Anggaran Rp100 triliun diajukan untuk membangun alat sistem utama persenjataan TNI.
Senin, 18 Oktober 2010, 16:21 WIB
Heri Susanto, Agus Dwi Darmawan
Pesawat tempur Shukoi TNI (globalaircraft.org)
VIVAnews - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang baru dilantik pekan lalu, hari ini langsung memperjuangkan haknya sebagai panglima tertinggi di Tentara Nasional Indonesia. Kepada Menteri Keuangan bersama beberapa menteri lain, ia menyampaikan permintaan ini di Komisi I DPR RI. Total dana yang dibutuhkan sekitar Rp100 triliun hingga 2014.
Didampingi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Agus mengusulkan alokasi anggaran pertahanan dalam rangka memenuhi kebutuhan Minimum Essential Force (MEF). Anggaran ini diajukan untuk memenuhi segala bentuk kekurangan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutista).
"Programnya sudah kita ajukan ke Menteri Keuangan," kata Agus di Komisi I DPR, Senin 18 Oktober 2010. Tapi berapa kebutuhan dana itu, Agus tidak menyebutnya. Hanya saja seperangkat keperluan yang dimaksud itu antara lain untuk membangun alutista seperti kapal, pesawat, tank dan sebagainya.
Rapat yang digelar secara tertutup sejak pukul 10.00 WIB dan selesai pukul 14.56 WIB ini, belum menghasilkan keputusan. Dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, rapat ikut menghadirkan Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S Alisjahbana, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S Alisjahbana, jumlah dana MEF yang diajukan saat ini cukup besar dan semuanya masih dalam proses.
Tapi dalam RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional) 2010-2014, range MEF yang diperkirakan adalah sebesar Rp100 triliun. Ini adalah baseline (dasar) kebutuhan alutista Indonesia. Dalam penganggaran sampai saat ini sudah terpenuhi Rp53 triliun.
"Jadi kurangnya masih Rp57 triliun," kata Armida.
Kebutuhan dana sebesar akan dibagi yakni untuk 2011 mencapai Rp11 triliun, dan sisanya dialokasikan pada tahun berikutnya. "Semuanya dilakukan secara bertahap," katanya.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment