Salah satu yang diusulkan Agus Suhartono adalah penciutan postur batalyon
Kamis, 23 September 2010, 15:07 WIB
Arfi Bambani Amri, Mohammad Adam
VIVAnews - Salah satu problem klasik Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari dulu hingga sekarang adalah minimnya anggaran. Calon Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono juga mendapat pertanyaan soal itu dalam uji kelayakan di parlemen yang diadakan hari ini, Kamis 23 September 2010.
Pertanyaan itu diajukan Wakil Ketua Komisi I Agus Gumiwang Kartasasmita. Politisi Golkar itu bertanya, bagaimana visi dan misi Agus yang bagus itu bisa bekerja dengan anggaran yang terbatas.
Agus rupanya sudah menyiapkan jawaban. "Kami akan memperbaiki postur anggaran," jawabnya. "Dikaitkan dengan teknologi yang kita miliki, seharusnya memang ada perampingan, satu batalyon 900 personel, mungkin cukup hanya 600 orang," katanya.
Pengecilan jumlah personel di unit-unit ini terus berlangsung sampai ke tingkat Badan Pembina Desa (Babinsa). Dengan pengurangan ini, kata Agus, stok personel bisa diberdayakan untuk kebutuhan yang lain. "Kalau ini bisa dilakukan maka alokasi belanja pegawai bisa diefektifkan."
Kemudian masalah pengamanan perbatasan dan pulau terluar di tengah kendala alat utama sistem persenjataan yang terbatas, Agus menyatakan TNI akan menerapkan integrated maritime system. Radar-radar pantai akan diintegrasikan sehingga seluruh wilayah udara bisa tercakup pantauan. Kemudian TNI juga mengembangkan pesawat tanpa awak.
"Sea and coast guard menitikberatkan pada keselamatan pelayaran. Di satu sisi, kita menginginkan sea and coast guard juga bisa melakukan penegakan hukum di pesisir dan laut karena itu kita perlu suatu rujukan yang lain, dalam rangka penguatan terhadap bakorkamla (badan koordinasi keamanan laut) yang sudah dibentuk," ujarnya.
Cara lain menghemat anggaran adalah pembangunan kekuatan dengan penggunaan produk industri dalam negeri. Salah satunya pembangunan korvet dengan konsep joint cooperation di PT PAL. "Pendanaan dari luar negeri kita gunakan untuk pembelian alutsista dari luar, dengan menekankan transfer of knowledge," kata Agus yang sekarang Kepala Staf Angkatan Laut itu.
Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menyatakan pemaparan Panglima TNI sudah bagus dan komprehensif. Setidaknya telah sesuai dengan landasan peraturan dan perundang-undangan yang ada. "Tinggal persoalannya apakah hal yang normatif, konsep yang bagus ini, ketika dihadapkan dengan realitas yang ada bisa nggak diimplementasikan dan masalah-masalah diselesaikan dalam rentang waktu tiga tahun rentang kepemimpinannya. Itu yang akan kita uji," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment