Komisi I DPR meminta Kementerian Pertahanan lebih selektif dalam menerima teknisi Sukhoi.
Selasa, 21 September 2010, 12:27 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Mohammad Adam, Suryanta Bakti Susila
VIVAnews - Komisi I bidang Pertahanan DPR membawa masalah kematian tiga teknisi perakit Sukhoi asal Rusia dalam Rapat Paripurna DPR. Alexander, Voronig, dan Victor Savanoc meninggal Senin 13 September lalu karena keracunan metanol atau spiritus.
Mahfudz Siddiq selaku Ketua Komisi I DPR meminta Kementerian Pertahanan lebih selektif dalam menerima teknisi Sukhoi dalam kerja sama RI dan Rusia ke depannya. "Sejalan dengan itu, Kementerian Pertahanan harus memberlakukan peraturan tegas terhadap tim teknis selama berada di Indonesia untuk keperluan perakitan Sukhoi," kata politisi dari PKS ini dalam Rapat Paripurna DPR, Selasa 21 September 2010.
Komisi I lalu menjabarkan tiga kesepakatan komisi mengenai alat utama sistem senjata (alutsista). Pertama, kata dia, DPR memahami langkah pemerintah melakukan kerja sama teknik militer dengan Rusia dalam rangka pengadaan alutsista TNI.
Kedua, kata Mahfudz, kerja sama ini merupakan kerja sama pemerintah teknik militer. Dengan demikian, dapat dilanjutkan oleh pemerintah melalui ratifikasi dalam bentuk peraturan presiden.
Ketiga, DPR memandang perlu dibentuk panitia kerja bersama pemerintah untuk mengkaji dan merumuskan ratifikasi kerja sama bilateral di bidang pertahanan.
Komisi I meminta agar kasus ini tidak terulang di kemudian hari. "Sehingga kerjasama Indonesia dengan Rusia maupun negara lain bisa berjalan dengan baik," kata Mahfudz.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang memimpin Paripurna lalu menyerahkan hasil rapat Komisi I kepada semua legislator. Setelah disetujui, Pramono menyatakan tiga hal ini sebagai sikap DPR. (umi)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment