Wednesday, March 19, 2008

PPP: Wajar! Situasi Panas Jelang Pemilu

PPP: Wajar! Situasi Panas Jelang Pemilu
2009
Muhammad Nur Hayid - detikcom
Jakarta - Pernyataan Presiden SBY
mengenai situasi politik menjelang pemilu
2009 semakin memanas ditanggapi
beragam di DPR. Masalah situasi memanas
ini dianggap sebagai hal yang wajar
sehingga tidak perlu didramatisir.
"Itu biasa dari dulu menjelang pemilu situasi
suhu politik terus meningkat. Karena
persaingan politik yang semakin meningkat
di antara para elit. Jadi biasa saja
menanggapinya," kata Ketua DPP PPP Arief
Mudatsir Mandan di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta, Rabu (5/3/2008).
Menurut Arief, situasi politik 2009 tidak akan
berpengaruh banyak kepada rakyat
sebagaimana yang dilontarkan SBY. Karena
saat ini rakyat lebih berpikir kebutuhan
dasar, seperti makan dan kebutuhan pokok
lainnya.
"Saat ini perekonomian kan semakin sulit.
Sementara bencana terjadi di mana-mana.
Rakyat akan berpikir bagaimana memenuhi
kebutuhannya. Bukan malah ikut-ikutan
berpolitik," imbuh Arief.
Sementara itu Ketua FPKS Mahfudz Siddiq menilai panasnya suhu politik
diawali sejak pilkada digelar di daerah-daerah, tidak hanya menjelang pemilu
2009.
Yang perlu dicemaskan pemerintah adalah menteri-menteri yang masih
menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Bersatu. Karena, dikhawatirkan
kerjanya tidak fokus akibat konsentrasi mengurus partai menjelang pemilu
2009.
"Panasnya suhu politik sudah dimulai sejak pilkada. Yang patut dicemaskan
adalah kabinet terbengkalai akibat ditinggal para menteri yang berasal dari
parpol yang sibuk mengurusi persiapan pemilu 2009," kata dia.
Mahfudz menambahkan, kecemasan itu patut diwaspadai mengingat dalam
Kabinet Indonesia Bersatu terjadi koalisi besar dari partai-partai, presiden dan
wapres berasal dari parpol yang berbeda. Sementra para menterinya berasal
dari parpol yang berbeda. "Bahkan di antara mereka itu ketua umum partai,"
pungkas dia.
Sebelumnya situasi politik makin panas menjelang Pemilu 2009. Presiden SBY
meminta masyarakat jangan gamang. ( mly / umi )

No comments: