Thursday, March 13, 2008

RUU Pilpres Jangan Disetir Parpol

RUU Pilpres Jangan Disetir Parpol
Republika, 12 Maret 2008
Pilpres 2009 selayaknya menjadi panggung calon pemimpin muda.

JAKARTA -- Desakan agar Rancangan Undang-undang tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (UU Pilpres) harus berorientasi pada menjawab kepentingan bangsa, terus mengemuka. Sebab, jangan sampai upaya revisi UU Nomor 23/2003 itu disetir kepentingan parpol, misalnya, dengan membuat persyaratan calon presiden (capres) untuk meloloskan figur-figur tertentu.

Tawar-menawar ke arah itu sangat memungkinkan, seperti terjadi pada pembahasan revisi UU Pemilu yang baru disahkan setelah melalui tarik-menarik kepentingan yang alot di DPR. Tapi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berjanji tidak akan membangun bargaining untuk kepentingan sempit karena ingin mengedepankan kepentingan bangsa.

''Sangat naif kalau sebuah bangsa yang sudah merdeka sekian puluh tahun dan dalam kondisi terpuruk, hanya membuat undang-undang untuk kepentingan partai saja,'' kata Ketua Fraksi PKS di DPR, Mahfudz Siddiq, Rabu (13/3).

Mahfudz meminta, semua pihak berkaca pada penyusunan UU Pilpres yang lalu, misalnya syarat calon terdakwa tetap lolos dalam pembahasan. ''Itu jangan terjadi lagi pada pembahasan RUU Pilpres sekarang,'' katanya.

Calon muda
Untuk regenerasi, PKS juga mendorong calon dari kalangan muda yang memiliki kemampuan menjadi pemimpin nasional. ''Panggung politik bagi kalangan senior sudah diberikan pada dua kali pemilu sebelumnya. Sudah waktunya Pilpres 2009 menjadi panggung bagi kepemimpinan kalangan muda,'' imbuh Mahfudz.

Untuk itu, pada RUU Pilpres, PKS akan mengusulkan capres minimal berumur 35 tahun dan maksimal 60 tahun. Selain itu, harus berpendidikan sarjana serta sehat jasmani dam rohani. ''Akan lebih baik figur senior mundur sekarang dengan meninggalkan nama harum,'' katanya.

Stok figur pemimpin muda yang bagus, lanjut Mahfudz, dimiliki banyak parpol seperti Partai Golkar dan PDIP. Ia menyebut di antaranya Ferry Mursyidan Baldan dan Priyo Budi Santoso (Golkar) serta Pramono Anung dan Tjahjo Kumolo PDIP.

''Sekarang ini tinggal kemauan parpol. Kalau parpol mengajukan figur-figur muda, saya kira masyarakat akan menerimanya,'' ujar Mahfudz. Khusus pada Golkar, Mahfudz menyampaikan tantangan untuk memunculkan capres muda. Sementara PKS akan menawarkan figur muda juga untuk posisi cawapresnya.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPR, Priyo Budi Santoso, mengapresiasi pernyataan Mahfudz sebagai gagasan orisinal. ''Ide ini bisa menjungkirbalikkan peta politik yang sekarang berkembang,'' katanya.

Sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang kini dinakhodai figur muda, baru akan menentukan sikapnya tentang capres setelah pemilu legislatif. ''PPP belum memikirkan pilpres tetapi PPP mencermatinya. Kita sekarang ini sedang konsentrasi pada persiapan pemilu legislatif 2009,'' kata Ketua Umum PPP, Surya Dharma Ali, yang juga Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
(dwo )

No comments: