Friday, February 18, 2011

Pertarungan di Setgab Makin Terbuka

Jum'at, 18 Februari 2011 | 03:22 WIB



TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertarungan di Sekretariat Gabungan Partai Koalisi tak bisa ditutup-tutupi lagi. Setelah Partai Golkar secara terbuka membangkang terhadap keputusan Setgab soal hak angket pajak, giliran Partai Keadilan Sejahtera menyatakan gerah berhimpun di Setgab Koalisi.

Ketua Fraksi PKS di DPR, Mustafa Kamal, mengatakan pengelolaan Setgab di bawah kepemimpinan Partai Demokrat tidak transparan bagi anggota Setgab lainnya. "Sangat tidak terbuka," ujar Mustafa saat dihubungi tadi malam.

Sejak awal pembentukannya, menurut Mustafa, Setgab cenderung didominasi kepentingan partai tertentu. Setgab tidak memberi ruang gerak bagi partai lainnya. "Banyak aspirasi partai lain yang tersendat," kata Mustafa tanpa menyebutkan partai mana yang dominan dan yang terpinggirkan.

Menurut Mustafa, dalam mengambil keputusan, Setgab sering tergesa-gesa. "Terlihat dadakan," kata dia. Akibatnya, banyak aspirasi partai anggota Setgab yang tak tersalurkan.

Setgab Partai Koalisi beranggotakan Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Setgab. Adapun Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menjadi Ketua Harian Setgab.

Rabu lalu, rapat dadakan berlangsung di Setgab setelah usulan hak angket pajak melaju di DPR. Setelah rapat, Sekretaris Setgab Syarief Hasan menyatakan bahwa Setgab menolak usulan hak angket. Namun pernyataan Syarief langsung dimentahkan oleh Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, yang juga menghadiri rapat Setgab. Menurut Idrus, Golkar akan terus mengusung usulan hak angket.

Sejatinya, bukan kali ini saja partai koalisi menyatakan kegerahan mereka berada di Setgab. Desember lalu, PKS dan PPP menuduh Setgab hanya menjadi ajang tawar-menawar antara Demokrat dan Golkar.

Saat itu Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengusulkan agar partai tengah bersatu dan menjajaki koalisi dengan PDI Perjuangan. Adapun Wakil Sekretaris Jenderal PPP M. Romahurmuziy menyatakan partai-partai menengah siap menggagas terbentuknya poros tengah.

Peneliti Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan suhu politik di Setgab kembali memanas akibat pertarungan antarpartai soal hak angket pajak di DPR. Adapun kelangsungan Setgab, menurut dia, bergantung pada komposisi kader partai dalam kabinet Yudhoyono bila rencana perombakan kabinet itu terjadi. "Setgab kan forum pragmatis," kata Burhanudin.

Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, mengatakan hal senada. Menurut dia, partai anggota Setgab saat ini dalam posisi saling tersandera. Keberlangsungan Setgab, kata Effendi, "Bergantung pada kompromi politik."

Adapun bekas politikus Golkar yang melompat ke Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi, mengatakan koalisi yang dibentuk Yudhoyono telah gagal. Buktinya, partai yang bergabung dalam Setgab tak pernah berhasil mengawal kebijakan pemerintah di parlemen. "Tidak ada satu pun gerakan politik yang efektif dilakukan Setgab," ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Hanura itu.

ADITYA BUDIMAN | JAYADI SUPRIADIN | SANDY INDRA PRATAMA | JJ

No comments: