Thursday, August 27, 2009

PD Dekati PDIP untuk Tekan PKS

PD Dekati PDIP untuk Tekan PKS
Mahfudz: Bercanda Aja Itu Pak Mubarok
detikNews, Rabu, 26/08/2009 17:55 WIB

Jakarta - PKS menanggap dingin pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok yang mengungkapkan manuver PD ke PDIP hanya sebagai permainan politik untuk menekan PKS.

Ketua DPP PKS Mahfud Siddiq menilai pernyataan Mubarok tersebut hanya sebuah candaan."Becanda aja Pak Mubarok, saya tahu Pak Mubarok suka bercanda. Mungkin nggak sadar kali ngomongnya," kata Mahfudz Siddiq di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2009).

Menurut Mahfudz, antara SBY dan partai mitra koalisi belum ada pembicaraan mengenai susunan kabinet, sehingga tekanan-tekanan tersebut tidaklah mungkin terjadi. "Pembicaraan aja belum, bagaimana tekan-menekan?" cetus politisi muda berbakat ini.

Mahfudz mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, pembahasan antara pimpinan parpol soal susunan kabinet dan program pemerintah, baru akan diadakan setelah 1 Oktober. "Setelah pelantikan DPR," katanya.

Tidak Jelas

Lebih lanjut mengenai manuver PD dan PDIP belakangan ini, Mahfudz menganggap hal itu sebagai sesuatu yang serba tidak jelas. "Serba nggak jelas, kalau ditanya Demokrat, itu komunikasi politik biasa. Kalau ditanya inisiatif datang dari mana, dibilang kami (PD) diundang," kata Ketua FPKS DPR ini dengan santai.

"Bagi kami patokan PKS, sikap resmi baru diambil jika ada pertemuan pimpinan-pimpinan partai. Sejauh ini memang belum ada, terakhir di PRJ pidato penerimaan SBY," ujarnya.
(lrn/yid)

PKS: Menekan? Demokrat Cuma Becanda
(inilah.com /Raya Abdullah)

INILAH.COM, Jakarta - Partai Demokrat mengakui secara terang-terangan pendekatan dengan PDIP adalah permainan politik untuk menekan mitra koalisi. Namun demikian, PKS masih menyangsikan kejujuran Demokrat tersebut.

"Ah nggak mungkin itu. Pak Mubarok cuma becanda saja. Pembicaraan saja belum, bagaimana tekan-menekan?" kata Ketua FPKS Mahfudz Siddiq di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8).

Mahfudz menyakini SBY baru akan menyusun nama-nama menteri di kabinet yang baru setelah 1 Oktober. Mitra koalisi SBY pun juga sudah diberitahukan mengenai hal tersebut.

"Tapatnya segera setelah pelantikan DPR pada 1 Oktober. Baru di sana kita akan bicara," ungkapnya.

Mahfudz menyebut manuver pendekatan Demokrat dengan PDIP sebagai strategi politik yang tidak jelas. Baik Demokrat atau PDIP, lanjutnya, bisa saja mengklaim didatangi lebih dulu.

"Serba nggak jelas, kalau ditanya Demokrat, itu komunikasi politik biasa. Kalau ditanya inisiatif datang dari mana, dibilang kami (PD) diundang," kata dia.

Hal terpenting bagi PKS adalah sikap resmi baru diambil jika ada pertemuan para elit mitra koalisi dengan Demokrat. Dan sampai saat ini komunikasi terakhir pada pidato penerimaan SBY di PRJ beberapa waktu lalu. [ikl/jib]

PKS meyakini pernyataan Achmad Mubarok itu tidak dimaksudkan secara serius.
VIVAnews - Rabu, 26 Agustus 2009, 17:39 WIB

Ketua DPP PKS, Mahfudz Sidiq, tidak menganggap serius pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Demokrat, Achmad Mubarok, tentang kedekatan Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan hanya sebagai permainan politik untuk menekan partai mitra koalisi yang terlalu banyak tuntutan.

"Saya tahu Achmad orangnya suka bercanda," kata Mahfudz di DPR, Senayan, Rabu 26 Agustus 2009.

Mahfudz meyakini pernyataan Achmad Mubarok itu tidak dimaksudkan secara serius, apalagi kalau sampai bilang menekan partai-partai koalisi. Apalagi, selama ini tidak pernah ada tuntutan-tuntutan dari mitra koalisi kepada SBY-Boediono.

Selanjutnya, Mahfudz mengatakan masyarakat akan mampu memahami secara baik pernyataan yang keluar dari Achmad Mubarok itu.

Mengenai jatah PKS dalam kabinet SBY-Boediono, Mahfudz mengatakan belum belum ada pembicaraan ke arah itu.

Setelah pertemuan pemimpin partai koalisi di malam pidato penerimaan kemenangan SBY di PRJ, Kemayoran, Kamis 20 Agsutus 2009, kata dia, belum ada pertemuan lanjutan lagi.

"Setelah itu belum ada lagi duduk bareng untuk bicara apapun, termasuk soal kabinet," kata Mahfudz.

1 comment:

Anonymous said...

Ass.
Yth. Ustadz
Kita dukung perjuangan mendapatkan kursi mentri di Kabinet SBY. Sebagaimana yang telah menjadi komitmen SBY sebelumnya.

Lebih karena, kader da'wah pilihan perlu mendapatkan proses pembelajaran di lembaga eksekutif. Dalam misi men-sejahterakan ummat.

Bukan demi pemuasan syahwat kekuasaan pribadi oknum kader da'wah. Untuk memperkaya diri dan mendapatkan pengakuan status sosial dari ummat.

Bukan pula demi penguasaan budget Departemen untuk dihimpun secara tak halal dan menjauhkan dari Pertolongan Allah SWT. Meski dengan alasan demi Partai.

Selamat Berjuang...
Wass.