11 Januari 2011 | 12:40 wib
Berita Aktual »
Jakarta, CyberNews. Reasearch In Motion (RIM), selaku penyedia layanan Blackberry (BB) dinilai sama sekali tidak memberikan manfaat dan keuntungan bagi Indonesia. Pasalnya, RIM bukanlah sebagai objek pajak di Indonesia.
Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengatakan, kasus RIM ini jangan hanya dilihat dari sisi filterisasi pornografi semata, tetapi juga harus dilihat dari segi keadilan usaha. Mahfudz menuturkan, pengguna Blackberry di Indonesia sampai saat ini telah mencapai 2,5 juta, dengan revenue sebesar USD 7 per pengguna per bulan. Artinya, setiap bulan ada revenue USD 17.5 juta yang masuk ke Canada. "RIM yang beroperasi di Kanada mengeruk USD 122 juta per tahun dari pasar Indonesia, tanpa pajak. Jangan seenaknya kita jadi sapi perah," ujarnya, Selasa (11/1).
Meski memiliki banyak pelanggan, RIM bukan sebagai objek pajak di Indonesia, sebab pihak RIM tidak memiliki server di Indonesia. Artinya, RIM sama sekali tidak memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia. "RIM juga tidak membawa manfaat ekonomi yang berarti bagi Indonesia. Selain tidak ada investasi, juga tidak signifikan dengan jumlah tenaga kerja yang diserap," tegasnya.
Mahfudz menegaskan, bahwa tuntutan pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informasi agar RIM menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia adalah untuk kepentingan nasional. "Tidak boleh terjadi diskriminasi provider telekomunikasi di Indonesia," tegasnya.
No comments:
Post a Comment