Wednesday, May 06, 2009

PKS tak Ingin Koalisi Karet

PKS tak Ingin Koalisi Karet
Republika, Selasa, 05 Mei 2009 pukul 17:11:00
JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kaget dengan sikap Partai Demokrat (PD) yang melakukan pendekatan terbuka dalam membangun koalisi.

Walaupun sudah menyatakan bakal berkoalisi dengan PD dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun PKS tetap mengedepankan prinsip kesamaan platform untuk meneguhkan koalisi.

PKS ingin wujud koalisi sudah tetap sebelum pelaksanaan pemilihan presiden. Sementara PD memberikan sinyal jika koalisi tetap terbuka setelah pilpres dan selama masa pemerintahan.

“Kalau koalisinya terbuka dan cair atau seperti koalisi karet seperti itu, tentu akan menimbulkan komplikasi yang tidak sederhana,” ujar Ketua DPP PKS, Mahfudz Siddiq, kepada //Republika//, Selasa (5/5).

Sejauh ini, Mahfudz melanjutkan, PKS masih menunggu kinerja Tim 9 PD yang sudah menerima proposal kesepakatan koalisi PKS. Partai pimpinan Tifatul Sembiring berharap draft kontrak politik segera selesai sehingga siap untuk prosesi penandatanganan bersama.

Bilamana ada keputusan-keputusan yang berimplikasi pada bangunan koalisi, PKS ingin hal itu dibicarakan bersama dengan para mitra koalisi. “Tentu kaget kalau Demokrat ternyata punya pandangan koalisi karet seperti itu. PKS berpendapat hal-hal ini menjadi bagian yang harus dibicarakan dengan mitra koalisi,” papar Mahfudz.

Dikatakan, format koalisi yang dicita-citakan dalam pemerintahan 2009-2014 adalah koalisi permanen yang konsisten. Belajar dari pengalaman koalisi 2004-2009, koalisi hendaknya tidak membuka peluang terjadi perbedaan sikap politik terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

“Koalisi yang cair seperti 2004-2009 kan perlu diperbaiki, karenanya jangan mengulangi kesalahan dengan bersikap cair dan terbuka seperti itu.”

Mahfudz mengingatkan, jika keterbukaan lebih ditujukan untuk mempergemuk kekuatan politik di parlemen, maka hal itu adalah kekhawatiran yang berlebihan.

“Menghitung peta kekuatan di DPR memang penting, tapi terlalu khawatir dengan konstelasi yang ada juga tak bijak. Konsep koalisi terbuka sama saja membuka diri untuk melakukan kesalahan dua kali,” tandas Mahfudz. - ade/ahi

No comments: