WAWANCARA
Minggu, 17 April 2011 , 07:26:00 WIB
RMOL. DPR mendukung rencana pengiriman pasukan khusus untuk membebaskan 20 warga Indonesia yang disandera perompak Somalia di sekitar perairan Laut Arab.
Indonesia akan mendapat citra negatif, jika menuruti permintaan uang tebusan perompak tersebut.
Demikian disampaikan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Menurutnya, penyelamatan terhadap WNI merupakan kewajiban negara. Jadi, pemerintah segera melakukan upaya nyata untuk membebaskan 20 Anak Buah Kapal (ABK) Sinar Kudus.
“Hal pertama dan utama yang hendak dilakukan pemerintah adalah mensinergikan semua kekuatan untuk membebaskan sandera. Berbagai opsi yang ada harus diperhitungkan secara matang agar tidak ada WNI yang menjadi korban,” ujar Mahfudz
Seperti diketahui, kapal Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia dibajak perompak Somalia, 16 Maret lalu. Perompak Somalia meminta tebusan sebesar 3,5 juta dolar AS untuk membebaskan kapal yang mengangkut muatan nikel senilai Rp 1,4 triliun, dan 20 orang ABK.
Mahfudz selanjutnya mengatakan, selain mempertimbangkan keselamatan sandera, pemerintah hendaknya bersikap tegas terhadap perompak Somalia. Soalnya, upaya penyelamatan itu berkaitan erat dengan citra Indonesia di mata internasional.
“Jadi, operasi militer menjadi opsi utama. Nggak perlu ragu-ragu, lakukan saja operasi militer. Namun, operasi itu hendaknya dilakukan dengan pola baik, warga negara kita bisa diselamatkan,” tegasnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda berpendapat operasi militer sebagai prioritas utama penyelamatan WNI di Somalia?
Untuk menyelamatkan WNI yang disandera di Somalia memang ada beberapa opsi. Mulai dari negoisasi sampai operasi. Namun, di saat pemerintah Somalia sudah lepas tangan dan tidak dapat berbuat apa-apa, operasi militer menjadi prioritas utama. Toh, mereka membuka ruang kepada berbagai pihak untuk melakukan hal tersebut.
Kita kan masih bisa bernegosiasi?
Target perompak Somalia adalah negoisasi yang berujung pada penebusan. Kalau itu dilakukan, berarti mereka yang menang. Bukankah beberapa negara pernah mengambil opsi operasi militer dan berhasil.
Harga diri bangsa tidak dapat dipertaruhkan. Apalagi, Indonesia pernah sukses membebaskan sandera Woyla di Bangkok, Thailand, sehingga pasukan khusus TNI memperoleh nama harum di dunia internasional. Kini saatnya pasukan khusus kita kembali memperlihatkan kehebatan latihan militer mereka.
Tapi, itu dilakukan secara cepat dan posisinya masih di tengah laut?
Benar. Saat di tengah laut proses penyelamatan dan evakuasi menjadi lebih mudah, karena kapal masih terisolasi. Saya pun khawatir dengan keselamatan 20 orang ABK yang kabarnya sudah berada di daratan.
Namun, hal itu tidak berarti operasi militer tak bisa dijalankan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjalankan operasi tersebut. Terutama negara-negara yang memiliki pengalaman.
Apakah DPR sudah berkomunikasi dengan pemerintah untuk menjalankan operasi tersebut?
Secara informal kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah. Karena operasi militer ini harus dilaksanakan secara baik, dan tingkat kerahasiaannya sangat tinggi. Kami menyerahkan semuanya kepada pemerintah.
Apa yang harus dilakukan pemerintah agar permasalahan yang sama tidak kembali terulang?
Saat ini, beberapa negara sudah menempatkan armada militer di jalur itu untuk mengamankan perdagangan mereka. Sebab, jalur tersebut juga jalur perdagangan kita, pemerintah juga harus menempatkan armada militer di jalur tersebut. Dengan demikian, kita dapat bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki kepentingan yang sama untuk mengamankan jalur tersebut. [RM]
1 comment:
saya hanya blogwalking>>
jika berniat liat blog saya kunjungin balik ya???>>
Post a Comment