Friday, June 05, 2009

Bayanat Tentang Pilpres 2009

BAYANAT
NOMOR : 01/B/K/DPP-PKS/VI/1430
TENTANG
PILPRES 2009
1. Sidang Majelis Syuro PKS ke XI pada tanggal 25-26 April 2009 memutuskan :
a. Untuk berkoalisi dengan SBY dan Partai Demokrat dalam Pilpres 2009,
APABILA kontrak politik dapat disepakati bersama
b. PKS Memperjuangkan Cawapres dari Internal dalam amplop tertutup, namun
cawapres bukanlah merupakan syarat koalisi.
c. Jika syarat minimal koalisi (termasuk kerjasama berbasis platform dalam kabinet
dan parlemen) tidak dipenuhi secara proporsional maka DPTP berhak mengambil
kebijakan sesuai dengan kemaslahatan dakwah,umat, bangsa, dan Negara.
2. Kesalahpahaman sebelumnya terjadi karena tersumbatnya komunikasi dengan SBY
paska pemberitahuan bahwa SBY memilih Boediono sebagai Cawapres. Sementara kita
mengusulkan adanya keterwakilan umat.
3. Hasil pertemuan PKS dengan SBY pada tanggal 15 Mei 2009 di Bandung telah
diklarifikasinya isu-isu seputar Boediono dan disepakatinya kontrak politik dengan SBY
dan Partai Demokrat. Kontrak Politik berlandaskan platform terlampir.
4. Terkait pribadi Prof. Boediono, beliau adalah seorang muslim dan tidak berpandangan
Neolib, bahkan Undang-Undang Perbankan Syari’ah dan Undang-undang Sukuk
(Obligasi Syari’ah) digulirkan semasa ybs menjabat Menko Ekuin.
5. Atas dasar keputusan Majelis Syuro PKS ke XI, dan tercapainya kesepakatan dengan
SBY dan PD, maka diwajibkan kepada seluruh kader memperjuangkan kemenangan
pasangan SBY-Boediono untuk kemaslahatan dakwah,ummat, bangsa, dan Negara.
Jakarta, 1 Jumadil Akhir 1430 H
25 Mei 2009 M
PRESIDEN
IR. TIFATUL SEMBIRING

20 comments:

Anonymous said...

PKS BERHARAP PILPRES BERJALAN SATU PUTARAN

PALEMBANG, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS ) sangat berharap pemilu presiden berjalan satu putaran. Alasan yang diungkapkan PKS agar rakyat tidak semakin jenuh dan kerepotan dengan agenda politik, serta menghemat anggaran.

Hal itu dikemukakan oleh Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di sela-sela acara Deklarasi Dukungan dan Kebulatan Tekad PKS kepada SBY-Boediono, Jumat (5/6) di Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut Hidayat Nur Wahid, pada putaran kedua dikhawatirkan terjadi ketegangan-ketegangan sosial. Jika dikaitkan dengan anggaran, satu putaran menelan biaya tidak kurang dari Rp 4 triliun.

Menurut Hidayat, saat ini kader PKS tetap solid. Hidayat mengaku tidak menemukan informasi atau fakta bahwa ada kader PKS yang tidak melaksanakan keputusan partai.

Anonymous said...

Assalamu'alaikum

Terima kasih, ustadz, atas bayanat Pilpres 2009. Serta Piagam Koalisi PKS dengan PD.

PKS berharap Pilpres berjalan satu putaran. Dengan alasan tak terjadi ketegangan sosial dan pemborosan uang rakyat Rp. 4 trilyun.

Sekiranya Capres yang diusung PKS & Partai-partai Islam koalisi menang (insya Allah) dalam satu putaran.

Sudahkah diperhitungkan efek : orang yang bergelagat takabur akan lebih "besar kepala" ? Seakan kemenangannya lebih banyak hasil siasat & daya pikat pribadi ? Dan mengabaikan kerja keras semua unsur pendukung termasuk Partai-partai Islam ?

Sehingga dikemudian hari makin banyak lagi harapan-harapan Partai Islam koalisi yang eleminir ? Karena PIAGAM KOALISI demikian normatif ?

Semoga saja Allah memilihkan kondisi terbaik buat Partai-partai Islam dan ummat negeri ini...

Anonymous said...

Ass.

Kalau Rp. 4 trilyun harus dikeluarkan untuk membiayai da'wah : demi menurunkan kadar "ketakaburan" seseorang.

