MI,Rabu, 03 September 2008 00:02 WIB
JAKARTA (MI): Panitia Angket DPR tentang bahan bakar minyak (BBM) menjamin penyelidikan yang dilakukan akan fokus pada persoalan BBM sesuai materi bahasan yang diusulkan fraksi-fraksi.
Panitia Angket tidak akan memasuki, apalagi melakukan barter kepentingan, dengan persoalan-persoalan lain yang tidak diusulkan seperti masalah kontrak LNG Tangguh, Papua, dengan China yang dinilai Wapres Jusuf Kalla sebagai kontrak yang paling buruk.
Penegasan tersebut dikemukakan Ketua Panitia Angket BBM Zulkifli Hasan kepada Media Indonesia
di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, kemarin. Dia mengemukakan itu menanggapi sejumlah desakan agar Panitia Angket BBM juga membahas soal kontrak penjualan LNG Tangguh ke China. Wapres mengatakan kontrak tersebut berpotensi merugikan negara sekitar Rp700 triliun.
Zulkifli menambahkan, Panitia Angket bisa menanyakan kepada pemerintah tentang kontrak LNG Tangguh, tapi tidak menjadi kesimpulan Panitia Angket.
Buka semua
Dalam menanggapi rencana anggota DPR yang dimotori F-PG mengajukan hak angket untuk menyelidik kontrak penjualan LNG Tangguh ke China, Ketua F-PDIP Tjahjo Kumolo mendesak Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro untuk membuka klausul perjanjian penjualan LNG Tangguh ke China.
''Soal LNG Tangguh kan Menteri Purnomo masih ada. Seharusnya klausul perjanjian itu dibuka,'' kata Tjahjo di Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan, jika klausul perjanjian jual beli LNG Tangguh dibuka, masyarakat dapat melihat posisi harga gas ketika perjanjian dibuat. Cara itu jauh lebih baik daripada memolitisasi kontrak penjualan LNG Tangguh.
''Kalau pemerintah mau negosiasi ulang, silakan. Itu hak pemerintah. Apalagi perjanjiannya adalah antarpemerintah yang baru direalisasikan pada 2009 nanti,'' kata Tjahjo.
Jika pemerintah memolitisasi kontrak LNG Tangguh, kata Tjahjo, PDIP pun siap membuka kasus-kasus lain yang hingga sekarang belum transparan. ''Seperti kasus Karaha Bodas, jaringan pembangunan jalan tol, saham Chandra Asri. Fraksi PDIP akan buka dalam waktu dekat ini,'' ancam Tjahjo.
Di tempat terpisah, anggota Panitia Angket Mahfudz Siddiq (F-PKS) mengatakan tidak tertutup kemungkinan Panitia Angket BBM melebarkan masalah hingga kasus LNG Tangguh. Penyebabnya penaikan harga BBM berkaitan erat dengan pasokan minyak dan gas dalam negeri yang secara tidak langsung juga berkaitan dengan kontrak LNG Tangguh. (Hil/Far/*/X-6)
No comments:
Post a Comment