Boediono Ditolak Pro-SBY
SURYA, Kamis, 7 Mei 2009 | 8:12 WIB |
JAKARTA-SURYA-Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono disebut-sebut sebagai calon kuat pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun figur Boediono, ternyata tidak bisa diterima oleh para partai politik yang kini resmi mendukung SBY kembali menjadi calon presiden (Capres). Fungsionaris PAN yang juga pengamat ekonomi Drajad Wibowo menyatakan, SBY melakukan kesalahan besar apabila meminang Boediono sebagai calon wakil presiden (cawapres). PKS maupun PKB juga menolak Boediono dengan penyampaian yang berbeda.
“Kalau nanti Boediono yang dipilih, maka pemerintahan ini akan sulit melepaskan diri dari stigma neoliberal. Ini malah hanya akan menimbulkan resiko politik saja. Keduanya (SBY–Boediono) adalah sama-sama orang Jawa dan sama-sama dari kalangan nasionalis. Idealnya kan, ada kombinasi, jawa dan luar Jawa, militer dan sipil,” kata Drajad, Rabu (6/5).
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, sebaiknya SBY berkonsultasi dengan partai pendukung dalam menentukan pendamping. “Kami pada dasarnya menyerahkan sepenuhnya keputusan cawapres kepada pak SBY.
Akan tetapi, alangkah baiknya jika posisi itu (cawapres) dibicarakan terlebih dahulu dengan partai-partai yang menjadi partner koalisi,” kata Mahfhudz diplomatis seraya menegaskan, PKS tak memasukkan nama Boediono sebagai kandidat cawapres SBY.
Hal yang sama disampaikan Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB, Muhaimin Iskandar. “Bagi kami, yang namanya wapres harus profesional. Dan apakah itu (dari) partai atau tidak, itu soal perhitungan politik. PKB sebelumnya juga telah menyampaikan tawaran beberapa kriteria cawapres. Yaitu yang memiliki integritas normatif, kapasitas, profesionalitas, komitmen kebangsaan, serta memiliki nasionalisme yang tinggi,” kata Muhaimin.jbp/yat/ade
No comments:
Post a Comment