Tuesday, January 20, 2009

Golkar Jajaki Komunikasi Prapemilu

SM,19 Januari 2009
Golkar Jajaki Komunikasi Prapemilu

JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar terus menjajaki komunikasi politik antar-partai politik menjelang pemilu legislatif. Meskipun dipastikan partai itu tidak akan berkoalisi sebelum hasil pemilu legislatif diketahui.

Menurut Ketua DPP Partai Golkar Firman Subagyo, komunikasi politik prapemilu perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi antar-parpol dan konsep pemikiran demi kepentingan bangsa.

’’Demi kepentingan bangsa, sebaiknya parpol duduk bersama membicarakan rumusan strategi berikutnya, sehingga paling tidak muncul sebuah konsep pemikiran yang sama antara parpol,’’ ujarnya kepada Suara Merdeka, kemarin.

Dikatakan, penjajakan komunikasi prapemilu tersebut dapat menjadi cikal bakal koalisi pemerintahan mendatang. ’’Kalau dibentuk sekarang akan sia-sia.

Tapi, sebagai komunikasi politik, tidak ada salahnya dilakukan,’’ tambahnya.
Ketua Harian II Badan Pengendali Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar ini mengungkapkan, sebagai gambaran formulasi koalisi mendatang, Golkar akan menjajaki komunikasi politik secara terbatas dengan beberapa parpol seperti PPP, Partai Demokrat, dan PKB yang telah berdiskusi tentang koalisi prapemilu.

’’Saat ini cukup empat parpol dulu, karena pembicaraan dalam forum kecil bisa lebih fokus. Namun, bukan berarti Golkar menutup diri terhadap parpol lain,’’ kata Firman.

Tidak Realistis

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Marzuki Ali menilai, koalisi parpol sebelum pemilu legislatif tidak realistis karena koalisi itu membutuhkan perhitungan kekuatan masing-masing parpol.

’’Hal itu hanya manuver politik saja. Koalisi akan bubar jika parpol yang berkoalisi tidak memenuhi syarat mengusung capres karena kepastian kekuatan politik diketahui setelah pemilu (legislatif),’’ ujarnya.

Dia menandaskan, komitmen anggota koalisi antar-parpol tidak ditentukan oleh pembentukan sebelum atau sesudah pemilu karena komitmen koalisi dibangun bukan dari waktu tetapi dari kesungguhan partai. ’’Pembentukan koalisi setelah pemilu (legislatif) akan lebih kuat dan realistis,’’ tambahnya.

Adapun Ketua Fraksi PKS DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, penjajakan komunikasi politik sebelum pemilu sebagai langkah awal penjajakan sah-sah saja, meskipun realisasi sesungguhnya baru akan terwujud setelah hasil pemilu legislatif diketahui.

’’Semua parpol tentu akan melihat peta suara masing-masing karena koalisi seperti itu bertujuan pengoptimalan suara parpol untuk pilpres,’’ tandasnya. (J22-49)

No comments: