Thursday, May 12, 2011

Mahfudz: Walah Saya Enggak Pernah Dapat Pulsa

NEWS » Polhukam

Ferdinan - Okezone
Rabu, 11 Mei 2011 15:18 wib


JAKARTA - Ketua Komisi Pertahanan, Informasi, dan Luar Negeri DPR Mahfudz Siddiq mengaku tidak tahu menahu soal jatah pulsa anggota dewan.

Mahfudz juga enggan berkomentar terkait rilis Seknas Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) yang menyebut anggota dewan mendapat jatah Rp270 juta per tahun.

"Walah saya nggak pernah dapat pulsa. Pulsa HP bayar sendiri," kata Mahfudz kepada okezone, Rabu (11/5/2011). Mahfudz juga mengaku tak tahu anggaran pulsa seperti yang disebut LSM Fitra. "Saya enggak tahu soal itu," tandasnya.

Fitra merilis anggaran untuk komunikasi atau isi pulsa HP pribadi anggaran DPR sebesar Rp102 juta per tahun untuk 5 kali reses bagi satu anggota dewan.

Selain itu, anggota DPR juga mendapat uang isi pulsa untuk setiap bulan sebesar Rp14 juta per anggota. Total per tahun uang pulsa anggota dewan sebanyak Rp270 juta.

Mahfudz sendiri mengaku menerima tunjangan komunikasi sebagai wakil rakyat. "Kalau enggak salah ada. Tapi saya enggak tahu berapa," katanya.

(ded)

4 comments:

Anonymous said...

Assalamu'alaikum.

Republika, kamis, 12 Mei 2011. LSM FITRA merilis penelitian :

Tunjangan Komunikasi Intensif Anggota DPR, sebesar : Rp. 19 juta sebulan. Tunjangan KOmunikasi Reses ( 5 kali ) : Rp. 102 Juta setahun.

Sekirannya benar, PKS diharapkan lebih mendorong anggota DPR nya, memanfaatkan dana Komunikasi intensif mereka, untuk komunikasi dengan :

1. Para Juru Da'wah di Dapil mereka. Memberi semangat, untuk lebih gencar menyeru manusia agar beribadah dan menghambakan kepada Allah SWT.

2. Para ta'mir masjid di Dapil mereka. Menyemangati agar Masjid-masjid lebih ma'mur. Para pemilih PKS lebih banyak yang mendatangi masjid mereka. Dibandingkan, sebelum mereka memilih PKS.

3. Para Majlis Ta'lim di Dapil mereka. Agar para pemilih PKS meningkat pemahaman agama mereka. Dan meningkat kecintaan mereka kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW.

4. Sesama Anggota DPR, Birokrat, Pejabat Eksekutif, Pengurus Parpol lain. Mengingatkan mereka tentang Misi : Ibadah kepada Allah SWT dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar, agar bangsa ini sejahtera.

PKS diharapkan mendorongkan para Anggota DPR nya, memanfaatkan dana Tunjangan Komunikasi masa Reses mereka, untuk : mengembangkan Buletin & Pamflet. Untuk memberikan pencerahan ruhaniyat, penerangan yang berkaitan dengan hajat dan kesejahteraan para pemilih PKS di Dapil masing-masing.

Tak ada keraguan sedikitpun, akan semangat Jihad anggota DPR PKS, dengan tenaga, pikiran dan harta mereka. Untuk kepentingan bangsa ini. Semoga terlaksana. Kepada Allah saja, kami berharap. Amin.

Anonymous said...

Assalamu'alaikum

Republika, Kamis, 12 Mei 2011. LSM FITRA merilis survey penerimaan anggota DPR RI :

Tunjangan Komunikasi Intensif Rp. 12 juta sebulan. Tunjangan Komunikasi masa Reses (5 kali), Rp. 102 Juta setahun.

Setelah dipotong 25% untuk DPP, PKS diharapkan mendorong para anggota DPR-nya, memanfaatkan Tunjangan Komunikasi Intensif bulanannya untuk berkomunikasi dengan :

Para Ta'mir Masjid di Dapil masing-masing. Guna bangkitkan semangat mema'murkan masjid. Majlis-majlis Ta'lim, untuk giat menyebarkan pemahaman dan kecintaan konstituen kepada Allah SWT dan Rasul SAW.

PKS diharapkan mendorong para anggota DPR-nya, memanfaatkan Tunjangan Komunikasi masa Reses, untuk mencetak sebanyak-banyaknya :

Brosur, buletin atau pamflet yang berisi nasehat-nasehat ruhaniyat dan penerangan-penerangan yang menyangkut hajat dan kesejahteraan konstituen. Penjelasan tentang perkembangan program kerja, sesuai janji kampanye.

Para Anggota DPR PKS, tak perlu kuatir akan munculnya kecemburuan dan kedengkian dari Kader atau Simpatisan PKS. Terhadap besarnya Tunjangan Komunikasi yang diterimanya. Selama pemanfaatannya lebih mengedepankan Komunikasi Da'wah.

Anonymous said...

Ass.
Om Mahfudz. Menurut LSM FITRA, pendapatan HALAL anggota DPR, bersumber dari : Pendapatan Utama Gaji RP. 50 juta lebih sebulan ( Republika, 12 mei 2011 ). Diluar itu ada Pendapatan Sampingan berupa : uang saku Reses, Uang Rapat Kerja, Uang saku Panitia Kerja/Khusus/Angket, uang saku Kunker, dll. Yang nilainya bisa beberapa kali lipat dari Gaji.

Ada Juga Pendapatan SUBHAT yang secara tak langsung MERUGIKAN NEGARA. Seperti : Fee pengawalan Mata Anggaran, Fee Pengangkatan Pejabat Badan/Lembaga Negara, Fee Pengesahan UU yang terkait Kelompok Kepentingan, dll.

Suatu Mata Anggaran (APBN) semestinya 100% saja, menggelembung menjadi 130%. Karena untuk Fee Anggota Dewan 5-10%, sisanya untuk Sangu Koruptor di Pusat sampai Daerah. Jelas ini pemborosan yang RUGIKAN NEGARA. (Kalo rugikan negara, hukumnya SUBHAT atau HARAM ya..?)

Fee Pengangkatan Pejabat Badan/Lembaga Negara. Akan mendorong Pejabat tersebut melakukan Korupsi selama masa jabatannya. Ini juga akan MERUGIKAN NEGARA. (SUBHAT atau HARAM..?)

Om Mahfudz, kita-kita sedang memperhatikan "Kualitas" rizki yang Om-om dan tante anggota DPR PKS makan dan nafkahkan untuk keluarganya.

Parameternya : Perubahan perilaku (tabiat/watak/karakter) yang merupakan cerminan hati dari Om-om dan Tante anggota DPR PKS, istri-istri dan anak-anak semua.

Jika watak Om-om, istri-istri dan anak-anak berubah buruk, itu tanda "kualitas" rizki om-om memang rendah.

Oh ya Om. Kita-kita sedang nunggu kabar dari Allah SWT. Sekiranya Om-om secara sembunyi-sembunyi melakukan penyelewengan. Seperti pada kasus Penipuan Bisnis Pulsa Telepon yang heboh disekitar Yayasan Iqra. Mantan Anggota Dewan yang ikutan Bisnis Pulsa, ternyata tertipu sampai milyaran rupiah. Uangnya dari mana tuh..? ( sudah rugi dari bisnis Pulsa, Allah SWT beritakan pula kepada orang-orang beriman, bahwa dia punya uang Milyaran dari sumber yang gak jelas !!! )

Anonymous said...

Dari Kehidupan dengan pendapatan "biasa-biasa" saja. Setelah jadi anggota DPR/DPRD punya penghasilan "LEBIH" dari biasanya.

Mulailah masuk dalam "Jebakan Syetan". Istri dan anak minta jatah belanja LEBIH. Hasrat beristri LEBIH, dipenuhi. Rumah, mobil dan simpanan tanah, sawah-kebun, emas perhiasan LEBIH. Perut minta diisi makanan yang LEBIH lezat...

Akhirnya, ketika ada tanda-tanda tak terpilih lagi jadi Anggota DPR/DPRD, masuklah pada "Jebakan Syetan" tahap dua. Dihimpunnya deposito LEBIH, untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang telah dijalan sebelumnya...

Disangka akhir cerita, hidup LEBIH mulia. Padahal syetan menipunya...

Semoga tak demikian adanya. Amin