Pak Da'i (Dubes RI untuk Malaysia), tolong jangan kembali ke sanalah, Pak. Di sini saja dulu, tarik saja dubes kita yang ada di Malaysia dan Pak Menlu tolong pulangkan dulu dubes mereka (Malaysia) yang di sini Pak," ujar Enggar.

No comments: