Monday, December 06, 2010

Sultan Harus Lepas Identitas Politik

Keistimewaaan Yogyakarta

Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Senin, 29 November 2010 | 14:33 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengatakan tidak ada masalah jika keturunan Sultan Hamengkubuwono dari Keraton Yogyakarta langsung menjabat sebagai Gubernur DI Yogyakarta yang sah. Hanya saja, Sultan harus meninggalkan identitas politiknya.

"Enggak ada masalah. Catatan dari PKS, jika itu posisinya, maka Sultan itu harus berdiri di atas semua kepentingan, golongan, kelompok dan warga Yogyakarta, dalam arti kata, Sultan tidak boleh menjadi pimpinan atau pengurus parpol," ungkapnya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senin (29/11/2010).

Keistimewaan kepemimpinan DI Yogyakarta, lanjut Ketua Komisi I DPR RI ini, dijamin oleh UU Otonomi Daerah. Selain itu, sejumlah dokumen juga mendukung, seperti dokumen sejarah politik adanya kesepakatan kesultanan Yogyakarta saat bersatu dengan Republik Indonesia, serta tradisi dan kearifan lokal.

Dengan data-data ini, Mahfudz mengatakan tidak masalah jika Sultan otomatis menjadi gubernur. "Kan UU Otonomi Daerah memungkinkan kekhususan-kekhususan, sebagaimana DKI Jakarta, wali kota-wali kotanya kan enggak dipilih langsung (oleh rakyat) karena dia daerah khusus," katanya.

Sementara itu, menanggapi pernyataan Presiden, Mahfudz enggan berpolemik. "Ya kalau kemarin, itu urusan presiden, terserahlah mau bilang apa," tandasnya.

Yang terpenting, lanjutnya, jika rakyat Yogyakarta menginginkan hal itu dan Sultan teguh dalam prinsipnya, maka tak perlu keberatan Sultan otomatis menjadi Gubernur. Asalkan Sultan tidak terlibat dalam partai politik. Jika terlibat di ormas, seperti Nasional Demokrat, Mahfudz mempersilahkan saja. Asalkan juga Nasdem nantinya tidak bermetamorfosis menjadi partai politik.

4 comments:

Anonymous said...

Ass.
Tentang sultan, seibarat hadist nabi :
"biarkan bangsa turk, selagi mereka membiarkan mu.."

Anonymous said...

anggota dpr/dprd bikin ulah lagi. dasar bangsat+ koruptor, dah nabrak mobil istri, ngelawan polisi lagi. bubarin aja deh dpr/dprd. KAMI RAKYAT INDONESIA SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MERASA TERWAKILI DENGAN ADANYA KORUPTOR BERKEDOK WAKIL RAKYAT DPR/DPRD. dasar pengangguran semua...

Anonymous said...

Duhai Allah - Raja Penguasa Hati Manusia.
Lembutkanlah hati kami semua, sampai kami mendahulukan maaf-memaafkan. Dan menghentikan mulut kami yang mencaci-maki.

Duhai Allah - Raja Maha Perkasa.
Tahanlah kezhaliman kami terhadap diri sendiri dan sesama.

Duhai Allah - Raja Maha Pemaksa.
Cegahlah tangan-tangan ustadz kami yang mulia, dari hasrat penyalah-gunaan wewenang dan kekuasaan. Jadikanlah kami, orang yang menghormati tetangga.

Anonymous said...

YTH. USTADZ KAMI, MENTERI PERTANIAN
( TENTANG BERAS IMITASI DARI SINGKONG )

Assalamu'alaikum.

Kami dengar, Kementrian Pertanian, sedang menggarap proyek pengembangan produk beras imitasi. Terbuat dari singkong yang diolah sedemikian rupa. Sehingga bentuk butiran, tekstur dan gizinya mirip beras padi.

Kami menduga, ustadz sedang berupaya membujuk bangsa ini. Untuk merubah perilaku makan karbohidrat. Dengan men-diversifikasi makan beras ke sumber karbohidrat lainnya, terutama singkong.

Kami mengenal, singkong adalah sumber karbohidrat yang berlimpah di negeri ini. Satu hektarnya mampu menghasilkan 20-30 ton singkong. Atau setara dengan 8-12 ton beras imitasi singkong. Dibandingkan dengan produktifitas beras : 6-8 ton gabah kering sawah per hektar. Atau setara 3-4 ton beras.

Sementara biaya produksi beras Rp.3.500-4.000 per kg. Biaya beras imitasi hanya mencapai Rp. 2.250-2.500 per kg. Kondisi ini, sangat menggembirakan. Dengan demikian persoalan bagaimana mengawetkan singkong sekaligus mengatasi ketersediaan bahan pangan negeri ini, dapat teratasi.

Ustadz kami tercinta, Sungguh ini kebijakan simpatik. Semoga ini keluar dari pikiran dan bashirah hati yang diterangi oleh nur hidayah Allah, Raja Pemilik Cahaya di atas segala Cahaya.

Dan semoga, belaian kasih sayang Allah SWT, Raja Semesta Alam, terhadap bangsa ini. Berupa bencana alam terus menerus. Mampu menyadarkan bangsa ini, sehingga mengubah opini mereka tentang singkong sebagai makanan "kelas tiga". Dan menjadikan beras imitasi, sebagai panganan alternatif pengganti beras.

Selamat kepada ustadz kami, semoga Allah SWt meridhoimu.