Politik
"Kasus-kasus kekerasan yang dialami TKI sudah melebihi zaman perbudakan," ujar Mahfudz
Kamis, 18 November 2010, 10:36 WIB
Arfi Bambani Amri, Mohammad Adam
VIVAnews - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfudz Siddiq, menyatakan pemerintah mesti belajar dari peristiwa yang dialami Sumiati, tenaga kerja Indonesia yang diduga disiksa majikannya di Arab Saudi. Menurut Mahfudz, demi harga diri bangsa ini, sebaiknya pemerintah menghentikan pengiriman TKI untuk menjadi pembantu rumah tangga ke luar negeri.
"Tidak ada pilihan lain kecuali pemerintah segera hentikan pengiriman TKI untuk pekerjaan pembantu rumah tangga ke luar negeri," kata Mahfudz dalam pesan tertulis ke VIVAnews, Kamis 18 November 2010. "Ini demi harga diri bangsa dan pemeliharaan hak-hak asasi setiap WNI," kata Mahfudz.
Sebab, lanjut Mahfudz, selama yang dikirim adalah TKI yang tidak berpendidikan dan tidak berketerampilan cukup, kasus-kasus serupa akan terus terjadi dan pada kenyataannya pemerintah tak bisa berbuat apa-apa. Kekejaman, kekerasan, dan penyiksaan yang dilakukan majikan di luar negeri itu, menurut Mahfudz, sudah tidak dapat ditolerir lagi. Pemerintah sebaiknya menghentikan eksploitasi TKI demi pemasukan negara atau devisa semata.
"Kasus-kasus kekerasan yang dialami TKI sudah melebihi zaman perbudakan. Pemerintah tidak boleh abai dengan berlindung pada sebutan TKI sebagai pahlawan devisa," kata Mahfudz.
Kemudian, mengenai problem pekerjaan bagi calon TKI yang dilarang ke luar, Mahfudz menambahkan bahwa memang sudah menjadi tugas dan kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan ekonomi warga. "Pemerintah hanya batasi, pengiriman TKI diutamakan yang terdidik dan berketerampilan khusus. Soal kebutuhan ekonomi, adalah tugas kewajiban negara penuhi itu," kata Mahfudz.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment