Wednesday, June 17, 2009

Mana Ada Tebar Pesona!

Mana Ada Tebar Pesona!

Tribun Batam, Rabu, 14 Januari 2009
Pro-kontra Politisasi Harga BBM

JAKARTA, TRIBUN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianggap sedang tebar pesona dengan mengumumkan penurunan harga BBM ketiga kalinya awal pekan ini. Namun hal itu langsung dibantah para petinggi Partai Demokrat.

Ketua Umum Partai Demokrat, Hadi Utomo, mengatakan kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM bukan untuk meraih simpati publik menjelang pemilihan umum. “Ini bukan politis, cuma faktanya ketika harga dinaikkan, harga minyak dunia juga sedang tinggi,” kata Hadi, Selasa (13/1).

Kakak ipar Yudhoyono itu mengatakan, kebijakan menurunkan harga BBM semata-mata untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat guna menghadapi krisis ekonomi.

Sebelumnya, kebijakan yang sering diklaim sebagai sebuah prestasi itu mengundang kritik. Tak kurang, partai pengusung Yudhoyono, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun angkat bicara. Ketua Fraksi PKS di DPR, Mahfudz Siddiq, mengatakan bila kebijakan itu tidak diikuti penurunan biaya hidup lainnya, misalnya tarif transportasi, maka sia-sia dan dapat dianggap politis.

Menurut Mahfudz, pemerintah justru harus memperhatikan masalah utama yang sedang dihadapi masyarakat, yaitu kelangkaan BBM dan gas yang terjadi di berbagai daerah. Selama kelangkaan itu tidak teratasi, kata Mahfud, kebijakan itu hanya omong kosong.

“Di satu sisi penurunan ini memang menguntungkan politik SBY. Akan tetapi dari sisi lain ini bisa jadi blunder. Yang jelas, sikap pemerintah ini harus diapresiasi, meskipun tetap akan menjadi pertanyaan besar. Apabila nanti setelah pemilu harga minyak dunia kemudian melonjak naik, apakah pemerintah bisa mempertahankan harga BBM,” Mahfudz mempertanyakan.

Didikte
Sementara itu, menurut pengamat ekonomi politik dari Tim Indonesia Bangkit, Ichsanuddin Noorsy, sikap pemerintah dalam menurunkan harga BBM, bukanlah sebuah prestasi karena saat ini sudah seharusnya harga BBM turun.

“Itu bukanlah sebuah prestasi. Akan tetapi malah sebaliknya, menunjukkan kedaulatan energi Indonesia telah tunduk pada mekanisme pasar . Kondisi ini juga nampak pada keengganan pengusaha dan organda dalam menurunkan tarif yang disebabkan melemahnya perekonomian dan tingginya resiko pasar,” papar Noorsy.
Ketidakjelasan situasi perekonomian sekarang ini karena pemerintah telah masuk dalam kebijakan yang menyetujui besarnya biaya pertumbuhan ekonomi melalui pinjaman luar negeri dan obligasi sebesar Rp 114 triliun dan pinjaman siaga, 5 miliar dolar AS.

21 comments:

Anonymous said...

Ass.
Ustadz, bukankah ini topik lama (januari 2009) ?

Kalau biaya produksi mulai dari Lifting, Transporting sampai Refining mencapai US$10/barrel (kwik kian gie). Sedangkan harga minyak dunia, serendah-rendahnya US$ 50/barel. Kalau produksi perhari 900 ribu barrel, Profit share pemerintah 50%, uang yang diterima pemerintah akan sangat besar sekali. Kabarnya sebagian dana tersebut dipakai bancakan parpol.

Semoga saja PKS tak terlibat didalamnya. Terima kasih

Unknown said...

Assalamu'alaikum wr wb,

Saya hanya ingin menunjukan satu lagi bukti kebijakan Neolib:


Menkeu Pertimbangkan Privatisasi BUMN di 2009

Jakarta - Menteri Keuangan mempertimbangkan usulan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membuka kembali privatisasi BUMN tahun 2009, seiring dengan mulai membaiknya kondisi perekonomian.

Sebelumnya, Komite Privatisasi yang diketuai oleh Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani menyatakan tahun ini tidak ada pelaksanaan privatisasi BUMN dengan alasan kondisi krisis ekonomi global.

Seiring dengan membaiknya kondisi pasar secara perlahan, Kementerian BUMN telah melayangkan usulan melalui surat resmi kepada Ketua Komite Privatisasi.

"Saya terima surat itu, saya pelajari situasi marketnya. Kita pertimbangkan sambil lihat situasi pasar," ujar Sri Mulyani di Kantor Departemen Keuangan, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (18/6/2009).

Ia juga mengatakan, semua BUMN yang sudah mendapat persetujuan dari DPR tetap akan melaksanakan privatisasi, dengan catatan kondisi pasar memungkinkan.

"Apa yang sudah disetujui oleh Dewan, dalam hal ini masih dalam persetujuan itu. Tapi kita masih lihat kondisi pasar," ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Negara BUMN mengungkapkan, perusahaan plat merah yang paling siap untuk melaksanakan privatisasi melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) adalah PT Pembangunan Perumahan dan PT Bank Tabungan Negara.

(ang/dnl)
Sumber : www.detikfinance.com , 18 Juni 2009
(Kementerian Negara BUMN / -)

Wassalamu'alaikum wr wb

Anonymous said...

Ass.
Hai good, my brother...
Rindu daku menanti kemunculanmu.

Dear bro...membaca artikel yang dikau tampilkan (Sumber : www.detikfinance.com , 18 Juni 2009), kesimpulan daku :

KEBIJAKAN NEOLIB ternyata tidak hanya direncanakan dan dilaksanakan Kementrian BUMN & Keuangan Pemerintah sekarang. Tapi juga atas persetujuan DPR sekarang. Termasuk didalamnya : Golkar, PDIP, Demokrat, PKS dll.

Dear Bro...apakah dikau ingin mengarahkan telunjukmu kepada SBY semata ? Padahal contoh kebijakan NEOLIB ini produk keputusan bersama Eksekutif dan Legislatif ?

Dear Bro...berlaku adilah sedikit. Karena Adil lebih dekat kpd Taqwa

Anonymous said...

TERNYATA PRAKTEK NEOLIB BUKAN MONOPOLI SBY

Ass.
Menyimak artikel yang saudara "Good" sampaikan (Menkeu Pertimbangkan Privatisasi BUMN di 2009, www.detikfinance.com , 18 Juni 2009). Menyangkut rencana penjualan beberapa BUMN tahun 2009. Dimana praktek ini, oleh saudara "Good" diartikan sebagai "Kebijakan NEOLIB".

Menurut pendapat saya, ternyata buah kebijakan berjamaah : Eksekutif (kementrian BUMN & Keuangan) dan Legislatif (semua parpol yang menyetujui privatisasi BUMN).

Sekiranya praktek Privatisasi BUMN sebagai justifikasi Kebijakan NEOLIB, sejatinya Kebijakan tersebut bukan MONOPOLI Pemerintahan SBY semata. Tetapi juga kebijakan Golkar yang dipimpin JK dan PDIP pimpinan MEGA. Melalui persetujuan mereka di DPR atas kebijakan tersebut.

Artikel dan pendapat saudara "Good" diatas, bisa jadi merupakan wasilah Allah, membukakan orang-orang yang punya mata hati. Bahwa semua Calon Presiden tidak terlepas dari praktek NEOLIB.

Sehingga siapapun tak berhak menuduh praktek NEOLIB hanya dilakukan oleh salah satu Capres saja. Terima kasih kepada saudara "Good"

Anonymous said...

Terima kasih om Good. Semoga amal & ibadah om diterima Allah. Karena saya bisa sedikit adil terhadap semua Capres. Tentang isu Neolib ini.

Anonymous said...

Hidup Good...!!! Tolak praktek NEOLIB semua Capres !!!

Anonymous said...

Ass wr wb

Dear "saudara yg sering berkata bro". kiranya dikau juga adil donk. sy tdk melihat statement sedikitpun dari "good" yg menunjuk semata kepada sby.

tp btw sy berpendapat meskipun kebijakan itu mendapat persetujuan DPR namun yg paling bertanggung jawab adalah sby karena presiden merupakan pemimpin tertinggi negeri ini. Kebijakan digulirkan oleh pemerintah, adapun2 kebijakan2 khusus seperti kasus diatas harus dengan persetujuan DPR, Namun bola kebijakan awalnya dari pemerintah yg berkuasa.

Syukron

Anonymous said...

Assalamualaikum

Setuju akhi. Ada sebab ada akibat. kebijakan privatisasi berjalan karena DPR menyetujuinya. Persetujuan DPR terjadi karena ada program rencana privatisasi yang diusulkan oleh pemerintah pimpinan sby

Unknown said...

Assalamu'alaikum wr wb

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. (HRS Muslim)

Wassalamu'alaikum wr wb

Anonymous said...

Ass wr wb

Menangkan JK-Win Satu Putaran

Kerakyatan harus dilanjutkan secara lebih cepat lebih baik

Juangkan Kemandirian!
Juangkan Keadilan!
Juangkan Kejujuran!
Juangkan Kedaulatan Wilayah INdonesia!
Juangkan Kesejahteraan Warga INdonesia!
Juangkan Kejayaan Wajib INovatif!

Anonymous said...

Assalamu'alaikum.
Dear my brother...( thanks, for your corretions )

Sekiranya pendapat "good" tentang: "privatisasi BUMN sebagai bukti Kebijakan NEOLIB" benar. Dimana usulan kebijakan datang dari Pemerintahan SBY-JK.

Kenapa JK tak suruh Golkar menolaknya ? Kenapa MEGA tak minta PDIP menolaknya ? Kenapa banyak Parpol lain tak menghentikannya ? Padahal, jika DPR menolak, Privatisasi BUMN tak kan terlaksana. Dan "Praktek NEOLIB" tak berlanjut.

Artinya contoh "Kebijakan NEOLIB" ini merupakan "dosa" berjama'ah pemegang kekuasaan negeri ini. Baik DPR maupun Pemerintahan SBY-JK. Padahal "dosa NEOLIB" telah dibiarkan begitu lama. Melintasi zaman Pemerintahan MEGAWATI dan SBY-JK.

"Dosa NEOLIB" ini mulai hangat dibincangkan, saat dijadikan amunisi untuk menyerang Capres oleh Capres lainnya. Bahkan disebagian kalangan kader PKS, yang tak sepaham dengan Keputusan Capres pilihan MS & DPP PKS, "dosa NEOLIB" ini menjadi salah satu dasar penolakkannya.

Sungguh hal itu tak memenuhi rasa keadilan. Dan jika tak hati-hati, akan menjauhkan kita dari semangat Taqwa kepada Allah.

Dear brother....Dari pada mengutuki terus kegelapan. Lebih baik nyalakan pelita, meski dengan sebatang lilin kecil.

Dear brother...sambil mengingatkan kepada semua Pemegang Kekuasaan (DPR dan Pemerintah), tentang beratnya pertanggung-jawaban dunia akhirat. Akan bermanfaat bagi negeri ini, sekiranya dikau lontarkan solusi. Bagaimana menutupi defisit APBN tanpa melakukan "dosa NEOLIB" melalui Privatisasi BUMN.

Misalnya. Bagaimana mengelola hutang. Dengan membagi dua kelompok : hutang wajar (Rp. 900 trilyun) dan hutang najis-yang dikorupsi (Rp. 700 trilyun). Menegosiasikan penghapusan hutang najis dan penjadualan hutang wajar. Sehingga tersisa anggaran yang cukup untuk menutupi defisit APBN.

Atau, melakukan penghematan Investasi Pemerintah pada Bangunan dan Gedung. Menggantinya dengan sistem sewa, kepada pihak swasta. Sehingga swasta yang berinvestasi,
bukan pemerintah. Barang kali cukup buat menutupi Defisit.

Atau, melakukan audit habis Pertamina. Berapa sesungguhnya Harga Pokok Produksi. Hasilnya dikawal sebagai pemasukan APBN.

Dear brother...daku kira masih banyak lagi solusi terhadap defisit APBN. Tanpa melakukan "dosa NEOLIB".

Peace brother...

Anonymous said...

JK: "Pilpres satu putaran tak demokratis."
(RCTI sore, 21/06/09)

Anonymous said...

Ass wr wb

Dear my bro. Sebenarnya solusi2 yg dikau paparkan telah disampaikan para pakar ekonomi. Tapi karena kita tidak memiliki pemimpin yang memiliki karakter kuat untuk mandiri jadi hal tersebut tidak akan berjalan. Semua solusi baik telah digulirkan namun presiden menganggapnya seperti angin lalu. yg kita butuhkan sekarang adalah presiden yg kuat & memiliki komitmen menjalankan program2 perbaikan ekonomi menuju kemandirian bangsa.

Dear bro dikau seharusnya lebih memahami hadist yg disampaikan good diatas. Saya tidak menampik semua yg terlibat dlm keputusan kebijkan neolib, baik itu presiden, DPR, dll dalam kekeliruan dan akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Namun dikau juga harus sadar key maker dan nakhoda kapal ini adalah seorang presiden,jadi beliaulah yg paling bertanggungjawab dalam kebijakan neolib ini, seperti yg dipaparkan hadist yg diposting oleh good diatas.

Ada sebab ada akibat. Jadi sekali lagi bro apabila kita ingin menyembuhkan penyakit neolib sembuhkanlah dari "sumber penyakitnya". solusi baik telah tersedia semua, dan kita hanya perlu seorang presiden yg komitmen untuk menjalankannya.

Anonymous said...

Ass.
Hai brother...
Dari perbincangan kita, daku makin dekat dengan kesimpulan : bahwa apa yang dilakukan PKS sekarang lebih bermafaat. Untuk kemaslahatan negeri ini.

Sekiranya Capres yang diusung memenangkan kontestasi ini. Daku berharap PKS punya posisi tawar yang baik. Untuk mengingatkan bahaya praktek NEOLIB. Setidaknya bisa mengurangi kadarnya.

Sedangkan, jika Capres lain yang menang. Meski dengan Jargon Kemandirian atau Ekonomi Pro Rakyat. Tak jadi jaminan terbebas praktek NEOLIB. Posisi tawar apa yang jadi "alat tekan" oleh pengusungnya, untuk menghentikan praktek NEOLIB ?

Daku sepakat dengan Kemandirian dan Kedaulatan Ekonomi Bangsa. Setuju dengan Ekonomi Kerakyatan dimana sebesar-besarnya kemanfaatan adalah untuk kesejahteraan bangsa.

Daku juga membenci para ekonom, birokrat dan pejabat publik yang bertindak bak "agen-agen" neo kolonial asing. Dimana mereka mendapat perlindungan dari asing. Demi mengamankan kepentingannya.

Inilah PR kita bersama. Siapapun Presiden terpilih, harus selalu ada yang mengingatkan : bahaya praktek NEOLIB.

Bukan sekedar isu yang jadi black campaigne.

Anonymous said...

Ass wr wb

Hi bro, sekarang keliatan siapa sebenarnya dikau. sebagai muslim sy sudah mengingatkan dikau dan partai kesayanganmu yg telah salah langkah. kenapa tidak mendukung capres lain yg belum terbukti neolib dibandingkan memaksakan diri mendukung sby yg telah jelas2 melakukan kebijakan neolib selama ini???. Dan semua yg telah dipaparkan ttg kebijakan neolib sby adalah kebenaran dan bukan black campaigne, krn sesuai fakta yg terjadi.

Janganlah engkau memutarbalikkan fakta sebagai black campaigne hanya krn ingin membela PKS sebagai partai kesayanganmu.

Amar ma'ruf telah sy jalankan. Kita liat sj nanti apakah PKS mampu membendung kebijakan neolib sby (apabila dia terpilih lagi) dgn posisi tawar yg engkau bangga2kan.

