Monday, May 18, 2009

Mega-Bowo Deklarasi di Lokasi Wong Cilik.

Mega-Bowo Deklarasi di Lokasi Wong Cilik.
Republika Newsroom, Minggu, 17 Mei 2009 pukul 21:47:00


JAKARTA—Pasangan capres-cawapres PDIP dan Gerindra, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega-Bowo) memutuskan untuk melakukan deklarasi pencalonan mereka di lokasi wong cilik.

Fungsionaris DPP PDIP, Gayus Lumbuun, mengatakan, penetapan lokasi deklarasi Mega-Bowo di daerah pemukiman rakyat kecil berkesesuaian dengan tema kampanye dan isu politik yang diusung PDIP-Gerindra.

“Kita kan ingin mewujudkan konsep ekonomi kerakyatan untuk memperbaiki kondisi wong cilik yang semakin sulit hidup di negeri kaya-raya ini,” ujar Gayus kepada Republika, Ahad (17/5).

Lalu dimana lokasi yang dipilih Mega-Bowo untuk pendeklarasian mereka” Sejauh ini, kata Gayus, sudah mengerucut pada wilayah Bekasi, Jawa Barat, yang terdapat kawasan kumuh di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Bantar Gebang.

Namun demikian, keputusan pasti lokasi baru dibicarakan Mega-Bowo dan tim pemenangan pilpres PDIP dan Gerindra pada hari ini, Senin (18/5). “Kalau waktu deklarasinya mudah-mudahan pekan ini juga, tapi belum besok (hari ini, red),” imbuh Gayus.

Ihwal target pasangan Mega-Bowo, Gayus meyakini, kolaborasi kedua orang nomor satu di PDIP dan Gerindra tersebut mampu mengungguli pasangan capres-cawapres lainnya.

Optimisme demikian bukan tanpa alasan. Menurut Gayus, ketidakmampuan pemerintahan saat ini dalam memperbaiki kehidupan ekonomi rakyat kecil menjadi pintu masuk untuk melakukan pembaruan kebijakan.

“Pembaruan kebijakan ekonomi dan politik inilah yang menjadi arah perjuangan Mega-Bowo. Rakyat harus bisa hidup mandiri dan tidak lagi mengandalkan bantuan-bantuan untuk menyelesaikan kesulitan mereka,” papar Gayus.

Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan jika pihaknya sudah menandatangani kontrak politik koalisi bersama Partai Demokrat (PD) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Penandatanganan kontrak politik tersebut dilakukan PKS di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, pada Sabtu (16/5).

“Sebelumnya PKS sudah mendapatkan kepastian persetujuan draft kontrak politik dari SBY pada Jumat (15/5) sore sebelum deklarasi SBY-Boediono,” jelas Ketua DPP PKS, Mahfudz Siddiq.

Mahfudz menjelaskan, kesepakatan yang tercapai antara Ketua Majelis Syura PKS, Hilmi Aminuddin, dan SBY di Bandung adalah kontrak politik sebagai lampiran tak terpisahkan dari piagam koalisi yang ditandatangani partai-partai mitra koalisi di Cikeas

Kontrak politik itu berisi empat hal, yaitu kesepakatan aturan main koalisi di pemerintahan, aturan main koalisi di parlemen, platform kebijakan pemerintahan koalisi di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya dan hubungan luar negeri, serta mekanisme komunikasi koalisi.

Terkait platform kebijakan bidang ekonomi yang disepakati PKS dan SBY, kata Mahfudz, mencakup tiga hal, yaitu pertama, pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan pemerataan ekonomi, kesamaan dan kemudahan akses, informasi, dan peluang usaha, serta pemberdayaan kemampuan usaha

Kedua, menegakkan kedaulatan ekonomi nasional dengan mereformasi kebijakan makro ekonomi yang mengarah kepada kemandirian dan kesetaraan serta kedaulatan ekonomi rakyat. Serta ketiga, ketahanan dan kemandirian ekonomi di sektor pangan, energi, dan air melalui revitalisasi, efesiensi, intensifikasi dan diversifikasi.

“Semua kesepakatan politik ini diharapkan mampu mewujudkan pemerintahan yang lebih baik selama lima tahun mendatang dan mendatangkan manfaat buat umat,” tandas Mahfudz. ade/pur

5 comments:

Anonymous said...

Kalau harus memilih karna keterpaksaan Yuu kita pilih JK-WIN....????

Klo MegaPro hmmm.... menakutkan.
SBY-Berbudi hmmm.... Serasa ada yang disembunyikan.

