Jawa Pos[ Kamis, 20 November 2008 ]
Dengan Alasan Rekonsiliasi, PKS Kumpulkan Keluarga Pahlawan
JAKARTA - PKS (Partai Keadilan Sejahtera) kembali melakukan manuver politik yang mengejutkan. Setelah tayangan iklan politik yang menampilkan sejumlah pahlawan dan tokoh nasional penuh dengan pro dan kontra, kemarin (19/11) partai tersebut mengumpulkan sejumlah keluarga para pahlawan itu.
Acara yang berlangsung meriah di Jakarta Convention Center tersebut dikemas dalam rangkaian peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional, 80 tahun Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan 10 November. ''PKS tidak ingin mengadili sejarah, tapi belajar dari sejarah. Yang baik menjadi tauladan, yang buruk ditinggalkan,'' kata Presiden PKS Tifatul Sembiring memberi alasan atas langkah politik pencitraan itu.
Keluarga pahlawan yang hadir, antara lain, Agustanzil Sjahroezah (cucu KH Agus Salim), Halida Hatta (putri Bung Hatta), KH Salahuddin Wahid (cucu KH Hasyim Asy'ari), Bambang Sulistomo (putra Bung Tomo), Aisyah Gani (putri Syafrudin Prawiranegara), dan Amelia Ahmad Yani (putri Jenderal Ahmad Yani).
Meski mantan penguasa Orba, Soeharto, belum dinobatkan negara sebagai pahlawan nasional, PKS tetap menghadirkan Siti Hediati alias Titik (putri Soeharto). ''Soeharto berkuasa 32 tahun. Bagaimanapun, beliau menjadi bagian dari sejarah bangsa ini,'' ujar Tifatul.
Apakah PKS mendukung penetapan Soeharto menjadi pahlawan nasional? ''Pemberian gelar pahlawan itu kapasitas negara, bukan PKS. Di DPP PKS sendiri belum ada kesepakatan mengenai itu,'' jelasnya.
Di antara ratusan warga PKS yang hadir dalam acara itu, terlihat Ketua Majelis Syura PKS KH Hilmi Aminudin. Ada juga penyair Taufiq Ismail yang membacakan puisi dan grup band Coklat yang membawakan lagu-lagu perjuangan.
Tifatul menyampaikan, PKS berharap iklan pahlawan nasional dan agenda silaturahmi antarkeluarga pahlawan itu menjadi awal bagi rekonsiliasi nasional. Dengan begitu, lanjut dia, bangsa Indonesia bisa melangkah tanpa dibebani dendam sejarah dan stereotip masa lalu.
''Langkah PKS ini hanya jembatan kecil untuk terjadinya islah. Kita harus membangun koalisi besar untuk kehidupan yang lebih baik,'' tegasnya. Tifatul mengaku tidak ambil pusing bila ada yang menilai langkah PKS itu hanya manuver politik menjelang Pemilu 2009.
''Silakan saja berpikir begitu. Yang jelas, PKS bukan kroni kelompok tertentu, bukan tengah cari dana kampanye. Acara ini hanya silaturahmi,'' kata Tifatul.
Menariknya, ketika semua keluarga pahlawan nasional diundang menjadi panelis, hanya Titik -putri Soeharto- yang tidak naik ke panggung. Ketua panitia yang juga Ketua DPP PKS Mahfudz Siddiq menjelaskan bahwa forum PKS itu pada dasarnya memang untuk keluarga pahlawan nasional. ''Pak Harto belum mendapat gelar pahlawan dari negara. Selain itu, Bu Titik sendiri tadi minta untuk tidak bicara di depan,'' terangnya.(pri/tof)
No comments:
Post a Comment