Kalau ternyata nanti PKS tidk dpt membendung kebijakan neolib sby (apabila dia terpilih lagi), maka jgnlah engkau mengatakan "Kami telah berusaha secara maksimal". Karena skrng jalan yg lebih mudah telah disediakan Alloh swt namun PKS jelas2 telah memilih jalan yg berat

Semoga Alloh selalu menjaga muslim yg berpendirian teguh dgn Al-qur'an dan As-sunah, Amin.

Unknown said...

Assalamu'alaikum wr wb

Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan
(HRS. Muslim)

Wassalamu'alaikum wr wb

Anonymous said...

Ass.
Dear brother....
Senang hati daku, atas ungkapkan niat dikau : tunaikan "amar ma'ruf". Ketika catatan amal-amal dibukakan Allah di Yaumil Hisab nanti, semoga niatmu bersesuaian dengan ucapanmu.

Ketika daku berpihak kepada hati dan pikiran jernih.
Ketika berlaku adil jadi pilihan daku.
Maka maaf, my beloved brother....daku tetap beda pendapat dengan dikau, tentang "PRAKTEK NEOLIB" para CAPRES.

Sebagai Catatan Penutup :

PERTAMA. MEGA pada 2001-2004 pernah mempraktekkan NEOLIB, dengan menjual BUMN. JK dengan kekuatan GOLKARnya, tak cukup niat menghadang praktek NEOLIB di Pemerintahan bersama SBY-JK. Bahkan cenderung setuju melakukan Privatisasi BUMN. SEHINGGA TAK ADA JAMINAN SEMUA CAPRES TERBEBAS PRAKTEK NEOLIB.

KEDUA. PKS yang selalu daku kritisi langkahnya, masih merupakan ASSET DAN WASILAH DA'WAH. Yang di alam demokrasi ini, berguna sebagai "kekuatan tekan" kepada DPR dan Pemerintah. SEHINGGA AMAR AM'RUF NAHI MUNKAR AKAN LEBIH BEROTOT, UNTUK MENGURANGI PRAKTEK NEOLIB.

Dear brother...sekiranya hati dikau sedang tenang. Sedikit nasehat tulus, saudaramu ini :

Berhati-hatilah dengan pilihan kata-kata yang dikau rangkaikan. Banyak saudara kita yang dapat menilai suasana hati, karakter dan kepribadian dikau.

Semoga bermanfaat, my brother...

Anonymous said...

Om-om yang baik. Di TV yang paling anti Neolib, gak mau jual BUMN, cuma om PRABOWO. Tapi kalo saya milih tante MEGA & om PRABOWO, nanti om "good" keluarin dalil : "yang mimpin harus laki-laki".

Om "good" kasih bukti : menteri BUMN & Keuangan nya om SBY & om JK mraktekin Neolib. Tapi rame orang bilang cuma om SBY yang Neolib.

Sepertinya om-om mau ngarahin kita-kita pilih om JK & om WIRANTO. Padahal dia gak janji berhenti jual BUMN.

Om "good", ati-ati jangan kebanyakkan dalil ya.
Nanti dikira kita-kita, banting harga, ngobral ayat/hadist.

Mahfudz Siddiq said...

Mengutip komentar di atas bagus untuk kita semua...

"Dear brother....Dari pada mengutuki terus kegelapan. Lebih baik nyalakan pelita, meski dengan sebatang lilin kecil."

kami harap PKS bisa seperti lilin tersebut.....

"jauhi dari kalian banyak prasangka..."

Unknown said...

Assalamu'alaikum wr wb,

Kalau bukan Al-qur'an dan as-sunah, apalagi yang ingin kau jadikan pegangan hidup saudaraku?.

Bukankah engkau mengakui Alloh sebagai tuhanmu dan Muhammad sebagai rosulmu?

Wassalamu'alaikum wr wb

Anonymous said...

Tumben om "good" gak ngeluarin ayat/hadist. Tapi kita-kita sepakat kok, Alqur'an & Hadist sebagai pedoman hidup.