Thursday, July 02, 2009

DPR Pertanyakan Kesahihan DPT

DPR Pertanyakan Kesahihan DPT
MI, Rabu, 01 Juli 2009 20:35 WIB
JAKARTA--MI: Sepekan menjelang pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) ternyata masih banyak pihak yang mempertanyakan kesahihan Daftar Pemilih Tetap hasil garapan Komisi Pemilihan Umum.

Misalnya saja DPR yang menyinyalir masih banyaknya persoalan menyangkut DPT pilpres. Mereka meragukan hasil pemutakhiran DPT karena masih banyaknya temuan pemilih ganda maupun pemilih yang belum terdaftar.

"Ada sejumlah temuan penting dari panitia angket DPT DPR. Bahwa ada perbedaan antara hasil cetak antara soft copy dan saat mencetak di percetakan. Bagaimana KPU bisa mempertanggungjawabkan hal ini," ujar anggota Komisi II yang juga Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq dalam rapat kerja antara Komisi II dengan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, Ketua Bawaslu Nurhidayat Sardini, dan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Rabu (1/7).

Ia mengatakan, KPU harus memperhatikan temuan-temuan dugaan manipulasi DPT di lapangan agar pelanggaran hak konstitusional terhadap pemilih tidak terulang lagi.

Anggota Komisi II DPR (FPDIP) Ganjar Pranowo juga mempertanyakan sumber data dan mekanisme KPU dalam melakukan verifikasi dan pemutakhiran DPT. Ia meragukan kesahihan DPT Pilpres karena ada lompatan jumlah pemilih yang luar biasa pada pilpres dibandingkan pemilu legislatif.

"Tolong KPU menjelaskan alur varifikasi dan alat atau metode apa yang digunakan dalam pemutakhiran DPT. Ini penting agar tidak ada kecurigaan," tukas Ganjar.

Berdasarkan data KPU, jumlah DPT pada pemilu legislatif yakni sebesar 171.265.442 sedangkan DPT pada pilpres yakni sebesar 176.395.015. Ada tambahan sebesar 5.128.573 pemilih dalam pilpres.

Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary menjelaskan, penambahan jumlah pemilih pada DPT pilpres sudah rasional. Angka tersebut berasal diantaranya dari pemilih pemula yang bertambah dibandingkan dengan pemilu legiskatif, TNI/Polri yang sudah pensiun, rakyat Indonesia dari luar negeri yang kembali ke Tanah Air karena PHK maupun karena habis masa kontraknya di luar negeri. Selain itu yakni pemilih yang memang belum terdaftar dalam pemilu legislatif.

"Angka ini rasional. Dan memang itulah yang bisa diupayakan oleh KPU. Kami memandang bahwa persoalan DPT ini sangat krusial oleh karenanya kita beri perhatian lebih. Bahkan, 90 persen anggaran telah kami alokasikan untuk perbaikan DPT," tutur Hafiz.

Ia mengatakan, dibandingkan pemilu 2004, mekanisme pendataan pemilih pada pemilu 2009 ini jauh lebih baik. Hafiz mencontohkan, pada 2004, jumlah penduduk Indonesia sebesar 214 juta dimana jumlah pemilih yakni 148 juta. Artinya, ada 66 juta masyarakat Indonesia yang tidak memilih.

Sementara pada 2009, jumlah penduduk Indonesia per Oktober 2008 berdasarkan data Departemen Dalam Negeri sebesar 232 juta jiwa. Jumlah pemilih yang terangkum dalam DPT pada pemilu legislatif lalu yakni mencapai 171 juta. "Jadi ada selisih 61 juta jiwa yang tidak memilih, termasuk anak berusia di bawah umur dan TNI/Polri. Padahal, semestinya angka kelahiran senantiasa bertambah maka seharusnya angka penduduk yang tidak memilih bertambah. Tapi nyatanya justru berkurang, bisa disimpulkan bahwa ada perbaikan dalam penyusunan pemilih ini," terang Hafiz. (MP/OL-03)

2 comments:

Anonymous said...

HIDAYAT: CAPRES NEGARAWAN DUKUNG PILPRES SESUAI JADWAL
www.pk-sejahtera.org, senin 06/07/09

"...Mengenai penggunaan KTP dalam Pilpres, Hidayat tidak sependapat. Hidayat khawatir malah akan menimbulkan banyak masalah baru, misalnya KTP ganda.

"Saya rasa jangan menambah problematika baru, masih banyak KTP ganda. Dulu saja bisa membuat KTP dua jam jadi," kata Hidayat.

Hidayat khawatir penggunaan KTP malah memicu saling curiga antarcapres. "Menimbulkan persoalan baru, kalau misalnya yang menang Mega atau JK jadi ada pertanyaan kok bisa menang, jangan-jangan karena KTP," beber dia...".

*comment:
Ass, ustadz HNW. Apa ustadz yakin bahwa, dilapangan memang tak terjadi Pemilih yang tak terdaftar dalam jumlah besar ?

Atawa hati ustadz sedang menjauhi rasa keadilan. Lantaran isu ini akan merugikan SBY ?

Atawa ustadz ingin mengatakan : Keputusan MK hari ini ( senin 6/7/09, sore) tak memberi manfaat bagi rakyat Pemilih ?

"Allahummaghfir lil mu'minin.."

Anonymous said...

HIDAYAT: WACANA PENUNDAAN PILPRES HARUS DIKOREKSI
www.pk-sejahtera.org, senin 06/07/09

"...Namun demikian, Hidayat juga berharap pihak yang mengeluhkan DPT tidak memprotes tanpa fakta yang jelas supaya terhindar dari spekulasi miring terhadap DPT Pilpres.

"Tuntutan berbasis fakta-fakta, jangan politis semata. Jangan sampai DPT dinilai rekayasa pihak tertentu untuk menguntungkan pihak tertentu," kata politisi PKS ini.

*Comment:
Ass. ustadz HNW. Mereka ingin melakukan konfirmasi updating data DPT KPU jauh-jauh hari. Tapi kabarnya KPU tak mengizinkan membuka DPT. Baru tadi malam (H -2)KPU memberikan.

Ustadz, kira-kira kepentingan KPU menyembunyikan DPT apa ya...?

Apa lantaran tak merugikan mitra Koalisi, ustadz dan PKS tak kuat niat mendorong KPU untuk transparan dan jujur...?

Apa misi da'wah tak menganjurkan transparansi & kejujuran dalam urusan bangsa ?....hmm...