Mahal sekali ongkosnya, ya ?

Anonymous said...

Ada beberapa e-mail yang masuk setelah saya memberikan komentar terhadap berita yang dimuat dalam blog yang dirilis oleh Ustadz Mahfudz. Saya ingin menegaskan beberapa hal.

1. Sebagaimana ditulis dalam komentar saya sebelumnya, isi komentar yang saya berikan didorong oleh kecintaan saya pada gerakan dakwah.

Ada anasir hipotetik bahwa pendirian partai politik dalam sistem demokrasi tidak akan pernah berhasil mencapai tujuan dakwah hatta memberikan iklim kondusif bagi kemaslahatan dakwah. Fakta syiroh modern menunjukkan hal itu, kegagalan FIS, HAMAS, Partai Islam di Mesir, Masumi di Indonesia, dan lain-lain.

Alih-alih memberikan dukungan terhadap perekrutan kader, malah menimbulkan pencitraan negatif terhadap perjuangan Islam. "Partai Politik berlabel Islam" sekuat tenaga memberikan pencitraan positif, tapi sunatullah pula lawan-lawan Partai Politik Berlabel Islam juga sekuat tenaga memberikan stigma negatif terhadap "Partai berlabel Islam". Mana yang yang lebih efektif dalam mebentuk pencitraan...?

Mari kita lihat sedikit angka-angka, Hasil Pemilu saat ini "Partai berlabel Islam" dan Partai berbasis masa Islam mengalami penurunan suara cukup signifikan dibandingkan dua pemilu sebelumnya. Masa partai berkurang nyaris 100%, kini Partai berlabel Islam dan berbasis masa Islam hanya mengumpulkan suara kurang lebih 20% dari total Daftar Pemilih.


2. Wasilah Dakwah, tidak boleh bertentangan dengan hukum syara, atau mengambil sebagian dan meninggalkan yang lainnya. Rasullah pernah menegur seorang mukmin ketika menggunakan sebelah sendal " Pakailah dua-duanya atau lepas kedua-duanya"......

Prinsip inqilabiyyah dalam dakwah harus diteggakan
"Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyeru "sembahlah Allah dan jauhi thogut"

"Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang haq dari tuhan mereka..."

"Orang-orang yang beriman berjuang pada jalan Allah dan Orang-orang kafir mereka berjuang pada jalan thogut"....

"Sibghah Allah, dan siapakah yang lebih baik dari sbghoh Allah"....

3. Prinsip dalam Islam ketika memilih pemimpin adalah:

" Sesungguhnya wali-wali kamu hanyalah Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat dan menunaikan Zakat, mereka tunduk kepada Allah dan barangsiapa mengambil Allah , Rasulnya, dan Orang-orang yang beriman menjadi penolong-penolongnya, maka sesungguhnya hizbullah itulah yang akan menang..."

wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yang menjadikan agamamu olok-olok sebagai pemimpin"....

Seandainya saja keberadaan PKS adalah haq dan berpegangan kepada asas/wasilah dakwah, maka tentu lebih baik diam tak memberikan dukungan pada calon lain...


Mudah-mudahan menjadi wacana diskusi lebih lanjut (ngopi.yuk@gmail.com)

Anonymous said...

Assalamu'alaikum

Hai Brother...sekiranya PKS sebagai Jama'ah/Partai Da'wah ini tak memilih pemimpin, bukankah berarti tak menghormati FATWA MUI yang mengharuskan ummat memilih Pemimpin ? Apa da'wah ini masih berbekas dihati ummat, sekiranya institusi ulama tak digubris ?

Memang perlu dikritisi adagium "Al hizb huwal Jama'ah" itu. Mungkin perlu dipikirkan bahwa : "Al Hizb minal Jama'ah" ?. Karena periode 2004-2009 seluruh sumber daya dan energi da'wah lebih terfokus pada kapitalisasi suara PKS sebagai Partai Politik.

Bro...menurut hemat saya, Parpol PKS sebagai wasilah da'wah masih harus diusung. Meski prakteknya perlu diperbaiki. Pengadopsian politik praktis perlu disesuaikan kembali, sejalan dengan kaidah dan rambu da'wah. Sehingga tak terjebak praktek Partai Politik kebanyakan...

