PKS Pertanyakan Alasan Boediono Dipilih
Katanya SBY ingin membentuk koalisi berbasis platform, kok bisa memilih Boediono?
Vivanews.com, Selasa, 12 Mei 2009, 10:50 WIB
VIVAnews - Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Siddiq, menyatakan belum mendapat informasi pendamping Susilo Bambang Yudhoyono nanti adalah Boediono, Gubernur Bank Indonesia. Ditambah berbagai rumor mengenai Boediono, PKS jelas mempertanyakan.
"Memang kami mendapat informasi bahwa Pak SBY kemungkinan besar akan mengambil Boediono sebagai calon wakil presiden. Dari kabar jalanan yang kami terima, Boediono juga endorsement dari PDIP," kata Mahfudz yang juga Ketua Fraksi PKS itu di parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 12 Mei 2009.
"Kalau ini yang terjadi, memang sangat mengejutkan karena kami sebagai salah satu unsur koalisi yang sejak awal berkomunikasi dengan Demokrat tidak pernah mendapat informasi dan bahkan diajak bicara tentang persoalan tersebut. Sementara kami meyakini betul bahwa Pak SBY akan melakukan koalisi berbasis aturan dan platform," kata Mahfudz.
Tiba-tiba, kata Mahfudz, di ujung jalan muncul koalisi Demokrat dengan PDIP, kemudian muncul Boediono tanpa ada pembicaraan platform. "Jadi PKS sedang meragukan, apa betul Pak SBY akan membangun koalisi berbasis platform atau hanya koalisi untuk mengamankan kepentingan kemenangan?" ujar Mahfudz.
Soal Boediono, belum ada pernyataan resmi dari kubu Demokrat bahwa dosen Universitas Gadjah Mada itu yang akan dipilih mendampingi SBY. Boediono hanya diakui salah satu dari beberapa nama yang dijagokan untuk mengisi posisi calon wakil presiden.
Boediono Membuat Mitra Koalisi Demokrat Gerah
Vivanews.com Selasa, 12 Mei 2009, 11:04 WIB
VIVAnews - Partai-partai yang berkoalisi dengan Partai Demokrat mempertanyakan alasan pemilihan Gubernur Bank Indonesia, Boediono, sebagai calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Para mitra koalisi Demokrat itu akan berkumpul membahasnya.
PKS misalnya, mengaku masih terus mempelajari situasi ini karena perkembangan begitu cepat. Informasi yang diterima PKS juga masih sumir. "Jadi kami masih harus konfirmasi kalau betul ada koalisi Demokrat-PDIP semata-mata berbasis kepentingan politik jangka pendek," kata anggota Majelis Syura PKS, Mahfudz Siddiq.
"Dan kalau betul Boediono endorsement dari PDIP, kami akan membicarakan, bukan hanya PKS sendiri tapi juga dengan unsur-unsur koalisi yang lain seperti PPP, PKB dan PAN," ujar anggota Majelis Syura PKS, Mahfudz Siddiq, di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 12 Mei 2009.
Bagi PKS ini bukan persoalan Boediono atau bukan Boediono. "Ini murni persoalan platform, karena kami belum pernah mendengar pembicaraan platform antara Demokrat dengan PDIP atau Demokrat dengan cawapres yang ada," kata Mahfudz.
"Ini juga persoalan komunikasi dan koordinasi politik. Tampaknya ada tanda-tanda kedua proses itu tidak berjalan lancar dan bahkan satu arah. Karena itu, saya menjadi khawatir apakah ini merupakan tanda positif atau negatif bagi koalisi ke depan," katanya.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, juga kaget dengan munculnya nama Boediono. PAN sendiri mengharapkan SBY atau Demokrat memilih calon wakil presiden yang berlatar partai politik. "Dari Rakernas kemarin, kami mengajukan nama calon wakil presiden Pak Hatta. Kami berharap wakilnya itu dari kader partai," kata Zulkifli.
Jadi, "Munculnya Boediono ini mengejutkan. Saya khawatir militansi kader-kader partai akan mengendor karena munculnya Boediono," kata Ketua Fraksi PAN di parlemen itu.
No comments:
Post a Comment