Friday, August 28, 2009

PKS Sikapi Kabinet Usai Pelantikan DPR

VIVAnews -Kamis, 27 Agustus 2009, 22:08 WIB

Ketua Fraksi PKS Mahfudz Sidiq mengatakan penentuan jumlah kursi di kabinet sudah pernah dibahas dengan Partai Demokrat. Pembagian kursi kabinet itu termasuk dalam kontrak politik.

"Namun kami masih menunggu formalnya atau resminya nanti setelah 1 Oktober nanti, setelah pelantikan DPR," kata Mahfudz di DPR, Jakarta, Kamis 27 Agustus 2009.

Mahfudz menjelaskan kontrak politik saat itu ditandatangani antara Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminudin dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Mahfudz tidak bisa mengatakan kapan tepatnya pertemuan kedua tokoh tersebut dilakukan. Namun yang jelas kesepakatan diantara keduanya sudah ada.

Namun dia juga tak memberikan keterangan berapa sebenarnya kursi PKS di kabinet yang didapat dari SBY. Yang jelas kata dia, PKS tidak kuatir dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok mengenai tekanan pada partai yang menuntut banyak atas jatah di kabinet.

Bagi Machfudz, omongan Mubarok tidak serius karena memang Mubarok suka bercanda.
• VIVAnews

Tentukan Menteri, PKS Tak Pernah Menekan SBY
OKEZONE-Kamis, 27 Agustus 2009 - 17:00 wib

JAKARTA - Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq membantah partainya menekan calon presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono dalam penyusununan kabinet periode 2009-2014, sebagaimana sempat disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa sudah ada kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan informal antara Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin dengan SBY beberapa waktu lalu.

Pembicaraan resmi tentang komposisi dan desain kabinet antara SBY dan partai koalisi yang mendukungnya dalam pemilihan presiden 8 Juli 2009 baru akan dilakukan setelah pelantikan anggota DPR 1 Oktober mendatang.

"Jadi ngomong saja belum kok (dikatakan) nekan," katanya kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/8/2009).

PKS yang mendukung SBY sejak tahun 2004 lalu, lanjut Mahfudz, menginginkan semua partai koalisi tidak ditinggal dalam setiap pembicaraan Partai Demokrat dengan partai lain.

Hal ini sesuai dengan keinginan SBY sendiri untuk membentuk koalisi solid dengan manajemen yang lebih baik dari sebelumnya. "Jangan nanti ada perluasan koalisi tapi mitra koalisi tidak tahu dan hanya menerima keputusan yang given saja," katanya menanggapi kedekatan Demokrat dan PDI Perjuangan belakangan ini.

Menurut Mahfudz, politik terbuka atas intrik, manipulasi, tapi, salah satu dasar ikatan yang harus tetap dijaga adalah rasa saling percaya antarmitra koalisi.

Menanggapi ucapan Mubarok, secara pribadi Mahfudz menyampaikan dirinya tak tersinggung. Dia justru Khawatir terhadap ketersinggungan PDIP. "Banyangkan partai sebesar PDIP dijadikan barang mainan oleh Partai Demokrat. Kalau itu benar pernyataan Pak Mubarok, jika saya jadi PDIP, tersinggung berat saya," katanya. (ded)

No comments: