Friday, November 19, 2010

Stop Pengiriman TKI ke Luar Negeri!

18/11/2010 11:40 Melly Febrida

Liputan.com, Jakarta: Kekerasan terhadap Sumiati bukanlah yang pertama kali yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) . Untuk mencegah kejadian serupa, pengiriman TKI hendaknya dihentikan.

"Solusinya cuma satu. Stop pengiriman PRT. Batasi TKI hanya tenaga kerja non PRT," kata Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/11).

Menurut Mahfudz, kasus-kasus serupa akan terus terjadi selama yang dikirim TKI PRT tidak berpendidikan dan tak berketrampilan cukup. "Dan Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Karena itu, ia sekali lagi mengingatkan Pemerintah, agar hanya batasi pengiriman TKI terdidik dan berketrampilan khusus. "Soal kebutuhan ekonomi, adalah tugas kewajiban negara memenuhi itu, sehingga mereka tak jauh-jauh ke luar negeri untuk menjadi PRT yang sering dihina dan disiksa," katanya.

Ditambahkan, kasus-kasus kekerasan yang dialami TKI PRT sudah melebihi zaman perbudakan. "Pemerintah tidak boleh abai dengan berlindung pada sebutan TKI sebagai pahlawan devisa," tegas Mahfudz Siddiq.

Hal yang sama disampaikan jurubicara Fraksi Partai Golkar Paskalis Kossay. Pihaknya juga mengajukan satu solusi kepada pemerintah. "Yakni melarang pengiriman TKI ke negara itu dan menarik pulang semua TKI yang ada di sana, kemudian mengevaluasi hubungan diplomatik dengan negara itu, apakah perlu dipertahankan atau tidak," kata Paskalis Kossay lagi.

Kebijakan diplomatik ini, menurutnya, juga harus diberlakukan secara tegas dengan negara-negara lain yang sering terjadi kasus penistaan atas TKI."Artinya, kita perlu sikap gertak, jangan selalu mau diinjak-injak serta direndahkan harkat martabatnya. Kita ini sama-sama manusia yang bermartabat kan," tegas Paskalis Kossay.

Belajar dari kasus Sumiyati, TKI di LN, tidak ada pilihan lain, kecuali Pemerintah segera hentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan PRT ke luar negeri. "Ini demi harga diri bangsa," tandasnya. (Ant)

6 comments:

Anonymous said...

Ass.
Senang rasanya, lihat wajah sumringah ustadz di tv one. Setelah usulan moratorium (penghentain sementara) pengiriman tki ke luar negeri (arab saudi), diterima sidang kabinet SBY.

Kedepan Pemerintah SBY, diharapkan tak kirim lagi TKI level Pembantu Rumah Tangga. Atau tenaga non skill lainnya. Sebab telah merendahkan martabat bangsa yang besar ini.

Kedepan, Pemerintah SBY diharapkan melakukan pengiriman TKI dalam kerangka kerjasama Goverment to Goverment. Sehingga keselamatan TKI kita, yang rentan terzholimi, lebih terjamin.

Kedepan, PKS diharapkan lebih memiliki program yang jelas. Dalam berda'wah di kalangan para buruh & TKI luar negeri. Lebih giat mendorong kader-kadernya dalam melakukan advokasi, pembela sekaligus penengah yang adil antara buruh dan pengusaha.

(Dimana saat ini kader-kader Sosialis/Komunis gencar dan militan melakukan pembelaan nasib buruh dan TKI. Sambil menjajakan ideologi mereka.)

Sementara kader-kader PKS mulai lemah, terjangkit virus "Al Wahn"

Mahfuz said...

Rombongan DPR Telantarkan TKI di Bandara Dubai...( Baca Kompas.com hari ini ) dan dalam Rombingan itu ada kader PKS sdr. Chairul Anam

Tabayun apa yg dilakukan saudara chairul anam apakah ikut2an berpangku tangan....?

kang ismed said...

Akhi,

Perlu ana informasikan bahwa memang benar Ust. Chairul mengikuti Studi Banding RUU Rumah Susun ke Italia namun kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 26 Oktober sampai 30 Oktober 2010. Sedangkan di media tersebut dituliskan bahwa kejadiannya pada tanggal 6 dan 7 November 2010 jadi waktunya jelas berbeda. Mungkin benar rombongan DPR yang berada di loby hotel tersebut tapi itu bukan rombongan dari Komisi V yang didalamnya ada ustad Chairul Anwar.

Jadi sekali lagi mohon berita itu tidak ditelan mentah-mentah dan tolong kalau ada yang nanya tentang itu sampaikan bahwa ustad Chairul dengan komisi dilaksankan pada tanggal 26 sampai 30 Oktober 2010 dan juga ustad Chairul sebagai ketua wilda Sumatera pada tanggal satu sampai 2 memimpin acara Rakor Wilda Sumatera bersama seluruh DPTW se sumatera di Jakarta. Jadi berita itu simpang siur kebenarannya.

Anonymous said...

TAK TAKUT CELAAN PARA PENCELA : PELAJARAN UNTUK MEMBANGUN MEDIA MASSA

Ass.
Ustadz-ustadz kami tercinta...
Jalan perjuangan da'wah engkau, akan selalu menjumpai celaan para pencela. Dari kalangan fasiqun, munafiqun dan kafirun. Demikian sunnahtullah yang di jelaskan Allah, Raja Yang tak Terkalahkan.

Celaan mereka dikemas sedemikian rupa dalam berita di media massa. Demi menggiring opini ummat, guna meruntuhkan kepercayaan perjuangan da'wah para ustadznya di legislatif, eksekutif maupun wilayah da'wah lainnya.

Pelajaran apa yang dapat diambil ?

Ustadz-ustadz kami tercinta...
Da'wah dengan tangan kekuasaan engkau, menunjukkan maqam iman mu yang tinggi. Sudah saatnya dengan kekuasaan yang Allah, Raja Yang Amat Berwibawa, berikan, engkau membangun media massa yang setanding dengan milik fasiqun/kafirun.

Dengan media massa yang hebat, diharapkan engkau mampu mencerahkan hati dan pikiran ummat. Sehingga jutaan jiwa mereka menerima dengan penuh ketundukan hati, keagungan syari'at Allah Raja Yang Kewibawaan Nama-Nya mampu menenangkan Merapi, Sang Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

Lebih dari sekedar, memberikan tabayun (kontra isu) atas berita para fasiqun. Atau sekedar membangun pencitraan Partai mu. Atau menangkis serangan isu lawan-lawan politik mu.
Sekiranya engkau tak kuasai media massa. Bagaimana engkau dapat mengatakan kepada ummat, perintah Allah SWT : "fantasiruu fil ardhi.." berkelana-lah kamu ke penjuru bumi, demi satu tujuan : "..wabtaghu min fadhlillahi..", meraih fadhillah Allah untuk kemuliaan bangsa ini ???

Ustadz-ustadz kami tercinta...
Tidakkah cukup, 57 anggota DPR RI, 4 menteri, ribuan anggota DPRD menjadi tangan kekuasaan yang dikaruniakan Allah - Raja Yang dibawah Singgasana-Nya terhimpun segala kebaikan. Untuk mendapatkan kepemilikan atau mengontrol media televisi dan koran ???

Sekiranya engkau memiliki niat yang kuat, tekad yang membara, bukankah ini akan mendekatkan kepada pertolongan Allah - Raja Yang Maha Penolong. Sebagaimana yang disampaikan Panglima Khalid bin Walid ???

Ustadz-ustadz kami tercinta...
Sekiranya, urusan diatas, cukup membingungkan mu. Mulailah dengan BULETIN JUM'AT, sebagai media untuk menyapa ummat, yang sedang khusu dan bersiap menyembah Allah kita di hari Jum'at.

Media ini mendorong para ustadz, menyapa jutaan ummat yang diberkahi Allah. Menstimulus hati dan pikiran para ustadz mulia dengan da'wah tiada henti. Melakukan tabayun, terhadap isu-isu kontemporer sesuai kondisi setempat. Memperkenalkan para ustadz kepada jutaan ummat. Meski bijaksananya, tanpa harus mengedepankan nama partai mu.

Dahulu para kader da'wah mengerjakan BULETIN JUM'AT secara militan, namun partial dan sektoral. Kini, sepantasnya engkau mengelolanya dalam skala nasional. Dengan mengadakan mesin-mesin cetak yang ditempatkan disetiap daerah, membangun jaringan distribusi yang kuat, menghidupkan marketing untuk menjadikannya sebagai media promosi usaha. Yang pada gilirannya akan menjadi sumber pembiayaan.

Dan mulailah dengan mendirikan Production House untuk da'wah dalam kemasan media televisi. Doronglah para seniman untuk menghasilkan karya seni yang meng Agungkan Kewibawaan Allah, keindahan Agama-Nya dan keluruhan Akhlaq ummatnya.

Mulailah dengan anak-anak yang diarahkan menjadi pekerja televisi. Yang memiliki kecakapan da'wah dalm kemasan program-program televisi (bukan melulu ceramah-ceramah dari da'i celebritis). Bukankah kita melihat kader-kader Komunis berhasil membuat rubrik sejarah di salah satu televisi nasional. Dengan tujuan "meluruskan sejarah" bapak-bapak mereka ?

Ustadz-ustadz kami tercinta...
semoga engkau tak terlena oleh makanan yang enak, tak terlelap oleh kasur yang empuk nan lembut, tak tergoda oleh harta-harta subhat, tak lupa menyayangi ummat Muhammad SAW...

Karena Allah kita, adalah Raja Yang tak Pernah Tidur, Dia Maha Mengawasi...

Anonymous said...

anggota DPR ke luar negeri kan lagi piknik mewah dan gratis, ngapain ngurusin TKI yang ganggu? hayo... piknik masih ngaku studi banding... wew...

Anonymous said...

MEMANG SEHARUSNYA PERJALANAN KELUAR NEGERI UNTUK TUJUAN MERAIH FADHILAH ALLAH SWT

Assalamu'alaikum.

Selepas shalat jum'at, Allah SWT - Raja Pemilik Penjuru Bumi dan Langit, memerintahkan ummat Islam agar :

"..fantasiruu fil ardhi.."
bertebaranlah/berkelanalah/pergilah kalian sejauh-jauh penjuru bumi,
"..wabtaghuu min fadhlillahi.."
dan gapailah/raihlah fadhilah Allah SWT.
QS, surat Aljum'at

Sudah sepantasnya, bangsa yang besar ini, mendanai para wakilnya untuk pergi berkelana, menjumpai dan belajar dari bangsa lainnya. Hasil interaksi dengan bangsa dibelahan lain bumi Allah ini, diharapkan Allah menurunkan rahmat Fadhillah-Nya. Sehingga bangsa ini mencapai kemuliaannya.

Sejarah membuktikan, hasil pengelanaan dari asia tenggara hingga ke jazirah selama 6 tahun, Prabu Borosngora (640-715 m) - raja Panjalu-Ciamis memperoleh fadhilah Allah berupa hidayah Islam.
Pertemuan yang membahagiakan dengan Ali Karomallahu Wajhahu RA, menyebabkan dia berjanji setia untuk berda'wah di tanah jawa (barat) dan bumi nusantara.

Saat Prabu Borosngora kembali ke Panjalu dan naik tahta, serentak rakyatnya menyatakan keislamannya. Dan selepas turun tahta, beliau berda'wah selama 3 windu. Mulai dari Ciamis-Tasikmalaya-Banjar-Garut. Kemudian menyusuri : Garut selatan-Cianjur-Sukabumi-Bayah-Pandeglang. Kemudian menyeberang : Lampung-Riau-Melayu-Kalimantan.

Kini warga Panjalu bangga, dengan sejarah keislaman mereka. Sebagai pelopor Islam di nusantara. Demikianlah Fadhilah Allah untuk bangsa ini.

Memang tak sepantasnya ustadz-ustadz kami, yang menjadi wakil kami di DPR RI, melenceng niat dari tujuan menggapai Fadhilah Allah. Manakala mereka berpergian ke luar negeri (studi banding). Yang dibiayai dari keringat ummat.

Semoga Allah SWT, menguatkan hati ustadz-ustadz kami. Sehingga akal sehatnya tak dikalahkan oleh syahwat
pelesiran/hiburan atau sekedar mengumpulkan receh SPJ.