Walau tak dipungkiri banyak Anbiyaa yang berda'wah diluar lingkaran kekuasaan. Seperti Ibrahim As, Musa As, dll.

Sejarah da'wah sejak para Anbiyaa tak menafikan kekuasaan sebagai wasilah da'wah. Daud As, berhasil memegang tampuk kekuasaan, karena prestasinya dibidang teknologi metalurgi dan militer. Kemudian kekuasaannya menjadi sumber kuat terangnya cahaya da'wah.

Yusuf As yang meminta jabatan Perdana Menteri kepada Fir'aun, setelah memiliki posisi tawar yang cukup tinggi karena kepakarannya. Demi keberlangsungan da'wah dan kesejahteraan ummat manusia.

Rasul SAW yang membangun kekuasaan dari nol menjadi sebuah kekhalifahan yang kuat di Madinah Almunawarah. Setelah melalui tahapan panjang da'wah, sebagai mana yang kita mafhumi bersama...

Sejarah mencatat, bahwa para penentang da'wah berupaya sekuat tenaga melakukan pencitraan negatif kepada da'wah dan para juru da'wahnya. Namun dengan pertolongan Allah berbagai argumen sesat, tipuan sihir dan siasat bathil lainnya dapat dipatahkan.

Jejak sejarah merekam, bagaimana : Dialog logika Namrudz dikalahkan Ibrahim As, Sihir-sihir fir'aun di kalahkan Musa As. Bujuk rayu penuh siasat Pemuka kafir Quraisy tak berhasil mematahkan semangat dan ruh da'wah Nabi SAW.

Kunci keberhasilan para Juru Da'wah menghadapi serangan pencitraan negatif adalah : keistiqamahannya di jalan Allah, menjaga jarak dengan aneka kemaksiyatan dan melakukan pertaubatan sempurna. Sehingga Allah sendiri yang "melekatkan citra positif" didada manusia dan menutupi tersebarnya aib mereka.

Bro...semoga saja, para Pemimpin dan juru da'wah PKS berhasil mengasah ketajaman nalar dan intuisi, serta menyalakan pelita bashirah. Guna memotret kekurangan & kelemahan periode 2004-2009. Dan berhasil merancangkan suatu aksi pemenangan da'wah periode selanjutnya.

Bro...semoga saja hasilnya bukan penghancuran da'wah ini. Buah penyelewengan dari segelintir oknum Juru Da'wah yang terjebak dalam pengumbaran syahwat kekuasaan, harta, wanita, dan perusak lainnya.

Iya Bro... ?

Anonymous said...

Siip dah

Anonymous said...

DELAPAN ALASAN MENDUKUNG SBY- BOEDIONO

PK-Sejahtera Online: Tifatul, dalam acara deklarasi dukungan terhadap Sby-Boediono SBY-BOED di Surabaya (7/6) mengatakan dukungan pks terhadap Sby-Boediono SBY-BOED bukan pragmatis tapi sudah melalui kajian dan prosedur partai.

Ada delapan alasan PKS mendukung Sby-Boediono.

1.PKS hanya ingin koalisi dengan partai reformis. Kader-kader menolak koalisi dengan kelompok-kelompok bermental "orde baru"
SBY pro perubahan.

2. sudah banyak hasil dicapai lebih baik seperti keamanan, ekonomi, swasembada pangan, bantuan orang miskin, pemberantasan korupsi dan lainnya.

3.Pengalaman pilkada: PKS tidak ingin lagi sekadar jadi kuda tunggangan partai-partai yang tidak reformis. Di beberapa pilkada, PKS sudah berjuang habis-habisan, setelah itu ditinggal. PKS tidak ingin ditipu lagi.

4. Pengalaman koalisi 2004-2009: Pada pilpres 2004, koalisi PD, PKS, PBB dan PKPI sukses mengantarkan SBY-JK menjadi presiden. Tetapi datang partai yg tidak berkeringat bergabung minta jatah di kabinet, lalu ingin menggeser PKS dari koalisi.

5.Keputusan Majelis Syuro PKS: Koalisi dengan SBY merupakan hasil Majelis Syuro PKS ke XI. MS sebagai lembaga tertinggi partai telah memberikan legitimasi kuat untuk koalisi.

6. Aspirasi konstituen : Lebih dari 70 % ader menghendaki PKS berkoalisi dengan SBY dan PD.

7. SBY akomodatif terhadap usulan usulan solusi bangsa

8. SBY disukai dan didukung oleh rakyat: Terbukti tingginya dukungan rakyat dalam survey.

Acara berlangsung pukul 09.00 hingga tengah hari. Hadir dalam acara tersebut, Mayjen (P) Imam Utomo, korwil pemenangan SBY - Boediono Jatim, korwil Jatim-Bali PKS Ir. Sigit Susiantomo, Ketua DPW PKS JAtim, Ja'far, Suripto SH dan perwakilan partai-partai pengusung koalisi.

TIfatul bertekad mengoptimalkan mesin PKS. "Target PKS, insya Allah dapat menyumbang dua kali lipat perolehan suara pemilu legislatif lalu" Pungkasnya

Anonymous said...

Sejak Pilpres ini kami tidak bisa lagi mendefinisikan arti dakwah dalam artikulasi kata yang menempel pada PKS sebagai Partai Dakwah....
Pergeserannya semakin jauh, argumentasi PKS yang diberikan pun semakin mengada2 dan jauh dari inspirasi Alquran,,,,
Apa saja itu ??? tentunya teman2 di PKS mengerti apa yang kami maksud

Anonymous said...

Assalamu'alaikum.

Waktu Pilpres atau bukan, arti da'wah begitu sederhana : menyeru kepada jalan Allah dengan hikmah dan kesabaran...

Ketika pilihan Capres tersedia, tak Ideal. Ketika Fatwa MUI telah menggelinding. Ranah Ijtihad jadi terbuka.

Akan bijaksana, setiap pihak yang tak setuju ijtihad PKS, coba tawarkan kepada ummat, pedoman memilih dengan argumentasi yang baik dan kuat...

Eloknya, pedoman memilih Capres yang tersedia, mempertimbangkan kemaslahatan Da'wah yang berkelanjutan....

Anonymous said...

assalamu'alaikum

Hi bro emang hujjah apa yang dipakai tdk boleh golput ?

Anonymous said...

Ass.

Dear Brother... Boleh ditanya sama MUI pusat, tentang Fatwa keharusan memilih pemimpin.

Anonymous said...

Ass

Kasian dikau bro,'percaya dan taat' buta, tanpa memahaminya

Anonymous said...

Ass.

Dear bro....

Iya, nih. Memang daku benar-benar orang awam.

Daku cuma orang bodoh yang bersimpati sama perjuangan dikau, menegakkan kebenaran...

Dan simpati daku kepada penerus-penerus da'wah zaman kiwari. Baik yang sedang berkiprah diranah kekuasaan (politik) maupun yang sedang menkritisi mereka...

Dimanapun posisi dikau, semoga amal dan kejuangan dikau terakam dalam jejak sejarah da'wah menuju zaman keemasan negeri ini.

Amin, ya bro....

Anonymous said...

Orang dihina...mana da'wah mengena ?

Padi berisi...tunduklah ia kebumi

Ilmu tinggi, santun bicara sesama...senang hati, orang menerima

Anonymous said...

Assalamu'alaikum

Hi para ahli dakwah, emang nama istri SBY Kristiani Herawati ya??. Bukannya nama kristiani sering dipakai orang nasrani ya,,??

Mahfudz Siddiq said...

QS. At Takwir (81): 10-14
10.Dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka,
11. Dan apabila langit dilenyapkan,
12. Dan apabila neraka Jahim dinyalakan,
13. Dan apabila syurga didekatkan,
14. Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang Telah dikerjakannya.

Anonymous said...

"Rabbana Atina, Fiddunya hassanah.
wa fil Akhirati hassanah. Waqinaa azabban naar".

Anonymous said...

"Ya Allah, terimalah taubat mu'minin. Tutuplah catatan aib mu'minin. Maafkanlah, Ampunkanlah, karuaniakanlah rahmat-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Penolong kami..."

Anonymous said...

Assalamualaikum.
Yth. Ustadz.
Dari "Bayanat Tentang Pilpres 2009", adakah yang ingin Ustadz bukakan "catatan-catatan" dibalik bayanat itu ?
Sampai harus menyitir QS At Takwir 10-14 ?

Anonymous said...

Ass.
Nama Cat Steven bukan berarti dia orang nasrani....Tentang Ani Yudoyono, hasil penelusuran Zulkieflimansyah menyatakan bahwa dia seorang muslimah. Wallahu'alam.