Wednesday, May 27, 2009

Mengapa PKS Tak Incar Posisi Menteri Agama

Mengapa PKS Tak Incar Posisi Menteri Agama
.
Vivanews.com, Selasa, 26 Mei 2009, 11:34 WIB
VIVAnews - Belum lagi pemilu presiden dilangsungkan, wacana bagi-bagi kekuasaan sudah sering dibicarakan. Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mahfudz Sidiq mengatakan pembagian kekuasaan belum dibicarakan secara detail.

"Power sharing baru akan dibicarakan secara detail dan tuntas ketika SBY-Boediono sudah menang pilpres," kata Mahfudz ketika ditemui sebelum rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa 26 Mei 2009.

Meski demikian, prinsip-prinsip dasar pembagian kekuasaan sudah dibicarakan, misalnya bahwa pembagian kekuasaan antar partai-partai pendukung SBY-Boediono dilakukan secara proporsional. PKS, tambah dia, saat ini sedang menggodok nama-nama yang akan disiapkan untuk portofolio kabinet.

"Kami menyiapkan nama sebanyak-banyaknya. Yang jelas, PKS hanya mengusulkan, sementara persetujuan akhir ada pada presiden," kata Mahfudz.

Namun yang pasti, ada satu posisi menteri yang tak diincar PKS. "Kami tidak mengincar posisi menteri agama," kata Mahfudz.

Menngapa? "Karena ada satu tradisi politik bahwa pos menteri agama diisi representasi kaum Nahdatul Ulama (NU) atau partai yang punya afiliasi dengan NU. Kami berpendangan pos menteri agama untuk NU," tambah dia.

Senada, Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Zulkieflimansyah mengatakan PKS menghindari pos menteri agama. Sebab, berpotensi membuat fitnah ke PKS semakin menjadi-jadi.

Sebelumnya, Ketua Umum Pemenangan Pemilihan Presiden pasangan SBY-Boediono, Hatta Radjasa mengatakan komposisi kursi menteri bagi partai-partai politik pendukung belum dibicarakan.

Pernyataan Hatta membantah rumor yang berkembang yang menyebut posisi-posisi menteri bagi partai pendukung sudah jelas, misalnya untuk PKS.

2 comments:

Anonymous said...

Assalamu'alaikum.

Selamat, kepada para juru da'wah yang telah mendapatkan amanah ummat di parlemen.

Berda'wahlah dengan keteladanan dan akhlaq mulia di medan politik. Sinari dengan cahaya da'wah yang memikat hati para anggota parlemen. Sehingga mampu menghasilkan produk UU yang mensejahterakan negeri.

Kuatkanlah azam dan mintalah pertolongan Allah agar mampu melakukan amar ma'ruf nahi munkar dalam rangka pengawasan kepada para pemegang amanah eksekutif.

Kembangkanlah logika politik yang bersesuaian jalan dengan kaidah-kaidah da'wah. Sehingga jadi pembeda mana partai da'wah dan mana partai politik kebanyakan.

Upayakanlah politik pencitraan positip dengan menghindari maksiyat kepada Allah, sungguh-sungguhlah dalam taubat agar Allah melindungi tersebarnya aib. Tetaplah istiqamah di jalan Allah, agar Dia sendiri Yang "menumbuhkan rasa simpati" di dada manusia.

Tetaplah mengedepankan sikap egaliter, jauhi gaya feodal dalam berhubungan dan melayani konstituen serta publik pada umumnya.

Siapkanlah kecakapan komunikasi politik agar substansi da'wah mengena dan menghujam lubuk hati manusia. Tanpa banyak menimbulkan rasa permusuhan dan kebencian manusia.

"Minumlah" sesedikit mungkin air "sungai" kesejahteraan di gedung parlemen agar tak lemah menempuh jalan dan tak loyo ketika sampai dimedan da'wah yang sebenarnya.

Dawamkanlah memohon perlindungan Allah SWT ala nabi Yusuf As, ketika masuk ke gedung Parlemen. Semoga Allah melindungi dari bisikan para setan pegiat zina. Yang menyeru pengumbaran syahwat kepada lawan jenis dengan cara yang tidak halal.

Masukilah gedung parlemen dengan air muka penuh atsar ibadah dan amal sholeh. Pulanglah kepada kami, lima tahun lagi dengan aura muka yang lebih bercahaya. Dengan dada yang dilapangkan Allah, dengan nada suara yang jauh dari dusta. Berkata : saya telah melaksanakan amanah manusia dengan baik, Allah dan orang-orang beriman menjadi saksi.

Anonymous said...

Setuju akhii..
ini baru kritik membangun