Thursday, April 16, 2009

Mahfudz Siddiq: Wapres Terbaik SBY dari Nonpartai atau Internal PD

Kamis, 16/04/2009 01:37 WIB

Mahfudz Siddiq: Wapres Terbaik SBY dari Nonpartai atau Internal PD
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu


Jakarta - Wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebaiknya dari kalangan nonpartai atau internal Partai Demokrat (PD). Hal itu dianggap lebih baik karena tidak ada tarik menarik kekuasaan.

Pendapat tersebut diungkapkan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq di Pusat Tabulasi Nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hotel Borobudur, Jl Pejambon, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2009) malam.

"Menurut PKS Wapres terbaik untuk SBY berasal dari nonpartai. Ketika Pak SBY merekut calon nonpartai, dia lebih leluasa sebagai presiden," ujar Mahfudz.

Wapres nonpartai ini, menurut Mahfudz membuat pemerintahan berjalan sehat. Karena tidak terjadi tarik menarik kekuasaan seperti pemerintahan saat ini.

"Tidak tarik menarik kekuasaan. Pemerintah sekarang abnormal, ketika wapres berasal dari partai besar," imbuhnya.

PKS menurutnya belum menentukan koalisi. Koalisi akan ditentukan setelah Rapat Pimpinan Nasional yang diadakan pada 25 April 2009 nanti.

"Ide kami sekarang, SBY dengan calon nonpartai. Atau dari PD sendiri. Dua minggu ini, paprol akan saling menjajaki. Situasi politik mulai memanas. PKS akan berkoalisi, nanti setelah Rapimnas," jelasnya.

Apakah PKS masih ingin mengusung SBY-Hidayat?

"Arus bawah PKS menginginkan koalisi dengan SBY. Namun tergantung kontrak politiknya. SBY-HNW, kalau dihitung politik sudah tidak mungkin. SBY orang jawa, Hidayat orang jawa. Jawa-Jawa kan sudah tidak masuk. Realitas politik di Indonesioa, sentiman jawa-luar jawa sangat besar. Tidak bisa diabaikan," jelas dia.
( nwk / nwk )

7 comments:

Anonymous said...

PKS kalah cerdik dalam bermain politik dan cenderung kasar sehingga masyarakat melihat PKS agak "TERKAGET_KAGET" sekarang-sekarang ini. Mungkin PKS harus belajar bagaimana kader lain "bersilat lidah" sehingga bisa mencapai tujuan dengan cara yang halus. PKS MAU BESAR??? BANGUN KETOKOHAN DI TINGKAT DAERAH... DAN TARIK KE PUSAT DAN INGAT HARUS SANTUN DAN CERDIK. dan yang TERPENTING PKS BESAR KARNA KEISLAMANNYA BUKAN KETERBUKAANNYA.

Anonymous said...

Melihat fenomena kawan-kawan PKS yang mulai emosional baik menanggapi lawan politik yang berbicara keras, tidak seharusnya membalas dengan keras pula lebih baik memberikan argumentasi yang baik dengan tidak memaki ataupun membalas dengan mendebat dan melukai pembicara lain sehingga kesannya jadi adu mulut. Saya lihat tadi malam di Metro TV mas Fachri Hamzah dengan Idrus Markam, sehingga Max Sopacua merasi jadi wasitnya.. Wah gimana nih bang Mahfudz apakah PKS sudah berubah? Usul saya sih PKS tidak ikut koalisi dengan PD lebih baik netral aja seperti 1999 dan buktinya suara PKS naik luar biasa, saya khawatir bila memaksakan diri ikut koalisi jadi ribut terus didalam dan akhirnya menimbulkan tidak nyaman bagi kader-kader akar rumput.

Anonymous said...

Mengapa Anis Mata dan Fachri Hamzah begitu ganasnya mengomentari golkar???,... Apakah ketika memasuki dunia politik orang berubah menjadi kasar seperti ini???... Dari simpatisan yang merindukan PKS masa lalu saat dibawah pimpinan Nurmamudi dan hidayat nur wahid.
Bagaimana mungkin PKS yang mengusung perubahan membuat iklan soeharto??? bagaimana mungkin PKS yang religius doyan menghujat dan mengancam??? Dan bagaimana mungkin KADER PKS yang memiliki pendidikan tinngi berbicara untuk domainnya Majelis Syura??? Lalu siapa yang menentukan kebijakan ketika "ancaman/wacana: sudah terucap? Tolong dilakban mulut-mulut yang tidak terjaga itu. Perjuangan kader dan simpatisan dibawah untuk mengambil hati masyarakat haruskah dihancurkan ucapan yang tidak sepatutnya???? Saya msh ingat ketika ada kader PKS yang memberi Stiker dan penjelasan PEMILU di saat siang yg TERIK. Sementara yang mereka bela sedang berada di ruang ber AC??? Dimanakah KADER DAKWAH yang SANTUN itu???

Anonymous said...

Saya seorang kader PKS level bawah, kami sering ditanya oleh masyarakat mengapa PKS sekarang berubah ambisi sekali dengan kekuasaan tidak beda dengan partai lain. Mana yang namanya partai dakwah? Kita kembali saja ke awal dulu dakwah melalui pengajian, mesjid, mushola dan kegiatan sosial dan kemasyarakatan saja, karena hal ini lebih nyaman dan tidak berbenturan.

Anonymous said...

Moga-moga strategi PKS ini tidak merusak posisi bargain politiknya dimata masyarakat/pemilihnya

Anonymous said...

amiiin, semua ada resikonya.
setiap strategi pasti ada dampak negatif dan positif

henry rusmana said...

Sebagai simpatisan PKS, pendapat Pak Mahfudz : "Wapres Terbaik SBY dari Nonpartai atau Internal PD", sungguh menentramkan hati. Karena : 1. Kepada masyarakat umum, Dakwah PKS memberi contoh menahan diri dari ambisi kekuasaan, 2. Kepada Partai Calon Mitra Koalisi, Dakwah PKS memberi kegembiraan sambil perlu dingatkan bahwa PKS mengemban dakwah amar ma'ruf & nahi Munkar, 3. Kepada Calon Presiden Koalisi, dakwah PKS menuntun beliau Istiqarah sebagai salah cara mengambil keputusan tepat. SEMOGA PERSPEKTIF INI DAPAT DIKEMBANGKAN LEBIH LUAS LAGI, JIKA PKS MASIH MENGUSUNG TEMA SEBAGAI PARTAI DA'WAH, YANG BERBEDA DENGAN PERILAKU PARTAI POLITIK PADA UMUMNYA.