Mudah-mudahan PKS Ke depan Makin jaya tapi 2009 masa tersuram menurut seorang simpatisan seperti saya.

Sudah biasa PKS diHUJAT oleh orang sekuler, tetapi sangat menyedihan sekarang PKS menjadi bahan "kritikan" dari orang2 muslim yang keislamannya juga tidak diragukan....
Duhai PKS anda mewakili umat bukan mewakili 7,8 % pemilih anda!!!

Anonymous said...

koq jadinya tetap di koalisi sih pak ? padahal sebelumnya udah bereaksi keras atas penunjukan cawapres yg nggak bilang2 sama mitra koalisi . Kenapa nggak keluar aza dari koalisi & jadi opposan ? lebih ada izzahnya menurut saya. Jujur, saya kecewa dengan keputusan ini(begitu juga rekan2 kader yg saya kenal ketika saya bincang2 tentang masalah ini).Mungkin saya pribadi akan mempertimbangkan kembali pilihan saya untuk pilpres 2009 dan pemilu 2014 nanti.
Salam,
hijauijo

Anonymous said...

Ass.
Bang Mahfudz, kedepan, da'wah di ranah politik membutuhkan kecakapan berkomunikasi dengan ciri: santun & cerdas, sesuai dengan akhlaq karimah.

Jangan terlalu ekspresif, reaktif dan emosional. Sehingga terkesan panik, bingung dan salah langkah, dalam menghadapi siasat mitra koalisi.

Posisikan bahwa mitra koalisi dengan capresnya ini sebagai objek da'wah yang kebetulan sedang Allah berikan semua sumber daya politik (kekuasaan).

Bukankah para azatidz dan qiyadah telah diberi pembekalan yang cukup dari Allah SWT, berupa : pengalaman berda'wah para Anbiya kepada para Penguasa dan Penghulu manusia ? Tidakkah memiliki pemahaman yang cukup dari sirah mulia mereka ?

Bagaimana da'wah ini bisa sampai kepada mereka yang sedang dimabuk kekuasaan dan kemenangan. Jika lemah dan buruk dalam berkomunikasi ? Bagaimana sinar da'wah ini akan menembus kekelaman hati manusia, jika pemilik hati itu dihina, dicaci maki, diancam-ancam diruang publik ?

Bang Mahfudz, efek buruknya komunikasi da'wah, selain menuai kecaman dan kekecewaan sebagian para simpatisan dan pendukung da'wah ini, (mungkin...) berbuah pada siasat baru yang akan dijalankan mitra koalisi dan capresnya kedepan.

Eh, Bang Mahfudz, kalo masih konsisten memperjuangkan keterwakilan kader da'wah dan ummat dalam konfigurasi Cawapres, masih ada waktu lho.. Soalnya KPU kasih waktu sampai 28 Mei 09 untuk mengubah konfigurasi capres-cawapres atau perubahan dukungan parpol.

Pak Amin Rais juga sampai sekarang masih terus berjuang mengamankan agenda : ekonomi kerakyatannya. Yang dia sangsi bisa dilaksanakan oleh Cawapres mitra koalisi.

Unknown said...

Assalamualaikum wr, wb

kl memang betul KPU msh memberikan wktu sampai 28 Mei 09 untuk mengubah konfigurasi capres-cawapres atau perubahan dukungan parpol, sebaiknya PKS melakukan hal tsb. Ini tandanya Alloh swt msh memberikan wktu kepada para Qiyadah PKS untuk bertaubat. Lebih baik tidak mendukung salah satu calon, toh BERDAKWAH tidak hrs BERKUASA.

Kang Mahfudz tolong tarik dukungan dari sby-Boediono, dan tolong didorong untuk diadakan pergantian Ketua majelis syuro, ketum, dan sekjen PKS. Sebelum terlambat.

Wassalam

Anonymous said...

Saya melihat sekarang ini para qiyadah senang banget memberi pernyataan di media atau memang wartawan yang senang mewawancarai mereka ya.. tapi kadang-kadang pernyataan dari mereka semuanya dikutip padahal pernyataan itu menjadi blunder dan membuat kami para kader benar-benar gemas! Mengapa anda senang sekali ngomong? bila omongan ini bermanfaat bagi umat silakan malah kami senang menunggu omongan kalian karena itu adalah dakwah, namun bila omongan itu menyakitkan orang lain bagaimana ? jadi ramai dan saling sahut-menyahut apakah pemimpin kita seperti ini??