Suara Merdeka, 22 Juli 2008
MAKASSAR- Par-tai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak akan memilih pemimpin yang peragu. Sebab, pemimpin peragu tidak pernah fokus dalam membangun bangsa yang sejahtera dan bermartabat.
”Kita sudah berikan kesempatan kepada mereka. Kita memerlukan pemimpin baru dan Indonesia baru,” kata Presiden PKS Tifatul Sembiring saat memimpin ikrar calon anggota dewan di sela-sela Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di Hotel Clarion Makassar, Senin (21/7).
Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin dengan moral dan kepribadian yang kuat. Pemimpin yang ragu dalam mengambil keputusan tidak akan lagi dicalonkan PKS.
”Pemimpin yang peragu hanya akan mengorbankan masyarakat. Contohnya seperti terjadi dalam pilkada Maluku Utara yang berakhir dengan konflik horizontal. Padahal, gubernur terpilih seharusnya tinggal dilantik tanpa harus mengulur-ulur waktu,” tambahnya.
PKS menyatakan prihatin dengan kondisi bangsa sekarang, karena didera masalah kemiskinan dan pengangguran, sementara pemimpin yang dipilih oleh rakyat tidak menjalankan amanah sebagaimana mestinya. Mereka tidak memenuhi janji-janjinya.
Untuk itu, partainya akan memegang teguh berpolitik dengan hati, jiwa yang tulus dan keikhlasan.”Kami ingin mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera dan bermartabat,” kata Tifatul saat membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS.
Tidak Peragu
Tifatul menegaskan, PKS hanya akan berkoalisi sampai dengan 2009. Namun setelah itu, posisi PKS adalah zero option. ”Siapa pun pemimpinnya, asalkan tidak peragu, akan kita pilih. Anda bisa menilai sendiri siapa yang dianggap peragu itu,” ujarnya.
PKS menginginkan pemimpin berusia di bawah 50 tahun. Namun demikian, siapa yang akan dicalonkan masih menunggu hasil dari Majelis Syurs. ”Siapa orang itu, akan kami umumkan pada waktunya.”
Saat ditanya mana yang lebih berpeluang antara dirinya dengan mantan presiden PKS Hidayat Nur Wahid, dia mengingatkan, sekitar 65% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. ”Selama ini, belum ada presiden yang bermarga,” katanya sambil tersenyum.
Dikatakan, Hidayat berpeluang untuk dicalonkan Majelis Syura. Sebab, sejumlah survei menyebutkan politikus asal Klaten itu layak dicalonkan. Jika akhirnya Hidayat dicalonkan, PKS tidak ragu untuk menariknya dari posisi ketua MPR RI. ”Kita setuju jika beliau mundur. Sebab, negara ini tidak akan beres jika semua orang rangkap jabatan. Harus ada totalitas dan loyalitas dalam menjalankan tugas. Yang jelas, soal nama akan kami serahkan ke Majelis Syura yang terdiri dari 99 orang anggota,” tandasnya.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Mahfudz Siddiq mengatakan, lebih dari 70% calon anggota legislatif PKS untuk Pemilu 2009 didominasi wajah-wajah muda usia. Komposisi caleg PKS untuk DPR RI 2009-2014 terdiri dari 64% laki-laki dan 36% perempuan. ”Usia 20-30 tahun sebanyak 10% , 30-50 tahun sebanyak 80% dan dan di atas 50 tahun sebanyak 10%,” katanya.
Terpisah, politikus Partai Bulan Bintang Ali Mochtar Ngabalin mengaku capres berlatarbelakang militer berpeluang menang dalam Pilpres 2009. Alasannya, kepemimpinan sipil seringkali hanya memprioritaskan diri dan kelompoknya. ”Dengan catatan, purnawirawan militer itu bukan orang yang peragu. Setidaknya, kita membutuhkan dua atau tiga kali pemilu sebelum pemimpin sipil siap. Yang jelas, purnawirawaan yang nanti terpilih harus memiliki jiwa civil society,” ujarnya.(H28-49)
No comments:
Post a Comment